Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Married By Accident
Pagi menjelang siang.
Di sebuah lapangan tenis dan badminton yang merupakan fasilitas umum bagi warga kompleks perumahan elit di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Nampak seorang pemuda tengah di kelilingi oleh tiga orang yang berdiri angkuh di sekitarnya. Pemuda itu berpakaian security dan dia baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya, sebagai security di kompleks perumahan elit itu.
Hal ini tak lain karena dia ingin pergi sejauh mungkin dari kompleks itu. Kompleks dimana 'mantan kekasihnya' tinggal.
Baru saja semalam dia 'memutuskan' hubungan kasihnya dengan 'Resti', dan mengembalikan amplop coklat tebal yang diberikan ayahnya beberapa hari lalu.
Ya, Resti adalah putri jelita seorang pengusaha garment yang sukses di bilangan kota Jakarta.
Sungguh, menjalin hubungan kasih dengan Resti sama sekali bukan inisiatif Bara. Tapi berawal dari perkenalan mereka di posko masuk area kompleks, yang berlanjut pada rasa saling suka pada kepribadian masing-masing.
Sejak munculnya rasa suka itulah, Bara berusaha menghindar dan 'membunuh' rasa sukanya pada Resti. Namun sebaliknya, Resti malah semakin intens dan agresif mendekati dirinya.
Hingga terjadilah 'ikrar saling mencintai' di antara mereka, saat Resti berhasil memaksanya mengakui rasa cintanya pada Resti. Jadilah mereka menjalin kasih selama satu setengah tahun lamanya.
Keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Resti sebenarnya sudah tertanam sejak lama di hati Bara, berangkat dari kesadaran dirinya yang 'mengakui' betapa jauh kesenjangan dirinya dengan Resti.
Dari sisi status..? Apa yang bisa di banggakannya, yang hanya berprofesi sebagai security kompleks..?!
Dari sisi penghasilan..? Berapa sih gaji seorang security yang hanya sebatas memenuhi UMR saja..! Bahkan bagi Resti mungkin itu hanya uang jajannya satu-dua hari.
Dari sisi pendidikkan..? Dia hanyalah lulusan STM, yang kebetulan punya kelebihan di bidang bela diri ajaran sang kakek.
Dari sisi tempat tinggal..? Dia hanya tinggal di sebuah kontrakkan satu petak, itu pun kadang dia nunggak sewa.
Dari sisi kendaraan..? Apalah yang bisa di banggakan, jika dia hanya mengendarai motor Win 100 keluaran tahun 'jebot' yang sudah usang.
Dan berbagai pertimbangan lain di benak pemuda gagah ini. Namun yang membuatnya benar-benar 'bergerak' memutuskan hubungannya dengan Resti, sebenarnya adalah kedatangan ayah Resti ke posko security beberapa hari yang lalu.
Tidak hanya marah-marah dan memaki dirinya tak tahu diri, bahkan Rudi Handoko juga mengancam akan mengeluarkannya dari pekerjaan sebagai security di kompleks itu.
Dan itu bukan bualan belaka, karena koneksi ayah kekasihnya ini memang sangatlah luas. Dan kata-kata terakhir dari Rudilah yang dirasanya sangat 'menjatuhkan' martabat diri Bara ke level terendah.
"Kau harusnya sadar diri, jika hanya ingin 'numpang hidup' padaku lewat putriku maka katakan saja berapa hargamu..?!
Dan jika kau masih bermimpi untuk menikah dengan Resti, maka ketahuilah Resti sudah bertunangan sejak kecil dengan Donald, putra dari relasiku di Bandung.
Jadi..! Berhentilah bermimpi dan menjauhlah dari putriku..! Atau kau akan menyesal telah lahir di dunia ini..!" Bragh..! Rudi menggebrak meja dengan sebuah amplop tebal setelah berkata-kata, lalu pergi begitu saja meninggalkannya yang terdiam di kursi posko.
Dua orang rekan securitynya yang juga berada di posko itu, Didik dan Eko hanya bisa menatap prihatin atas nasib yang menimpa rekan mereka ini. Demikianlah kata-kata dan sikap Rudi ayah kekasihnya beberapa hari lalu.
Donald baru saja mengunjungi rumah tunangannya, dan mendapati muka masam serta penolakkan dari Resti atas ajakkan-ajakkannya untuk berjalan-jalan.
Dan kesalahan terbesar Resti adalah mengatakan 'identitas' kekasihnya pada Donald. Dalam kegalauan dan rasa sedih akibat putusnya dia dengan kekasihnya, kata-katanya menjadi tak terkendali.
Maka saat dengan nada arogan Donald berkata,
"Resti sayang, kurang apa aku padamu? Kau minta apapun pasti akan kuberikan. Rumah mewah..? Mobil..? Perusahaan atas namamu..? Tinggal sebutkan saja keinginanmu Resti, maka kau akan tahu hanya aku yang mengerti kamu."
Spontan Resti naik tensi mendengarnya,
"Donald..! Seujung kuku pun aku tak pernah menilai orang dari kekayaan atau statusnya..! Dan kau hanyalah seekor 'kutu', bila dibandingkan dengan kekasihku Mas 'Bara Satria'..!" Brakk..! Resti berseru keras pada Donald, lalu masuk dan membanting keras pintu kamarnya.
Karuan Donald pun 'naik tensi'nya ke level planet 'jupiter', dia segera beranjak dari depan kamar Resti menuju ruang tengah. Status ayahnya yang merupakan penyuplai produk ke perusahaan ayah Resti, membuatnya di bebaskan untuk bebas hilir mudik di rumah Resti. Karena ayahnya adalah bos bagi ayah Resti.
Dilihatnya Sofia, ibu Resti yang sedang asyik memposting gambar produk-produk barunya ke lingkaran grup para pelanggannya. Donald pun menghampiri Sofia,
"Maaf tante Sofia, Donald boleh tanya sesuatu sama Tante..?"
"Ohh, Donald. Tanyakan saja langsung, seperti pada siapa saja," sahut Sofia.
"Apakah Tante mengenal 'Bara Satria'..?" tanya Donald penasaran.
"Maksudmu Bara Satria petugas security di posko pintu masuk kompleks ini..? Tenang Donald, pemuda itu sudah tak ada hubungan lagi dengan Resti. Dan sebentar lagi dia akan dipecat oleh yayasannya," sahut Sofia menenangkan, dia terkejut mendengar Donald menyebut nama itu.
"Baiklah Tante Sofia, terimakasih," Donald berkata tersenyum, namun hatinya panas luar biasa pada pemuda bernama 'Bara Satria'.
'Brengsek si Resti, aku dikatakan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan seorang security kompleks..! Kurang ajar..! Akan kuhabisi pemuda kere itu..!' batin Donld murka.
Donald segera mengajak kedua pengawal setianya yang menunggu di teras.