/0/13501/coverorgin.jpg?v=1a1199ebd16f44b6ec106fc74bf349fc&imageMogr2/format/webp)
"Tidak! Pokoknya aku tidak mau!" Aku membanting pintu kamarku dengan rasa kesal yang sudah membuncah. Aku masih remaja-baru saja memasuki semester satu dalam sebuah Universitas. Tentu saja bukan salahku, jika saat ini rasa marah serta tak terima-tersebab oleh keputusan yang diambil orangtuaku secara sepihak tersebut.
"Biarkan saja dia! Lamaran tidak akan ditolak dengan alasan apa pun!"
"Keluarga kita berhutang budi yang sangat banyak kepada keluarga Sanjaya. Lagipula, masa depannya akan terjamin karena anaknya nanti akan menjadi pewaris!" Demikian ucap papaku yang sekilas masih terdengar samar-samar olehku.
“Tapi, Pa … I-itu mayat,” ucap mama membelaku.
"Tidak ada penolakan, TITIK!” seru papaku kemudian terdengar langkahnya yang berlalu pergi dengan tergesa-gesa.
Kedatangannya ke rumah kecil itu hanya untuk menyampaikan kabar yang baru saja diterimanya.
Aku membenamkan wajahku ke bantal kesayanganku. Menangis sejadi-jadinya.
"Mengapa mereka begitu tega dan memaksa anak gadis satu-satunya menikah dengan jenazah?"
Ya, mayat. Adakah hal yang lebih tidak masuk akal daripada ini? Aku yang masih gadis remaja, lulus kuliah saja belum. Masih 2 tahun lagi, umurku baru menginjak 19 tahun. Aku juga masih ingin melanjutkan kuliahku, mencari pekerjaan dan bertemu banyak orang. Mungkin juga bertemu pasangan hidup nanti yang mana kami akan saling mencintai dan saling menjaga hati sampai akhir hayat.
Huuh! Memakai alasan balas budi! Bila dijodohkan dengan laki – laki yang masih hidup pun aku masih mau memilih–milih. Ini kok dengan mayat? Hilang kemanakah akal budi mereka semua?
Dengan marah kulempar semua bantalku ke lantai.
"Papa dan Mama kejam. Papa dan Mama tidak adil! Mau jadi apa masa depanku bila menikah dengan mayat!" seruku dalam tangisan yang keras sambil memukul–mukul tempat tidurku.
Dua orang pewaris utama keluarga Sanjaya meninggal akibat kecelakaan-Mr. Andrew Sanjaya dan anaknya Zacky Sanjaya. Keberadaan pewaris berikutnya hanya bisa jatuh kepada anak yang sedarah atau kepada anak saudara yang masih dalam satu generasi.
Tentunya mereka tidak akan menyerahkan begitu saja perusahaan Techno Zypro Holdings Ltd. kepada Mr. Johan Sanjaya-adik kandung lain ibu dari mendiang Mr. Andrew Sanjaya-pemegang saham utama. Beberapa ide dan taktik pun mereka rumuskan.
Aku akan dinikahkan dengan Zacky Sanjaya, putra sulung dari Mr. Andrew Sanjaya. Dengan kondisi Zacky adalah mayat, karena kedua orang yang mengalami kecelakaan itu sudah terbaring dingin, membujur kaku di kamar mayat Rumah Sakit Umum Aditya.
Rencana yang sudah disusun begitu jeli oleh Ibunda Zacky-Emma Sanjaya, dengan dukungan neneknya-Suliastri Sanjaya.
Aku akan divonis sedang hamil anak Zacky Sanjaya, sehingga mau tidak mau harus menikah dalam waktu singkat walaupun Zacky adalah mayat.
Diskenariokan oleh mereka bahwa dalam kandunganku berisi benih calon pewaris-anak kandung Zacky. Tapi, pada kenyataannya aku tidak hamil! Aku masih gadis yang tidak pernah sekalipun bertemu dengan Zacky Sanjaya.
Bahkan, aku belum pernah bersetubuh dengan pria mana pun alias masih perawan. Semua hanya akal-akalan para petinggi dan pemegang kekuasaan dalam perusahaan bonafit itu.
"Tidak, Mama! Angel tidak mau menikah dengan mayat! Mengapa mereka tidak mencari gadis lain?" Isak tangisku dalam belaian mama.
"Tabahkan hatimu, Nak. Sadarilah bahwa keluarga kita hanya keluarga sederhana. Mendiang Mr. Andrew banyak membantu ayahmu selama menjadi supir keluarga Sanjaya. Sekarang mereka sedang mengalami kesulitan. Ini saat terbaik untuk membalas budi, Nak. Maafkan kami." Belaian Bunda yang lembut dirambut namun terasa menyakitkan dadaku.
"Tapi itu mayat, Bunda. Adakah manusia wajar yang mau menikah dengan mayat?" Aku membela diriku dalam tangisan yang sudah pasti ikut menyayat hati bunda.
"Justru itulah, hanya kami yang dipilih untuk membantu."
"Papamu sudah mengabdi sebagai supir pribadi selama 30 tahun. Karena itulah mereka mempercayakan pernikahan ini kepada keluarga kita yang tidak punya apa - apa."
/0/14871/coverorgin.jpg?v=a7bd2e24011096962a5a909e5a68d5fc&imageMogr2/format/webp)
/0/18635/coverorgin.jpg?v=2a204666c0747c88c2ca61d06ceff386&imageMogr2/format/webp)
/0/7451/coverorgin.jpg?v=ac0947f01476924d369e6f405fdae9fc&imageMogr2/format/webp)
/0/25071/coverorgin.jpg?v=aa12c1375dc8065192499ce7e9cc8b8b&imageMogr2/format/webp)
/0/21479/coverorgin.jpg?v=24b300694113edf57998d64514dd93bf&imageMogr2/format/webp)
/0/29607/coverorgin.jpg?v=51558a529974c1a02f54eeb50ac32aec&imageMogr2/format/webp)
/0/23520/coverorgin.jpg?v=87cc25ccad061032f6ecbc23dc1daae2&imageMogr2/format/webp)
/0/5368/coverorgin.jpg?v=78685ab92336d40ebadcdcf7620b0058&imageMogr2/format/webp)
/0/19449/coverorgin.jpg?v=4d31b0e31059b4191b700f800bf00d57&imageMogr2/format/webp)
/0/16399/coverorgin.jpg?v=1e15c1b5d5554d21af64e257ce86aabf&imageMogr2/format/webp)
/0/7030/coverorgin.jpg?v=66ef500fba68df5246c38220ee708a7f&imageMogr2/format/webp)
/0/2795/coverorgin.jpg?v=043d4b1da96165844a701a244b3febde&imageMogr2/format/webp)
/0/2640/coverorgin.jpg?v=cd404ed8e307d022c965a36eb2d49305&imageMogr2/format/webp)
/0/7314/coverorgin.jpg?v=a1082c86ea6699e6432ece45218c8f91&imageMogr2/format/webp)
/0/17361/coverorgin.jpg?v=02ed18d5ec951a7c5577f9a36e9138b0&imageMogr2/format/webp)
/0/22779/coverorgin.jpg?v=c7df2ae606df727a42b8bbece4cef249&imageMogr2/format/webp)
/0/22412/coverorgin.jpg?v=34c8b86c0aa7e3c406a82630771523a0&imageMogr2/format/webp)
/0/22487/coverorgin.jpg?v=20250323172302&imageMogr2/format/webp)
/0/4193/coverorgin.jpg?v=7015db8782cda68d196a0c4fe63039f5&imageMogr2/format/webp)
/0/5184/coverorgin.jpg?v=72b988390c55a957b5306f33b865e4e6&imageMogr2/format/webp)