/0/24927/coverorgin.jpg?v=09a6b4ac3c49d9c142eca1406092c220&imageMogr2/format/webp)
Ting tong. Ting tong. Ting tong.
Suara bel pintu mengganggu tidur lelap Riana. Mengerjapkan mata, mengumpulkan kesadaran penuhnya. Dilihatnya jam dinding yang menunjukan pukul setengah satu malam.
“Siapa yang bertamu tengah malam,” gumamnya merasa heran dengan suara bel di tengah malam.
Ting tong, ting tong.
Suara bel rumah berulang menganggu pendengaran bagi orang yang sedang beristirahat. Untungnya keadaan rumah sepi. Pak Salman, Bu Ami dan Maira sedang melakukan kunjungan ke Yogyakarta untuk kepentingan dinas kampusnya. Riana bangkit, dengan malas berjalan membuka pintu rumah melihat siapa gerangan yang bertamu di tengah malam. Hampir sebulan lamanya, Riana menggantikan pekerjaan Mbak Pur.
“Iya, Sebentar!” teriaknya dari dalam rumah, yang sudah mendekat pada pintu Utama.
Memegang handle pintu dengan memutar kunci pintu. Terlihat seseorang yang sedang terduduk di lantai, di pinggir tembok sebelah kanan pintu utama. Danis Anggara putra sulung dari Salman Anggara dan Ami Rosmawita Terlihat sangat kacau keadaannya. Danis terduduk memejamkan mata belum menyadari kedatangan Riana yang sudah membukakan pintu untuknya.
“Mas Danis! Maaf. Saya kira Mas Danis ikut Ibu dan Bapak ke Jogja?” Tanyanya yang tidak mendapatkan tanggapan dari Danis.
Hanya tatapan mata tajam yang Danis berika. Berdiri untuk masuk ke dalam rumahnya. Riana heran dengan keadaan Danis yang kacau. Tercium aroma alkohol yang menyeruak.
“Ih, kenapa itu orang tumben keadaannya kacau begitu. Sedang banyak masalah, mungkin.” Riana bergumam pada dirinya sendiri.
Riana menutup pintu rumah kembali dan mengikuti Danis yang sudah menghilang dari ruang depan. Dilihatnya Danis yang duduk di sofa dengan memejamkan mata.
“Mas Danis, saya buatkan teh hangat sebentar, ya!” ucapnya kemudian beranjak ke dapur.
Sebuah cengkraman tangan sangat erat dirasakan Riana dipergelangan tangannya. Menelisik pada cengkeraman tangan yang memegang, melihat pada sang pemilik. Sorot mata yang memerah akibat pengaruh minuman keras terlihat jelas pada pemilik sang pemilik mata elang.
“Mas,” ucapnya penuh khawatir dan katakutan.
Danis berdiri, memandang dengan pancaran mata yang tidak dapat diartikan. Dengan masih menahan cengkraman tangannya pada Riana. Danis melangkah untuk mendekat pada Riana.
Riana berjalan mundur merasakan aura yang mencekam atas tatapan Danis padanya. Riana yang
berusaha melepaskan cengkeraman Danis yang semakin erat dirasakannya.
Danis menarik kasar Riana ke atas sofa. Tanpa Riana sadari, Danis sudah berada di atasnya. Riana semakin ketakutan dengan apa yang akan dilakukan Danis padanya.
“Mas Danis mau apa?” tanyanya dengan dipenuhi rasa ketakutan. Danis tidak memberikan respon apapun pada Riana karena telah dipenuhi nafsu.
“Mas, tolong. Lepaskan saya,” pintanya memohon yang tetap diabaikan oleh Danis.
Dengan kasar Danis menyambar paksa bibir Riana. Lum***n kasar Riana rasakan dengan berusaha melakukan perlawanan. Riana berusaha mendorong tubuh Danis yang dengan beringas melakukan cumb**annya. Perlawan yang Riana lakukan membuat Danis semakin mengeratkan cengkeraman tangan yang mengunci kedua tangan Riana di atas kepala.
Tangan Danis mulai menjelajah tubuhnya. Menariik dengan paksa baju tidur yang dikenakannya. Pancaran api gairah dan kemarahan terlihat dimatanya.
“Tolong! Tolong!” teriak Riana berusaha meminta tolong.
“Mas! Lepaskan saya!” berusaha memminta tolong, meski sadar tidak aka nada seseorang yang akan mendengarnya.
Danis tidak memperdulikan teriakan yang dilakukan oleh Riana. air mata yang mengalir tidak dihiraukan oleh Danis.
“Mas! Tolong! Jangan lakukan ini, lepaskan saya,” ucapnya terengah setelah pagutan yang Danis lakukan terlepas.
/0/2876/coverorgin.jpg?v=b6f741482328071711a47edb054e69dc&imageMogr2/format/webp)
/0/2889/coverorgin.jpg?v=e01850068f65fbdbdf4ff55d53c9c070&imageMogr2/format/webp)
/0/4714/coverorgin.jpg?v=d0903cbd4f0ab04b5c828ae5e1399f45&imageMogr2/format/webp)
/0/3925/coverorgin.jpg?v=f35beec2a693ab20cde31366697c77fa&imageMogr2/format/webp)
/0/3595/coverorgin.jpg?v=39a2ec8e52ed3086144a1b7671be39a1&imageMogr2/format/webp)
/0/2345/coverorgin.jpg?v=77d2c259fba79165682b15f34d3c47cc&imageMogr2/format/webp)
/0/13767/coverorgin.jpg?v=e28ddbc0c6335d6ecec8daef7912f06c&imageMogr2/format/webp)
/0/6488/coverorgin.jpg?v=20250122151250&imageMogr2/format/webp)
/0/17462/coverorgin.jpg?v=20240401115211&imageMogr2/format/webp)
/0/10526/coverorgin.jpg?v=9471a0dfddb2aab3707bc11266eed41b&imageMogr2/format/webp)
/0/23793/coverorgin.jpg?v=c36050cef32d3f5aad24a3057bdc75ac&imageMogr2/format/webp)
/0/2542/coverorgin.jpg?v=43b6bae47262cca3ac12963f463e70a4&imageMogr2/format/webp)
/0/3765/coverorgin.jpg?v=09549bfc1c192f516f65b6033d23efcb&imageMogr2/format/webp)
/0/16610/coverorgin.jpg?v=c99fd16f7a02bbd1f4b6812d3f4c7214&imageMogr2/format/webp)
/0/17104/coverorgin.jpg?v=20240508175506&imageMogr2/format/webp)
/0/16428/coverorgin.jpg?v=3d8410225546bfa5035f1dc4b89f685f&imageMogr2/format/webp)
/0/18478/coverorgin.jpg?v=faf7ead5b5bcede4ab8bef5771265b95&imageMogr2/format/webp)