Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Tawaran Gila Suamiku
"Jadi kalian sudah tau selama ini Alina merebut kekasih ku! sungguh kalian keluarga yang kejam!" pekik Sahira dengan nafas memburu.
Dia tidak menyangka orang tuanya sangat tega kepadanya, bisa bisanya orang tuanya mendukung sang adik merebut kekasihnya.
"SAHIRA.... Turunkan nada bicara mu! tidak sopan sekali kau bicara seperti itu kepada orang tuamu! " marah pak Bram, menatap tajam Sahira.
"Apa salah ku sama kalian, kenapa kalian sangat jahat kepada ku, aku sangsi klau aku adalah anak kalian" Sahira menatap kecewa dan luka kepada orang tuanya itu
"Ngomong apa kamu Sahira! tentu saja kamu ini anak kami." sela sang mama.
"Klau aku memang anak kalian, kenapa kalian biarkan Alina merebut kekasih ku, kenapa kalian selalu membedakan ku dengan Alina, apa apa selalu Alina, aku selalu di suruh mengalah kepada Alina, tanpa kalian perduli perasaanku." pekik Sahira.
"Sahira, wajar saja kau sebagai kakak harus mengalah dengan adik mu, karena kau lebih besar dari Alina, Dan satu lagi, hati tidak bisa di paksakan Sahira, Bima memilih adik mu, kenapa kau marah." ujar sang mama tanpa perasaan.
Deg...
Nyeri sekali hati Sahira mendengar penuturan sang mama, yang bicara tanpa beban.
Sahira menatap wajah Bima yang duduk tenang memegang mesra tangan Alina.
"Maaf Sahira, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita karena aku memilih Alina, dari awal memang aku menyukai Alina." ujar Bima tanpa perasaan, ucapan Bima itu membuat hati Sahira bagai di tusuk sembilu.
"Klau kau menyukai Alina, kenapa kau mendekati ku dan kenapa kau menembak ku dan apa arti hubungan kita selama ini? " tanya Sahira, walau hatinya akan sakit mendengar jawaban dari Bima itu, tapi dia sangat penasaran atas jawaban Bima.
"Aku mendekatimu karena waktu itu Alina masih mempunyai kekasih, mau tidak mau aku mendekati mu dan satu lagi aku hanya ingin memanfaatkan kamu dalam pelajaran, karena kau pintar aku membutuhkan kau untuk mengerjakan tugas tugasku." enteng Bima.
"Dasar laki laki keparat, bajingan! " pekik Sahira ingin mencakar Bima, namun di halangi oleh abangnya.
Dug.....
"Apa apaan kau Sahira, tidak tau etika, pantas kau tidak di sukai sama orang, kelakuan kau seperti ini! " decih sang abang, Rega mendorong Sahira, saking kasarnya Rega mendorong tubuh Sahira, Sahira sampai terduduk di lantai.
"Sudahlah Sahira, tidak usah banyak drama, lupakan Bima, karena sebentar lagi adikmu dan Bima akan menikah, kau jangan sampai merusak acara bahagia mereka." seru pak Bram.
Sahira tak mampu lagi menjawab kata kata papanya itu, sungguh hatinya sangat sakit mendapat perlakuan tak adil dari keluarganya.
"Pergilah kekamar mu! jangan mengganggu acara di sini." usir sang abang.
Tanpa banyak kata, Sahira memilih pergi dari ruangan tamu itu, dan masuk ke kamarnya yang sangat jauh berbeda dengan kamar tidur Alina pastinya.
Kamar yang hanya berisi tempat tidur kecil yang sudah tidak empuk lagi dan lemari kecil untuk menyimpan bajunya yang tidak seberapa.
Sahira menangis di tanpa suara di dalam kamarnya, tak ada kata yang keluar dari mulutnya, hati gadis cantik itu sangat terluka, dari dulu dia selalu di beda bedakan dari sang adik, semua kasih orang di rumah ini hanya tertuju kepada Alina.
Orang mungkin berfikir Sahira sangat beruntung terlahir dari keluarga kaya raya, memiliki segalanya, namun pikiran itu sangat salah, Sahira selalu mengalah kepada sang adik, di kala abang dan adiknya menaiki mobil mewah, Sahira hanya di kasih sepeda motor, saat abang dan adiknya di limpahkan kasih sayang dan perhatian, dia di abaikan, bahkan hanya bisa menatap iri saat melihat keluarganya sedang bercanda gurau.