Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Married By Accident
Max menatap seorang gadis berperawakan kecil, pendek dan sedikit gembil.
“Apa liat-liat, mau? Beli sendiri ....” Cyra. Ya, dia gadis kecil yang sedang memakan es krim, dan meledek Max karena tatapannya itu.
‘Cara menjilat es krimnya lumayan. Bisa jadi handal,' batin Max.
“Berapa harganya?” tanya Max kepada seorang perempuan dewasa yang seksi.
“Untukmu murah saja Tuan.”
Max melengkungkan alisnya, membentuk sebuah pertanyaan. Melly si perempuan seksi itu pun melanjutkan ucapannya, “1 M. No minus, no lecet, kelebihan dia cantik, keturunan Rusia, dan jangan ditanyakan soal virgin. Dia masih segel. Dari umurnya sudah tentu terlihat bukan.”
“Berapa umurnya?” tanya Max.
“15 tahun.”
Max manggut-manggut dengan memegang janggutnya. “Apa tidak bisa ditawar? Dia masih sangat kecil, jangan kau sama ratakan dengan gadis dewasa yang biasa aku beli.”
Melly menghela nafasnya, merasa jengah. “Dari anak-anakku yang lain, dia yang paling menarik Tuan. Kecantikan tubuhnya pun bisa kau lihat.”
Cyra masih asik menghabiskan es krimnya. Gadis ini sengaja diberi makanan manis yang meleleh itu di depan klien satu ini, agar dapat menunjukkan skill yang di miliki olehnya. Sementara gadis kecil itu sendiri tidak tahu apa-apa.
“Tapi dia tidak langsung bisa dipakai.”
“Kau bisa asuh beberapa tahun dulu. Setelah itu kau bisa over dia ke mana saja. Cyra ini blasteran Rusia dari ayahnya, sementara ibunya adalah keponakanku. Bagaimana? Masih banyak klienku yang mengantri membelinya. Limited edition, aku bisa jual lebih mahal dengan orang lain.”
Jahat bukan? Perempuan ini menjual sepupunya sendiri, dengan harga yang tak sebanding. Bahkan sebuah harga diri tentu tidak bisa dihargai dengan uang. Polosnya anak kecil itu mau saja mengikuti tantenya, karena kedua orangtuanya telah tiada, dan orangtuanya telah salah menitipkan anaknya kepada seorang joki.
“Baiklah aku ambil dia, tapi tidak akan mungkin tidak ada minusnya.”
“Ya ya, minusnya dia berisik, suka jajan, dan yang paling rendah atitudenya.”
“No problem, masih bisa di revisi,” balas Max lalu menyodorkan sebuah cek kepada perempuan itu.
Melly tersenyum penuh kemenangan, dia mencium selembar kertas itu. Kemudian, ia menghampiri Cyra yang masih asik memakan es krim, bahkan sudah hitungan ke tiga gadis itu menghabiskannya.
“Cyra kamu ikut Om itu. Jangan banyak tanya, nanti kamu dijajanin apa saja sama dia,” rayunya.
“Gak!” Dengan acuh gadis itu menolak mentah-mentah.
“Cyra!”
“Gak mau Tante ... maunya es krim lagi. Liat sudah habis ....”
“Astaga ... sudah nanti kau akan memakan es krim yang lebih besar dan awet.”
Max menahan senyumnya. ‘Perempuan gila,' batinnya.
“Es krim apaan itu?”
“Sudah nanti kau tahu sendiri!” Melly menatap Max, memberikan sebuah kode untuk segera membawa gadis itu.
“Ikut denganku, setelah ini kita ke mall. Mau?” ucap Max berjongkok menatap Cyra.
“Lo siapa?” Begitu enteng kata itu lolos dari mulut gadis puber ini.
“Cyra!” bentak Melly. Sebenarnya ini yang diharapkan oleh perempuan itu, agar Cyra segera laku karena dia sendiri pun pusing akan tingkah dan kelakuan sepupu kecilnya itu.
Sewaktu kecil Cyra memang lebih aktif dengan dunia luar, bahkan teman-temannya lelaki semua. Sedari kecil mental anak itu memang sudah rusak semenjak keretakan hubungan orangtuanya. Mungkin karena itulah yang membuat Cyra tak pernah mendapatkan pendidikan yang bagus dari mereka.
Beberapa bulan silam dia menjadi yatim piatu, karena ayah dan ibunya saling membunuh hingga tewas bersama, sebab konflik rumah tangga. Melly lah orang pertama yang maju paling depan untuk mengasuhnya di antara banyaknya saudara lainnya yang ingin merawat Cyra.
“Tante ... Tante ... Cyra gak mau ....” Melly tersenyum kala Max menggendong paksa gadis itu.
****
Deon Aksa. Sebut saja pria terkejam sejagat raya, sang pencipta mafia pemberantas.
Profesinya bukan hanya sebagai pemimpin tertinggi, akan tetapi dia juga penakluk raksasa bisnis.