Selena dilema saat harus memilih antara cinta atau keluarga. Ayahnya meninggal dan Ibunya butuh banyak biaya untuk pengobatan. Namun, Selena tak punya uang yang cukup. Kekasihnya juga tidak bisa dihubungi. Di kala bimbang, Daniel datang padanya menawarkan sebuah kontrak pernikahan. Selena pun menyetujui walau terpaksa. Ketika pernikahan Selena sudah terlaksana, kekasihnya datang dan ingin melamarnya. Bahkan, ternyata suami kontrak Selena mempunyai hubungan keluarga dengan kekasih Selena. Bagaimanakah kisah Selena selanjutnya?
Selena tersenyum sembari menatap pemandangan indah di depannya. Segala yang ada pada laki-laki di depannya itu, terlihat begitu indah dan sempurna di matanya.
Semua gerakan laki-laki itu seakan melambat bagai slow motion pada video yang sering ia tonton. Dia mengunyah, dia tersenyum dan menatap Selena penuh cinta.
Ya, sepertinya Selena telah sejatuh cinta itu pada sosok makhluk paling sempurna yang pernah dia lihat. Laki-laki itu sedang duduk berdua dengannya sambil menikmati es krim coklat kesukaan Selena.
Alvaro Sebastian. Lelaki pertama yang membuat Selena merasakan indahnya cinta. Serta merasakan bagaimana pipinya menjadi bersemu merah saat dia mengucap kata suka dan cinta padanya dua tahun yang lalu.
"Ayolah, Sayang! Kau jangan menatapku terus seperti itu. Memangnya ada apa dengan wajahku? Apa ada yang aneh?" tanyanya membuat Selena mengulum senyum.
Selena menggeleng lalu menyendok es krim di depannya dan memasukkan sendiri ke dalam mulut. Dingin dan lumer di dalamnya.
"Tidak! Hanya saja, kau begitu terlihat indah di mataku," ucap Selena yang mungkin terdengar seperti sebuah godaan bagi Alvaro.
"Ya ampun! Aku tak seindah itu. Kau jangan membuatku malu. Bahkan kau yang terlihat lebih indah di kampus ini," jawabnya membuat Selena tertawa.
"Oh, ayolah, Babe! Kamu tidak lihat? Semua orang sedang menatapmu? Bahkan aku sampai iri hingga rasanya ingin mencolok mata mereka yang tidak tahu malunya menatap wajah kekasihku! Ah, rasanya aku sangat kesal," gerutunya dengan mengacak es krim di depannya dan membuat Alvaro tertawa.
"Kau, cemburu?" tanyanya. Selena meliriknya sekilas dan hanya mencebik kesal.
" Apa seperti itu, yang namanya cemburu?" tanya Selena dengan bodohnya.
" Hahahaha. Kau ini lucu sekali. Tak bisakah kau hanya bilang kalau kau sedang cemburu padaku?" ucap Alvaro yang lagi-lagi dengan tawanya yang renyah dan selalu menularkan senyum pada kekasih di depannya itu.
"Sudahlah, lupakan! Besok adalah hari terakhir kita di kampus ini. Haaahh, rasanya aku tidak ingin pergi dari sini," keluh Selena dan menatap keadaan sekelilingnya yang mungkin akan selalu di rindukan setelah ini.
"Kau benar! Empat tahun duduk di bangku kuliah ini, terasa seperti rumah sendiri. Hingga mau meninggalkannya sangat sulit," jawab Alvaro yang membuat Selena berdecak kesal.
"Jangan bilang, kau mau tinggal di sini lagi, hanya karena kau sangat mencintai kampus ini?!" tanya Selena dengan sedikit terkejut.
Lagi-lagi Alvaro tertawa. Seakan hidupnya tak pernah ada sedih sedikitpun. Ah, tidak. Bukan itu maksud Selena. Seolah jika bersama wanita itu, Alvaro akan selalu tertawa seperti itu.
"Mana mungkin aku melakukan itu? Sedangkan kekasihku juga akan keluar dari sini. Ah?! Apa kau mau tinggal di sini lagi bersamaku?!" tanyanya sedikit antusias.
Plak!
Selena menepuk bahu Alvaro sedikit keras yang lagi-lagi membuat laki-laki itu hanya tertawa.
"Aku tak mau diberi gelar mahasiswa abadi di sini," gerutu Selena dan semakin membuat Alvaro tertawa terbahak.
"Mungkin saja, jika kita masih di kampus ini, akan tetap membuat kita jadi tetap muda," katanya yang membuat Selena memutar bola mata, malas.
"Tetap saja umur kita bertambah. Aku memang senang berada di kampus ini, tapi aku tidak menyangkal juga tentang tugas kampus yang selalu membuatku memutar otak," tambah gadis itu lagi.
" Yeahh, i see. And i feel same with you," jawab Alvaro dan Selena hanya mengangkat bahu pelan.
"Then, what are we going to do now?" tanya Al dan Selena menatapnya dengan sedikit berpikir.
"Em, aku pikir, es krimnya harus dihabiskan lebih dulu. And then, we will spend the day together, bagaimana?" tanya Selena dengan sedikit antusias.
"I think, that is not good idea," ucap Alvaro dengan mimik wajahnya yang terlihat menyesal.
" Why? Kenapa? Kau tak suka seharian bersamaku? Apa sudah ada hal menarik bagimu selain aku? Apa karena kita sudah lulus dan kau sudah bosan padaku?" cecar Selena dengan pertanyaan yang beberapa hari ini ia pikirkan.
Alvaro memberikan tatapan tajam padanya. Bukan tatapan cinta seperti yang biasa ia berikan pada Selena. Apa maksudnya itu?
"You always overthinking about me! Apa aku seburuk itu di matamu?" tanyanya masih dengan tatapan tajam.
Selena menghela nafas panjang. Setidaknya dari kalimat yang laki-laki itu ucapkan membuatnya sedikit lega. Karena, itu berarti apa yang dicurigakannya tidak benar. Semoga saja. Harap Selena.
"Aku hanya ..."
"Hanya terlalu takut kehilanganku? Bukan begitu?" tebak Alvaro dengan sudah memasang senyum lebar yang terlihat sangat tampan dimata Selena. Arrghh! Bahkan Selena sangat kesal dengan suasana ini. Mempunyai kekasih tampan di kampus ini membuatnya terbakar cemburu.
"Hahaha, i know that, Selena. Kau tak perlu mengatakannya. Tapi, aku selalu tahu tentang dirimu. You love me too much. Like me! And i love you, too much," ucap Alvaro yang membuatnya tersenyum dan Selena pun tertawa.
Ponsel Selena berdering. Alvaro menghentikan tawanya setelah ia memberinya isyarat, bahwa Ibunya sedang menelepon.
"Ya, Bu?" kata Selena dengan nada riang seperti biasanya. Alvaro menggenggam tangannya erat. Sesekali menciumnya. Bahkan ketika Selena mau menariknya, ia kembali menariknya lagi, seolah enggan untuk melepaskan.
"Maaf, apa benar ini dengan keluarga Pak Harry?" tanya seseorang dari seberang sana yang seketika membuat jantung Selena sedikit berdebar.
"I... Iya benar. Dengan siapa saya bicara?" tanyanya pelan dan sedikit khawatir. Sedang Alvaro pun sudah ikut cemas melihat mimik wajah kekasihnya itu.
"Ayah anda mengalami kecelakaan. Sekarang mereka di Rumah Sakit dan, ..." ucap sebuah suara dari seberang sana membuat hatinya lemas seketika.
Hati dan pikiran Selena seakan tak bisa bekerja dengan baik. Bagai mendengar petir disiang bolong yang mengejutkannya. Namun, tak mampu membuatnya mengeluarkan suara.
" Sel? Ada apa?" tanya Alvaro di sampingnya. Gadis itu mendengar Alvaro bersuara. Tapi suaranya kali ini tak terdengar seperti lagu cinta yang biasa ia nyanyikan untuknya. Melainkan seperti suara dengungan nyamuk yang terdengar di telinganya.
Selena meremas dadanya, rasanya sesak. Seakan ia tak bisa bernafas. Berita itu sangat membuat hatinya ngilu.
"Selena?!!!" Alvaro menyadarkannya dari lamunan. Setelahnya Selena menangis sesenggukkan yang seketika membuat Alvaro membawa Selena ke dalam pelukannya.
********
Selena menatap sedih, melihat Ibunya yang menangis meraung di depan mata. Kain putih itu menutup seluruh badan dari sosok orang yang selama ini jadi kebanggaannya.
Ia terbujur kaku dengan bergelimangan darah di tubuhnya. Sedang Ibunya hanya bisa menangis dari ranjang sebelahnya. Ia pun sama terlukanya seperti Ayahnya. Tapi, mungkin rasa sakit di tubuhnya tak sesakit hatinya melihat belahan jiwanya pergi untuk selamanya.
Ia menghampiri tubuh Ayahnya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Dibuka kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia pun tak bisa lagi membendung air mata saat benar-benar melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa benar itu adalah Ayahnya. Pahlawannya, serta kebanggaannya.
Selena meremas kain putih yang menutupi Ayahnya, air matanya tak bisa berhenti mengalir. Isakan tangis, raungan, geraman dan segalanya ia tumpahkan melihat sang Ayah yang tak lagi bernyawa.
Alvaro hanya menahan dan memeluk Selena yang terus memukul-mukul dada yang mungkin merasa sesak. Ah, bukan mungkin. Tapi memang sangat sesak.
"Dia Ayahku, Al! Kenapa dia pergi secepat itu?!" tangisnya pecah dan Alvaro hanya memeluknya erat. Merasakan kesedihan yang juga di alami kekasihnya sekarang.
Dokter berlari dan memeriksa Ibu Selena yang kemudian pingsan setelah tangisnya terdengar memilukan.
"Ibu?!!!"
Bab 1 Satu
25/01/2023
Bab 2 Dua
25/01/2023
Bab 3 Tiga
25/01/2023
Bab 4 Empat
25/01/2023
Bab 5 Lima
08/02/2023
Bab 6 Enam
19/02/2023
Bab 7 Tujuh
23/02/2023
Bab 8 Delapan
23/02/2023
Bab 9 Sembilan
08/03/2023
Bab 10 Sepuluh.
08/03/2023
Bab 11 Sebelas.
11/03/2023
Bab 12 Dua Belas.
11/03/2023
Bab 13 Tiga Belas
11/03/2023
Bab 14 Empat Belas
13/03/2023
Bab 15 Lima Belas
13/03/2023
Bab 16 Enam Belas.
13/03/2023
Bab 17 Tujuh Belas
14/03/2023
Bab 18 Delapan Belas
14/03/2023
Bab 19 Sembilan Belas
14/03/2023
Bab 20 Dua Puluh
14/03/2023
Bab 21 Dua Puluh Satu
14/03/2023
Bab 22 Dua Puluh Dua
15/03/2023
Bab 23 Dua Puluh Tiga
15/03/2023
Bab 24 Dua Puluh Empat
15/03/2023
Bab 25 Dua Puluh Lima
15/03/2023
Bab 26 Dua Puluh Enam
15/03/2023
Bab 27 Dua Puluh Tujuh
15/03/2023
Bab 28 Dua Puluh Delapan
15/03/2023
Bab 29 Dua Puluh Sembilan
15/03/2023
Bab 30 Tiga Puluh
15/03/2023
Bab 31 Tiga Puluh Satu
19/03/2023
Bab 32 Tiga Puluh Dua
20/03/2023
Bab 33 Tiga Puluh Tiga
22/03/2023
Bab 34 Tiga Puluh Empat.
22/03/2023
Bab 35 Tiga Puluh Lima
22/03/2023
Bab 36 Tiga Puluh Enam
23/03/2023
Bab 37 Tiga Puluh Tujuh.
23/03/2023
Bab 38 Tiga Puluh Delapan.
29/03/2023
Bab 39 Tiga Puluh Sembilan.
29/03/2023
Bab 40 Empat Puluh
30/03/2023