Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pasangan Open BO

Pasangan Open BO

Taqin

5.0
Komentar
384
Penayangan
2
Bab

Seorang laki-laki bisa saja sukses dalam karir dan mendapat banyak uang dan jabatan tinggi. Sekaligus menjadi pengecut dalam urusan percintaan dalam waktu bersamaan. Aneh bukan? Namun ini sangat mungkin terjadi. Basuki. Tanpa sengaja menemukan layanan sewa pasangan untuk kegiatan pribadi. Salah satunya, adalah untuk membalas perlakuan buruk. Kedua, karena memang dia pengecut masalah hati.

Bab 1 Bukan Cinta yang Tulus

Pintu rumah terbuka tanpa ada suara orang mengetuk terlebih dulu. Saat mataku melihat, ternyata Bela, pacarku datang ke kontrakan lagi. Perempuan cantik yang akhirnya menghapus status lajang di hidupku setelah 29 tahun. Dia cantik. perempuan yang sangat cantik. Bahkan rekan-rekanku terdekat tidak percaya jika Bela adalah pacarku. Namun aku percaya, Tuhan memang menyiapkan Bela untuk menjadi milikku suatu saat nanti.

"Halo sayang," ucapanku terdengar kaku, sedikit bimbang, sambil tanganku melambai ke arahnya. Meski sebenarnya aku masih merasa malu berada di sisinya karena dari dulu paling tidak bisa berurusan dengan perempuan.

Dia semakin dekat. Langkahnya terlihat seksi dengan perpaduan pakaian yang ketat dan tipis. Apalagi kulitnya terliat begitu mulus dengan bentuk tubuh yang sering membuatku kehilangan akal.

"Sayang. Minta uang buat jalan. Nanti aku mau ke acara teman aku. Kamu tahu, dia sekarang lagi ulang tahun dan mengadakan acara yang meriah gitu. Aku maunya ngasih dia hadiah yang mahal untuk merayakannya."

"Bukankah kemarin sudah aku kasih satu juta sa-"

"Tapi acara kali ini spesial banget yang! benar-benar teman aku dekat. Masak aku enggak bisa datang ke acaranya hanya karena ga ada uang. Kamu kan ada banyak! Masak aku harus minta uang ke temen aku yang lain? Kan enggak mungkin. Pacarku kan kamu."

Jantungku berdegup dengan cepat. Aroma parfum yang wangi menguasai hidung dan pikiranku karena Bela duduk sangat dekat. Sisi tubuhnya menempel padaku. Semakin membuat pikiranku tidak terkendali.

Ah ..., beginilah rasanya punya pacar. Meski hubungan kami masih satu bulan. Akhirnya da orang yang bisa aku ajak berpegangan tangan dan duduk bareng seperti ini. Apalagi tubuhnya sangat bagus. Membayangkan bisa melakukan sesuatu pada Bela-

"Sayang! Hei, sayang!" Bela memotong pikiranku. "Malah bengong aja. Mana uangnya." Tangannya menengadah, tepat di depan tubuhku.

"Iya-iya-iya! Sebentar, aku ambilkan dompetku. Di mana tadi dompetku. Sebantar, anu, ini dia," tanganku meraih saku celana.

"Enggak sayang. Jangan pakai uang kamu itu," balas Bela.

"Heh?"

"Mana, ponsel?"

"Ponsel?" aku menatap ponsel di atas meja memberi isyarat.

"Ini, ambil. Langsung transfer pakai ini aja ke rekeningku. Lima juta ya."

"He? Lima juta-"

"Ayolah sayang. Kenapa kamu menjadi pelit. Kamu harus menjadi lelaki yang bertanggung jawab dong."

"Eh. Bertanggung jawab? Kita kan belum melakukan apa-apa-"

Tiba-tiba Bela menciumku! Mulut kamu saling bergesekan selama satu detik! Jantungku meningkatkan ritmenya semakin cepat.

"Cepat! Aku tunggu," kata Bela.

Tidak butuh waktu lama untukku mengirimkan uang ke rekening miliknya. Lalu dia pergi meninggalkan kontrakan dan tak terlihat lagi setelah melewati pintu depan. Rumah ini kembali sepi.

Saat itu aku tersadar lagi kalau Bela selalu meminta uang kepadaku. Sering datang ke sini hanya untuk meminta uang saja. Tapi Bela adalah perempuan cantik yang memiliki tubuh montok yang sudah menjadi pacarku.

Tapi juga Bela sangat jarang bisa diajak keluar rumah. Selama satu bulan ini bahkan dia hanya bisa aku ajak keluar satu kali. Selain itu, dia yang datang ke kontrakan milikku. Tapi sangat jarang datang kalau aku yang meminta. Apalagi saat aku ajak ke rumah mengenalkan dengan orang tua. Dia selalu menolaknya.

Yah. Tidak apa-apa. Mungkin memang seperti inilah orang pacaran. Masih terlalu awal bagi kami untuk saling mengenalkan keluarga satu sama lain. Namun kami sudah berusaha untuk saling membantu.

Ini hanya permulaan-hanya permulaan saja. tapi sudah sebuah langkah yang bagus untuk hubungan berikutnya. Apalagi Bela sudah terbisas keluar masuk ke kontrakanku di sini. Kami juga seudah beberapa kali berpegangan tangan. Kulitnya sangat lembut. Bahkan beberapa kali aku bisa menyentuh tubuhnya saat kami duduk di bangku yang sama.

Ciuman! Ya! Dia barusaja memberiku ciuman! Mungkin nanti suatu saat kami bisa berciuman lagi lebih lama dan menghabiskan waktu bersama di kontrakan ini. Apalagi tubuhnya begitu seksi dan berbentuk. Aw! Tidak kuat! Kenapa adikku tiba-tiba berdiri! Pasti kamu ingin membayangkan Bela dengan keadaan telanjang di sini. Lalu kami melakukan kegiatan itu bersama-sama di kamar! Aaah!

Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel saat aku memikirkan tentang pacar pertamaku.

Bela: kita putus, Bas!"

Hei! Hei! Hei! Apa yang terjadi?! Kenapa Bela mengatakan ini? Aku langsung meneleponnya.

Tidak diangkat! Bagaimana ini?! Kenapa tidak diangkat! Aku menelepon berulang-ulang. Namun tidak diangkat terus.

Tapi akhirnya Bela datang ke kontrakan lagi. Ia memasuki rumah dari pintu depan seperti tadi. Kali ini ....

"Kenapa kamu mengatakan ini sayang?!"

"Kita putus!"

"Hei, apa maksudmu? Juga, siapa lelaki di dekatmu? Kenapa kamu berdiri sangat dekat bahkan memegang tangan kanannya seperti itu?" buah dadanya terlihat menempel dan membuatku semakin geram.

"Oh. Jadi ini orang yang menggangu kamu selama sebulan ini! Siapa namamu?" lelaki itu bertanya ke arahku.

"Tunggu Bela! Apa yang sedang terjadi? Kamu sedang bercanda kan?"

"Mulai sekarang jangan ganggu Bela. Karena dia adalah pacarku! Dia tidak pantas berada di dekatmu!" kata lelaki itu.

"Kita putus! Jangan pernah menghubungiku lagi!"

"Tapi sayang ...-"

Lelaki itu mencengkeram bajuku. Tangannya bergerak dengan kasar disertai mata yang melotot. "Kalian putus! Titik! Jangan buat alasan denganku!" pekik lelaki itu.

Dan mereka pergi begitu saja meninggalkan aku yang kebingungan. Pikiranku kacau. Bela yang berharga bagiku dengan mudahnya memutuskan hubungan kami. Apalagi dia datang ke tempat ini dengan seorang laki-laki lain.

Bagaimana ini! Pacar pertamaku kenapa seperti ini! Ya ampun! Sialan! Dasar wanita cuma cari uang! Sial-sial-sial-sial! Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah bisa mencintai orang sepertiku! Semua wanita hanya bersandiwara dengan dalih cinta! Bahkan aku yakin tidak ada cinta!

Hari itu hidupku kacau. Masalah yang telah lama terpecahkan akhirnya menjadi masalah lagi. Aku hanya pacaran dengan bela satu bulan! Lalu putus lagi! Bagimana ini! Ah. Ampun. Entahlah. Takdir memang sangat buruk.

Aku merenung. Tidak kuat melakukan apa-apa lagi. Orang-orang kanto yang menghubungi aku abaikan. Tidak ada tenaga lagi untuk berurusan dengan orang lain. kejam. Hidup ini kejam.

Hingga tanpa sengaja saat aku membuka-buka media sosial di ponsel. Terlihat sebuah info yang cukup menarik perhatian. Setidaknya ini adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang sama-sama untung. Bukan memperdaya lelaki seperti yang dilakukan Bela sialan itu kepadaku.

Jasa sewa pasangan.

Berhubungan dengan perempuan tanpa ada rasa cinta sedikitpun. Mungkin aku harus mencobanya daripada ditipu perempuan lagi. Terlebih saat aku lihat-lihat perempuan yang ada di sini juga cantik-cantik.

"Klik"

[Pesanan anda telah diterima. Silahkan datang di lokasi pada jam yang tepat. Terima kasih]

Ya ampun! Apa yang aku lakukan? Kenapa aku memilih perempuan dan langsung menyewanya? Hah?! Kenapa? Tidak-tidak! Hubungan seperti ini tidak baik. Tidak mungkin aku bisa berhubungan dengan perempuan.

Duh! Tapi sudah terlanjur dan erempuan yang aku pilih begit cantik.

Abaikan?

Lanjutkan?

Tunggu! Ini hanya hubungan bohongan. Seharusnya tidak apa-apa bukan? Toh kami hanya berjalan bersama-sama saja ke beberapa tempat seperti orang pacaran?

Hari itu aku terlelap setelah mengeluarkan semua emosiku. Lalu setelah berganti hari. Aku bingung untuk melakukan apa. Keputusanku selanjutnya adlah membunuh waktu dengan datang ke lokasi pertemuan pasangan sewaan yang telah aku pesan.

Meski sebenarnya aku tidak yakin dengan kegiatan ini. Namun di lokasi itu terlihat seorang perempuan yang kelihatannya menungguku. Dia melambaikan tangan dan menampilkan senyumannya yang hangat.

"Halo! Kamu Basuki kan namanya? Sesuai dengan deskripsi penampilan yang diberikan aplikasi. Perkenalkan. Aku Lina. Akan menemanimu dua jam ke depan."

Aku tertegun. Seorang perempuan yang benar-benar cantik menyapaku dengan hangat.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku