Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Tok ... Tok ... Tok ....
Ada yang mengetuk pintu rumah Alana, ia yang sedang menyusui bayinya, meninggalkan bayinya sejenak untuk membukakan pintu. Ia letakkan bayi mungil itu diatas kasurnya.
"Benar ini rumah Bapak Vicky?" Tanya pria bertubuh tinggi besar yang berada di hadapannya.
Alana memandang orang tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia belum pernah bertemu dengan orang yang di hadapannya ini, "iya, benar. Bapak siapa?"
"Kedatangan saya kesini, saya ingin meminta uang saya kembali sebanyak tujuh ratus juta!"
Mata Alana terbelalak, Alana Nefertari sebagai seorang istri dari Vicky Xavier tidak tahu menahu kalau suaminya meminjam uang sebanyak itu.
"Sepuluh juta? Itu uang apa?" Tanya Alana.
"Katanya untuk Investasi. Tapi mana hasilnya? Sampai saat ini tidak ada hasilnya yang dia bagikan pada saya."
Alana berpikir, ia belum pernah mendengar suaminya berbisnis apapun, selama ini Vicky hanya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang properti, berangkat di pagi hari, lalu pulang pada sore harinya, tapi sekarang ini Vicky memang sering pulang larut malam, kadang kalau esoknya ia tidak bekerja, ia juga sering pulang pagi dalam keadaan mabuk. Yang Alana tahu, suaminya itu sering berkunjung ke tempat-tempat hiburan malam bersama teman-temannya. Tak pernah telinga Alana mendengar bahwa suaminya itu berbisnis.
Alana memang jarang berkomunikasi dengan suaminya itu, karena Vicky seorang laki-laki tempramental, jika Alana banyak bertanya, ia pasti membentaknya. Apalagi semenjak hadirnya bayi perempuan yang lucu ditengah-tengah mereka, Alana semakin sibuk mengurus anaknya, ia tidak memperdulikan suaminya itu.
Dari dalam terdengar suara tangis bayi Alana yang bernama Andrea yang masih berusia dua minggu itu, ia izin masuk ke dalam untuk kembali menyusui Andrea, namun ia juga tidak mempersilahkan pria itu untuk masuk karena ia hanya berdua dengan Andrea di rumah, sedangkan Vicky sedang bekerja.
Alana tidak berani mengajak masuk sembarang orang ke dalam rumahnya, ia takut karena saat ini banyak sekali orang-orang yang jahat.
Sambil menyusui, Alana mencoba menghubungi suaminya, panggilan pertama tidak di jawab, panggilan keduapun sama, hingga panggilan ketiga tidak juga diangkat oleh Vicky.
"Oweekkk ... Oweekkk ..."
Andrea masih terus menangis, Alana mencoba menggendongnya sambil berdiri. Ia menimang-nimang bayi mungilnya itu. Sudah lumayan lama ia meninggalkan tamu yang mencari suaminya tersebut diluar. 'Semoga orang itu sudah pergi.' Batin Alana.
Alana mencoba membuka gorden jendela kamarnya, lalu ia memandang keluar, ternyata laki-laki bertubuh tinggi besar itu masih ada, ia belum sedikitpun beranjak. Alana masih berdiam diri di dalam kamarnya. Ia merasa ketakutan.