/0/19206/coverorgin.jpg?v=73b6aa1e2c1c449e7b4a460ba003c584&imageMogr2/format/webp)
"Andai saja Mas Alvin tidak pergi malam ini." Seorang wanita mengeluh saat mengingat suami tercintanya memilih pergi untuk urusan pekerjaan.
Nayla, wanita muda berparas cantik itu memilih duduk di depan meja rias untuk memoles sedikit wajahnya.
Wajah berlesung pipit itu terlihat berseri sembari membayangkan Alvin–sang suami–akan segera kembali.
Sebentar. Ya, kata itulah yang dia janjikan kepada Nayla. Wanita muda dengan kulit putih bersihnya itu merebahkan diri di atas tempat tidur berukuran besar. Benaknya membayangkan sikap manis Alvin yang yang selalu memanjakannya. Entah kapan tepatnya mata bening itu terasa berat, membuatnya tertidur seketika.
Kulitnya meremang ketika merasakan hangatnya deru napas di tengkuknya. Tubuhnya terasa geli, ada sesuatu menggelitik perutnya. Tangannya terus menepis tangan kekar yang terus menjelajahi beberapa inti tubunya. Namun, tangan yang masih terbungkus kemeja itu memiliki tenaga yang kuat, hingga mampu menarik tubuh mungil Nayla semakin mendekat padanya.
Mata Nayla masih terasa berat untuk terbuka. Dalam cahaya ruangan kamarnya yang begitu minim, dia dapat melihat raut wajah seorang pria, meski tidak terlalu jelas.
Bibir Nayla perlahan melengkung menghadirkan senyum manis di sana, kala melihat samar-samar wajah pria itu juga kini ikut tersenyum. Mungkinkah Alvin menepati janjinya untuk tidak pergi terlalu lama?
Keinginan itu tak tertahan, keduanya telah terbakar gairah. Siluet tubuh mereka seakan menari indah di pantulan dinding. Berharap ada benih yang dapat segera tumbuh dalam rahim wanita muda itu.
Mata Nayla mulai megerjap. Rasa haus kini mulai menjalari tenggorokannya. Tangan wanita itu dengan cepat mencari saklar lampu utama untuk memperjelas penglihatan.
"Astaghfirullah!" pekik Nayla ketika mendapati seorang pria terbaring di sampingnya.
Dengan cepat dia menutupi tubuh bagian atasnya yang terbuka. Nayla memicingkan mata untuk memperjelas penglihatan. Berharap matanya salah melihat.
"Ka-Kak Alvaro!" ucapnya lirih. Wanita itu menutup mulut menggunakan telapak tangan. Ujung selimut semakin dia pegang erat. Dia menyadari bahwa pria yang berada di atas tempat pembaringan bersama sang suami, bukanlah lelaki miliknya. Dada Nayla mulai bergemuruh, kemana perginya Alvin?
Pria dengan dada terbuka itu, perlahan mulai membuka mata ketika mendengar suara seseorang memanggilnya.
"Auw!" Pria itu meringis seperti menahan sakit. Tangannya meremas rambut hitam lebat yang acak-acakan.
"Kak Alvaro!" teriak Nayla lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Alvaro menoleh perlahan, kepalanya masih terasa berat. Matanya seketika membelalak saat melihat seorang wanita membalut tubuhnya dengan selimut tebal.
Dirinya semakin terkejut ketika menatap sang wanita yang tidak lain adalah adik iparnya.
"Kamu? Kenapa ada di sini?" tanyanya. Matanya menatap ke arah Nayla yang sedari tadi menunduk.
"Harusnya aku yang tanya seperti itu!" Wanita itu memberanikan diri bersikap tegas meski dengan suara sedikit bergetar.
Alvaro meraih kemeja dan celana panjang hitamnya di lantai lalu, dengan santai memakainya, meski beberapa langkah darinya berdiri Nayla yang sangat ketakutan.
"Kenapa Kakak berada di kamarku?" sentaknya lagi.
"Apa?" Alvaro menoleh dengan cepat setelah mendengar ucapan Nayla. "Ini kamar kamu?" Pria itu kembali bertanya dengan nada suara beratnya. Matanya mulai memindai setiap sudut ruangan.
/0/24618/coverorgin.jpg?v=20250618185346&imageMogr2/format/webp)
/0/31109/coverorgin.jpg?v=dc7fd2ea8d59b490b40f101fc8dd1010&imageMogr2/format/webp)
/0/3565/coverorgin.jpg?v=e3cb0343bbd128c218a354b3ab719c21&imageMogr2/format/webp)
/0/7539/coverorgin.jpg?v=ed8fe97d5a9ca68a26b7170cd08632de&imageMogr2/format/webp)
/0/12710/coverorgin.jpg?v=744a608d2c902474986a4e5c13ac6375&imageMogr2/format/webp)
/0/19210/coverorgin.jpg?v=ea7afdd953f090bd13df17bc73fec027&imageMogr2/format/webp)
/0/18453/coverorgin.jpg?v=e5e9a83888769727e77b41bd16e4dcf1&imageMogr2/format/webp)
/0/10339/coverorgin.jpg?v=7244edee781154bedeaf59222cc144ab&imageMogr2/format/webp)
/0/2993/coverorgin.jpg?v=54f882673b3091c398ef98ac273eafa8&imageMogr2/format/webp)
/0/5797/coverorgin.jpg?v=20250121171826&imageMogr2/format/webp)
/0/4788/coverorgin.jpg?v=b2355936685eb50455db96bf23ca010e&imageMogr2/format/webp)
/0/3729/coverorgin.jpg?v=bea84ce318fdd83ba0f93e1e04dff7f6&imageMogr2/format/webp)
/0/4967/coverorgin.jpg?v=540c8bd2ab202cff76832a4ce2e1c01c&imageMogr2/format/webp)
/0/7206/coverorgin.jpg?v=4c648cd03e9ca6bd6f17151837f85e7c&imageMogr2/format/webp)
/0/22830/coverorgin.jpg?v=20251020183322&imageMogr2/format/webp)
/0/21992/coverorgin.jpg?v=a0aa3db4896e5b2ef99742c2f8bcf1e7&imageMogr2/format/webp)
/0/16201/coverorgin.jpg?v=20240808164248&imageMogr2/format/webp)
/0/16899/coverorgin.jpg?v=fca4d450081232d9cc9b483d83197345&imageMogr2/format/webp)
/0/16660/coverorgin.jpg?v=ff5347ef297ecd837887a5325e7885cd&imageMogr2/format/webp)
/0/17161/coverorgin.jpg?v=20240410160058&imageMogr2/format/webp)