/0/25091/coverorgin.jpg?v=32fc9b36aa4ede9f3eedb3c97ca99daa&imageMogr2/format/webp)
Keyra, gadis berusia 20 tahun itu dengan sangat terpaksa memakai gaun pengantin, gaun warna putih lengkap dengan kerudung yang menutupi mahkota hitamnya. Gadis itu masih bersungut, memperlihatkan kekecewaannya, bayangan menjadi ratu sehari dengan gaun putih mewah bak seorang putri raja, pupus sudah.
Sebuah pernikahan yang amat sederhana, karena terkesan tergesa-gesa, dekorasi bunga sederhana, bahkan tidak ada pelaminan yang mewah, sungguh tidak menggambarkan pernikahan putri dari pemilik salah satu supermarket terbesar di kota Jakarta.
“Sempurna, Anda kelihatan cantik,” ucap sang perias memuji kecantikan Keyra.
“Cantik dari mana, jika rambut indahku tertutup kerudung seperti ini,” keluh Keyra.
Sang perias hanya mengulum senyum, melihat kekesalan sang calon pengantin wanita.
“Maaf, permisi, kami akan mendekorasi kamar pengantin,” ucap seseorang di ambang pintu.
Seketika mata Keyra melotot ke arahnya.
”Tidak usah di dekorasi, kamu pikir aku bahagia dengan pernikahan ini, bahkan membayangkan melakukan malam pengantin pun, tak pernah terpikirkan, sana pergi!” hardik Keyra, sambil berkacak pinggang.
Sang dekorator kamar pun segera pergi, melihat kemarahan Keyra
“Apa Anda sudah melihat calon suami Anda?” tanya sang perias.
“Aku bahkan tidak ingin melihat bayangannya, apalagi wajahnya, apa pria jelek itu sudah datang,” ketus Keyra.
“Sudah dari tadi Nona.”
“Ahh sudah kuduga, pria tak tahu malu itu, bersemangat untuk menikahiku,” gerutu kesal Keyra.
Sang perias sekali lagi hanya tersenyum.
”Jika Anda sudah melihat wajahnya, aku yakin Anda akan menyesali perkataan Anda.”
“Non Keyra sudah siap, jika sudah turunlah, calon pengantin pria sudah siap untuk melakukan ijab qobul,” ucap wanita paruh baya bernama Mbok Sum Asisten rumah tangganya, yang muncul di balik pintu.
Keyra mengangguk pelan, dengan langkah berat ia di dampingi Mbok Sum, turun ke lantai bawah. Di ruang tengah sudah ada tamu wanita yang duduk, sedangkan di ruang tamu yang dibatasi dinding terlihat tamu laki-laki.
Keyra duduk di antara tamu wanita, ia tidak diperkenankan duduk di antara tamu pria, begitulah ritual sesuai pernikahan islami terjadi, sebelum ijab qobul terlaksana, kedua mempelai dilarang saling bertatapan apalagi bersentuhan.
Keyra terduduk lemas, ia merasa dunianya akan hancur dengan menikahi, pria yang belum sekalipun dilihat wajahnya apalagi mengenalnya.
Semuanya terdiam, dan suasana menjadi hening, ketika suara penghulu memulai acara ijab qobul.
“Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, waliyyu taufiq.”
Suara lantang seoarang pria ketika mengucapkan ijab Qobul dengan bahasa Arab.
“Bagaimana sah?” tanya penghulu.
“Sah.”
“Sah.”
Beberapa saksi berucap. Hampir bersamaan.
Suasana menjadi hangat, para tamu wanita mengucapkan selamat pada Keyra.
“Selamat Keyra, kalian telah sah menjadi suami istri.”
Keyra tidak menjawab ucapan selamat dari para tamu, tiba-tiba Keyra berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya. Para tamu memaklumi sikap Keyra.
Lain halnya dengan pengantin pria, ia selalu mengembangkan senyumnya menyambut ucapan dan doa untuk dirinya.
Terutama pelukan hangat dari Papi mertuanya. ”Mulai saat ini, aku serahkan tanggung jawabku kepadamu,”ujar Praja, seraya menahan tangis haru.
“Saya akan berusaha menjadi imam yang baik untuk Keyra, Pak Praja.”
Sementara itu, Keyra terduduk di tepi ranjang, air mata sudah jatuh di pipi, diiringi rasa kecewa dan marah yang teramat sangat, hingga terdengar ketukan pintu yang membuat Keyra segera mengusap air matanya.
/0/18405/coverorgin.jpg?v=eba93979e9cd1f3b9657cb9be96177fa&imageMogr2/format/webp)
/0/20634/coverorgin.jpg?v=dd7df1d1178f46eda006a4fcfb9eae4c&imageMogr2/format/webp)
/0/26443/coverorgin.jpg?v=20250719182955&imageMogr2/format/webp)
/0/2688/coverorgin.jpg?v=1ab12dca281f711783f15f8596fab2fb&imageMogr2/format/webp)
/0/28878/coverorgin.jpg?v=a969b1e9dc17b555b7e5fd97c40029a3&imageMogr2/format/webp)
/0/28727/coverorgin.jpg?v=9be90b1b4ecaf6f4ebc0c2811c170f5f&imageMogr2/format/webp)
/0/19430/coverorgin.jpg?v=3bb9ee9327cc3ca3fceda12011ae3123&imageMogr2/format/webp)
/0/5427/coverorgin.jpg?v=5c98c390153178972cc76f6842603e36&imageMogr2/format/webp)
/0/28740/coverorgin.jpg?v=40455ec149f7d27e2a2428973465f2bc&imageMogr2/format/webp)
/0/23096/coverorgin.jpg?v=1839ff21b00af1808f1d2cf892e508f6&imageMogr2/format/webp)
/0/26812/coverorgin.jpg?v=20250909185455&imageMogr2/format/webp)
/0/28864/coverorgin.jpg?v=ea2dee007ad4e0ae33ded56bdb1cfb1d&imageMogr2/format/webp)
/0/29395/coverorgin.jpg?v=dcfb7aaab60b671da9ef4d6eecb60e1f&imageMogr2/format/webp)
/0/16363/coverorgin.jpg?v=fc2287daa4fb56ce42b3af69b4cc5a3e&imageMogr2/format/webp)
/0/5784/coverorgin.jpg?v=a20ebc9444f170047b3978209633f377&imageMogr2/format/webp)
/0/8921/coverorgin.jpg?v=20250122135821&imageMogr2/format/webp)
/0/7522/coverorgin.jpg?v=15f26fb9b6806d194cc3321edb582de3&imageMogr2/format/webp)
/0/3081/coverorgin.jpg?v=9a6e554bcaa7a45079ce24a6f2a592d4&imageMogr2/format/webp)
/0/14510/coverorgin.jpg?v=bb6ef97f7daf000e88fd854ec695eab7&imageMogr2/format/webp)