Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Aziza memarkir motor di depan rumahnya. Tepat di samping rumah Azizah orang-orang tampak sibuk memindah barang dari mobil ke dalam rumah.
Ternyata rumah disebelahnya yang sudah tiga bulan kosong itu benar-benar sudah di beli orang. Aziza jadi penasaran siapa yang membeli rumah itu. Walau tampak sederhana, setau Aziza rumah disampingnya itu sangat luas kebelakang.
"Ngelamun aja, Neng."
"Ih emak! Kaget Azizah."
"Yee! Elu aja yang kebanyakan ngelamun. Orang emak nyapanya baik-baik kok. Anak perawan jangan kebanyakan ngelamun, kaga baek!"
Azizah menggerutu sambil mengusap dadanya. Sementara emak tersayang masuk ke dalam rumah. Netranya kembali memperhatikan kegiatan di depannya.
"Anak ibu Ratih ya? Salam kenal, saya tetangga baru."
Azizah terdiam sambil memperhatikan orang yang tiba-tiba menyapanya. Kemudian melirik tangan yang terulur kehadapannya.
"Eh, iya. Salam kenal juga," balas Aziza terbata.
"Akmal."
"Eh, iya Azizah."
Ia menyambut uluran tangan itu. Senyuman lelaki bernama Akmal itu seketika menghipnotis Azizah.
"Semoga bisa bertetangga dengan rukun ya," ujarnya lagi-lagi setelah itu tersenyum.
"Eh, emh. . ., Iya."
Astaga, kenapa ia malah jadi gelapan begini. Seperti tidak pernah melihat laki-laki saja. Aziza menelan saliva sembari merasakan detak jantungnya yang jedag-jedug tak beralasan.
"Oneng tumben dah kenalan sama cowok cakep."
Ibu berdaster ungu tiba-tiba menyapa dirinya. Siapa lagi kalau bukan tetangga rese disamping rumah yang satunya. Si ibu yang terkenal dengan mulut julidnya kalau lagi gosipin orang.
"Eh, ini Bu Santi, tetangga baru," ujar Aziza tersenyum sambil meringis.
"Oh ini mas yang tinggal di sana ya?"
Entah setan apa yang merasuki Bu Santi. Ia langsung menghampiri keduanya lebih dekat sambil cengengesan.
"Aduh. Masnya ganteng banget. Sendiri aja pindahnya?" tanya Bu Santi sambil memperbaiki rambutnya.
Azizah memutar bola mata melihat kelakuanku wanita tengah baya di depannya. 'Gak inget umur ini janda,' gerutu Aziza dalam hati.
"Iya, Bu. Saya pindah ke sini sendiri. Maklumlah, saya baru pisah sama istri."
'Duda ternyata!' mata Azizah membelak.
"Wah masnya duda. Berarti cocok sama saya yang janda!"
"Aduh, Bu Santi." Aziza tak tahan tidak tertawa.
Ya walaupun statusnya cocok, tapi umurkan beda banget. Ini kalau Faira anak Bu Santi denger, bisa ngubur diri hidup-hidup saking malunya. Untung emaknya gak kayak Bu Santi.
"Kenapa sih?! Orang saya masih cantik gini. Pasti masnya pangling deh," ujar Bu Santi sangat percaya diri.
Aziza hanya bisa menggeleng lalu pamit masuk. Ada-ada aja tetangganya yang satu ini. Ia pikir tadi mau ngenalin Faira gitu sama itu mas tetangga baru.
Atau karena tau status si mas tetangga baru itu duda, ya makanya Bu Santi langsung pangling.
Ah! Mikir apa sih!
Azizah menggeleng mengusir pikiran absurd yang sangat tidak penting itu.
****
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Baru membuka pintu, lagi-lagi Azizah seperti orang yang baru di hipnotis. Diam sambil melihat siapa yang datang.
"Dek Aziza, ini saya mau kasih nasi kotak. Hitung-hitung tanda salam kenalan."
"Oh, Iya mas Akmal. Makasih nasi kotaknya." Lagi-lagi Azizah gelagapan.
"Ya sudah. Saya pamit mau kasih nasi kotaknya ketetangga lain," ujar Akmal pamit.
Aziza mengangguk kecil menatap kepergian Akmal.
Duh! Kenapa sih dia jadi kayak orang cengo tiap kali ketemu Akmal. Padahal laki-laki itu biasa saja padanya.
"Paan tuh, Neng?"
Tiba-tiba emak menghampiri Aziza yang masih berdiri diambang pintu.
"Emak suka banget sih ngagetin." Aziza mengelus dadanya yang masih kaget.
"Lu Napa sih hari ini kebanyakan kagetnya," balas emak sewot melihat anak perawannya ini yang sejak tadi terus kaget kalau ia sapa.
"Siapa yang kasih nasi kotak,vNeng?" tanya emak sambil mengambil alih 3 kotak nasi pemberian Akmal.