Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Sang Majikan
Mungkin menurut orang-orang, ini adalah tempat yang paling menyenangkan. Tapi tidak bagiku. Bar yang paling disukai di new York ini sangatlah ramai. Hiruk pikuk orang -orang dan bau alkohol sangat terasa. Perjudian geng motor serta bau rokok membuatku ingin sekali berteriak.
Sialnya hari ini ada salah satu karyawan yang tidak bisa hadir. Itu menjadikan aku semakin sibuk.
Sebenarnya hari ini aku terpaksa bekerja shift malam. Karena harus membayar sewa rumah. Bulan ini aku yang harus membayarnya. Karena pacarku sudah memenuhi kebutuhan makan harianku. Ya, kami berdua tinggal bersama sudah satu tahun.
"Hai gadis cantik! Lihatlah meja nomer 8! Saya meminta root beer Texas lima gelas! Kenapa Tidak ada satupun!" suara keras itu membuatku kesal.
Aku segera menuju ke meja itu sambil membawakan apa yang mereka minta. Sialnya aku terlalu cepat melangkah hingga menabrak seorang geng motor.
Gelas pecah di lantai. Itu sangat kacau sekali. Pandangan pria geng motor itu seperti ingin mencekik aku. Aku tahu jaket dengan gambar singa di belakang itu sangat di takuti disini.
"Maaf, maaf saya akan bereskan semua ini," ucapku dengan penuh rasa bersalah.
"Oh sial! Bar ini sangat buruk!" wajah pria geng motor itu sangat menyeramkan.
Kini Bos datang dengan wajah seakan ingin memakanku sampai habis.
"Selena, hari ini kau bener benar mengacaukan semuanya!"
"Pecat dia saja! Dia itu karyawan yang lambat dan ceroboh!" ucap geng motor yang merupakan pelanggan di bar ini.
Aku menunduk mendengar ucapan itu. Mataku berkaca kaca sekarang. Hatiku benar benar kacau.
"Selena! Kau benar benar karyawan bodoh! Aku memecatmu sekarang juga!"
"Tolong, jangan pecat saya! Saya harus membayar sewa rumah," ucapku dengan nada memohon.
"pergi sekarang juga! Kemasi barang barangmu sekarang! Aku tidak akan membiarkan bisnis ini rusak karena kau!" ucap bosku dengan nada tinggi.
Aku berusaha memohon dengan berlutut kepadanya . Tapi dia malah menendangku dengan kasar. Hingga pelipisku terluka. Orang orang di sekitarku malah menertawakan kejadian yang aku alami.
Aku keluar dari bar itu dengan mengumpat. Aku harap bar itu akan terbakar secepatnya. Sialan bos itu benar benar gila.
Aku bingung harus berbuat apa lagi sekarang. Pekerjaan satu satunya hilang. Aku bingung harus bekerja dimana lagi.
Sampai di depan pintu rumah. Aku membuka kunci dengan cepat. Berharap Cody memelukku Karena aku sedang tidak baik-baik saja.
"Cody sayang, aku pulang," ucapku sambil berjalan mencari sosoknya.
Mataku membelalak saat melihat kamarku yang berantakan. Apa ada pencuri disini? Lemariku juga sangat kacau. Bahkan kalung berharga pemberian ibuku juga hilang.
Barang barang milik pacarku juga tidak ada. Baju, koleksi sepatu dan laptopnya tidak ada sama sekali. Kulihat dapur yang begitu berantakan. Ingin rasanya berteriak. Di atas meja dapur ada gelas susu yang kotor lalu di bawahnya ada sebuah kertas. Aku membacanya dengan hati yang berdebar.
"Maafkan aku Selena. Tapi kita memang harus segera berpisah. Aku muak menjalin kasih dengan perempuan miskin sepertimu. Kau selalu membuat hidupku susah. Jangan cari aku lagi. Anggap saja kita tidak pernah bertemu," tanganku bergetar membaca surat ini.
Aku hancur sekali. Tanganku segera melepar gelas kaca ke lantai dengan emosi yang memuncak. Tiba tiba saja suara telfon berbunyi. Aku rasa itu tagihan uang sewa rumah.
"Halo maaf aku belum bisa melunasi uang sewa rumah. Berikan aku waktu," ucapku dengan cepat.
"Ya Ampun! Malang sekali nasibmu. Hei bodoh! Aku menelpon dari pinjaman. Apakah kau perempuan yang bernama Selena Watson?"
"Benar, aku selena Watson. Ada apa sebenarnya? Aku merasa ini pasti salah,"
"Kau adalah penjamin Cody Simpson. Semua panggilan dan tagihan di arahkan kepadamu. Jadi kau harus membayar semua hutang,"