Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kontrak Pernikahan Rahasia

Kontrak Pernikahan Rahasia

april writers

5.0
Komentar
149
Penayangan
5
Bab

Tidak ada yang tahu bahwa empat tahun lalu Choi Ji Eun pernah menikah kontrak dengan seorang pengacara di London, bahkan orangtuanya sendiri, dan sampai sekarang semua orang akan tetap melihat Choi Ji Eun sebagai perempuan berstatus lajang yang akan segera menikah dengan Lim Woo Jin, seorang pria muda pemilik perusahaan. Namun, siapa sangka jika mantan suami kontrak wanita itu tiba-tiba muncul di Seoul, menjadi pembicaraan hangat karena membela seorang pelaku penggelapan dana agensi yang cukup terkenal di Korea Selatan. Choi Ji Eun tahu bahwa bahaya besar tengah mengancam pernikahannya, terlebih saat seorang gadis kecil berusia lima tahun menyebut nama samaran wanita itu saat masih tinggal di London. "Ibu adalah Cassandra Choi, Ibu adalah Ibuku, bukan?"

Bab 1 1. Aku bukan ibumu.

"Apa kau senang?" tanya Lim Woo Jin, ia mengusap lembut tangan tempat melingkarnya cincin pada jari manis milik sang kekasih.

Wanita itu mengangguk dan tersenyum hangat, binar bahagia menghiasi sepasang matanya. "Aku sangat senang."

Lim Woo Jin beralih pada arloji, ia berdecak. "Sayang sekali, waktu mengusik kesenangan hari ini."

"Tidak masalah, pasti kau memiliki banyak urusan di kantormu, jadi lekaslah pergi. Lagipula kau mengajakku bertemu siang hari, tentu banyak hal perlu dilakukan, Woo Jin-ssi."

Pria itu tersenyum, ia mengusap kepala kekasihnya. "Aku semakin pusing karena memiliki pacar yang terlalu baik."

"Kau terlalu sering mengatakannya."

"Gadis baik, aku harus mengantarmu lebih dulu sebelum mengurus semua pekerjaanku. Ayo!" Ia menggandeng tangan Choi Ji Eun, wanita dengan rambut panjang bergelombang yang selalu terurai, mempertegas betapa cantiknya paras Choi Ji Eun.

Mereka keluar dari toko perhiasan dengan brand ternama, sebut saja Cartier. Tentu bukan hal sulit bagi Lim Woo Jin jika hanya mengeluarkan beberapa juta won untuk membeli cincin pernikahannya-mengingat selain menjadi putra chaebol, Lim Woo Jin juga memiliki bisnis sendiri.

Ketika baru tiba di halaman parkir, Lim Woo Jin tiba-tiba berhenti.

"Ada apa?" tanya Choi Ji Eun.

Pria itu berdecak, ia baru mengingat sesuatu. "Ponselku tertinggal di etalase toko itu, bisakah kau menunggu sekitar lima menit saja?"

Choi Ji Eun mengangguk. "Pergilah."

Lim Woo Jin telah menyingkir, sementara Choi Ji Eun memperhatikan kembali cincin di tangannya, ia tak bisa berhenti tersenyum. Siapa pun tahu jika menikahi seseorang yang paling dicintai dalam hidup-menjadi sebuah hal membahagiakan, dan sebentar lagi Choi Ji Eun akan menjadi istri seorang Lim Woo Jin, pria yang sudah setahun bersamanya.

Arah mata Choi Ji Eun beralih, ia melihat jalan raya, di seberang jalan-seorang bocah perempuan berusia sekitar lima tahun berdiri di samping pengasuhnya, terlihat dari pakaian wanita tersebut.

Tak ada yang aneh dari mereka sampai Choi Ji Eun mendelik ketika bocah perempuan itu terlepas dari pengawasan sang pengasuh dan berlari ke arah jalan raya, meski situasi lengang, tapi segala hal buruk bisa terjadi kapan saja.

Tanpa berpikir lebih banyak, Choi Ji Eun berlari menuju bocah perempuan yang sudah berdiri di tengah jalan. Ia menarik tangannya dan memeluk tanpa ragu ketika dari arah berlawanan sebuah sedan hitam melaju, tapi untungnya si pengemudi cepat menginjak rem, sehingga Choi Ji Eun serta bocah perempuan itu selamat.

Di seberang jalan, sang pengasuh terus berteriak, ia menangis dan berlari menghampiri si bocah perempuan.

"Kau baik-baik saja?" Choi Ji Eun melepas pelukannya, ia berlutut di depan gadis kecil itu dan menyentuh beberapa bagian tubuh. "Kau tidak terluka, bukan? Katakan padaku."

Tidak, anak perempuan itu justru diam dan terus menatap Choi Ji Eun tanpa berkedip.

"Hey, Nak. Kau baik-baik saja, bukan? Apa kau takut? Aku akan memelukmu lagi, tenanglah." Choi Ji Eun melakukannya, lalu melepas kembali, tapi ekspresi bocah itu masih sama, seolah memperhatikan atau sibuk mengenali sosok wanita di depannya.

Tin-tin!

Bunyi klakson sedan hitam terdengar menggebu, Choi Ji Eun segera beranjak dan menarik bocah itu ke seberang jalan, sang pengasuh langsung memeluknya sambil menangis.

"Maafkan aku, sungguh maafkan aku," ucap si pengasuh tanpa berhenti menangis.

"Aku rasa dia sedikit syok, dia hanya diam meski aku terus bertanya tentang keadaannya," ucap Choi Ji Eun.

Wanita pengasuh itu melepas pelukan, ia membungkuk dan mengucapkan rasa terima kasih sekaligus permintaan maafnya pada Choi Ji Eun.

"Tidak masalah, dia pasti sangat aktif." Choi Ji Eun kembali berlutut di depan bocah itu. "Tak ada luka di tubuhmu, jadi kau baik-baik saja. Aku harap kau tidak berlari seperti tadi, kau sadar hal itu berbahaya?"

"Eomma." Sebuah kata berhasil keluar dari bibirnya, ia menatap si pengasuh dan menunjuk Choi Ji Eun. "Dia adalah ibuku."

Ekspresi si pengasuh serta Choi Ji Eun, keduanya kebingungan.

"Tidak, Seo Na Ra. Dia adalah wanita yang baru saja menyelamatkanmu. Ayo berterima kasih padanya."

Namun, bocah itu menggeleng dan tetap menunjuk Choi Ji Eun. "Tidak, dia ibuku. Kau tidak mengenalnya sama sekali? Aku merobek fotonya dan menyimpan benda itu di suatu tempat, ayah tidak tahu jika aku telah mencurinya."

"Ah, mungkin kau salah orang." Sang pengasuh kembali meminta maaf pada Choi Ji Eun. "Ibunya sudah meninggal ketika Seo Na Ra berusia satu tahun, mungkin wajah kalian hanya mirip."

"Ah, sebaiknya begitu." Choi Ji Eun tersenyum canggung, di seberang jalan lain-seseorang memanggilnya, Lim Woo Jin berdiri di sana seraya melambaikan tangan. "Aku harus kembali."

Ketika Choi Ji Eun hendak menyebrang jalan, tangan mungil Seo Na Ra menyentuh rok hitamnya. "Ada apa? Aku harus kembali ke sana, tunanganku sudah menunggu."

Seo Na Ra menggeleng. "Tidak, kenapa kau harus bertunangan dengan pria lain, sementara aku memiliki ayah di rumah, dia adalah pekerja keras. Bisakah ibu pulang hari ini?"

Choi Ji Eun menelan ludah, ia tak mengerti-kenapa Seo Na Ra bersikeras meyakini jika dirinya adalah sang ibu.

"Tapi, aku bukan ibumu, Seo Na Ra."

"Kenapa Ibu mengatakan hal seperti itu? Ibu sudah lama meninggalkanku." Terlihat jelas bahwa bocah perempuan itu akan menangis, matanya mulai memerah. "Aku menyimpan fotomu."

"Aku bukan-"

"Seo Na Ra, ayo pulang." Sang pengasuh mengajaknya pergi saat sebuah porsche hitam menepi di sisi jalan. "Paman Wo Rim sudah menjemput, kita harus kembali sekarang."

"Aku tidak ingin pulang, ibuku berada di sini."

Tak ingin mempersulit situasi, sang pengasuh menggendong Seo Na Ra meski tangisannya mulai terdengar, bocah itu bahkan mengulurkan tangannya supaya Choi Ji Eun melakukan sesuatu, sementara sang pengasuh sudah berdiri di dekat mobil porsche.

Ada apa dengan bocah perempuan itu?

Choi Ji Eun tertegun, hatinya terasa sakit tanpa alasan, ia seperti ingin mencegah Seo Na Ra pergi, tapi kenapa?

"IBU CASSANDRA, CEPATLAH PULANG KE RUMAH. EOMMA! EOMMA!" Suara terakhir yang keluar dari bibir Seo Na Ra sebelum mobil porsche membawanya pergi-membuat Choi Ji Eun terlonjak dari lamunannya.

"Cassan-Cassandra?" Wanita itu menelan ludah, ia membeku di sana, sementara Lim Woo Jin mengalah untuk menyebrangi jalan karena kekasihnya tak kunjung berbalik arah.

"Ji Eun-ssi, apa yang terjadi?" tanya Lim Woo Jin setelah menyebrang jalan, ia menyentuh bahu kekasihnya. "Kau mengenal orang-orang itu?"

Choi Ji Eun menggeleng. "Tidak, aku tak mengenali mereka, maaf karena membuatmu menunggu di sana."

"Bukan masalah, ayo kita pulang. Pamanku sudah menelepon."

"Baiklah, segera menelepon jika kau merindukanku, Ji Eun-ssi."

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh april writers

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku