Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Di pagi yang indah seorang gadis cantik sudah siap dengan setelan pakaian formalnya, ia adalah Atasya Nuraini. Tapi sebelum ia berangkat magang ia sudah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan mamanya dan dirinya sendiri. Ia pun segera bergegas kekamar sang mama untuk membangunkannya.
"Ma, bangun yuk! Sarapan dulu, biar mama enakan" ucap Tasya menggoyang-goyangkan tubuh sang mama.
"Nanti dulu Tasya!" tolak mama Alenna masih dengan mata tertutupnya.
"Sudah pagi Ma, Tasya kan harus berangkat magang. Nanti kalau Tasya sudah berangkat pasti mama ujung-ujungnya gak makan"
“Mama mau cepet sehat enggak sih” ucap Tasya lagi.
Tasya lalu menatap mata mama Alenna dengan lekat. Tasya sebenarnya tidak tega jika harus melihat sang mama yang seorang single parents masih saja bekerja diusia senjanya. Dulu setelah lulus sekolah menengah atas Tasya ingin langsung bekerja saja, tetapi hal itu tidak diperbolehkan oleh mama Alenna. Sang mama menginginkan agar anaknya berpendidikan tinggi, tidak seperti dirinya yang karena seorang anak pungut jadi tidak diperbolehkan untuk meneruskan pendidikan. Walaupun sekarang Tasya memang sudah bekerja tetapi itu juga baru magang selama 6 bulan, dan oleh sebab itu Tasya mengambil perkuliahan di kelas sabtu minggu agar ia masih bisa tetap bekerja dan kuliah.
"Ma, Tasya kan sudah kerja, dan penghasilan Tasya sudah cukup untuk membiayai kehidupan kita berdua, kenapa mama enggak tutup saja si? Capek kan mama harus berdagang dipasar sampe subuh gitu" bujuk Tasya yang menginginkan agar mamanya itu berhenti berdagang saja. Tasya tidak ingin jika kondisi mamanya itu memburuk, ditambah beberapa bulan belakangan ini mamanya sering sakit-sakitan. Tapi setiap Tasya ingin membawa mamanya kedokter, mamanya selalu menolak.
"Udah deh, bosan Mama dengar rengekan kamu yang tentang itu mulu! Kamu itu masih kuliah, kamu kerja juga baru magang. Kalau mama berhenti dagang, yang bayar uang kuliah kamu siapa?" ujar mama Alenna yang sudah mulai jengah dengan pembicaraan paginya dengan sang anak.
"Kan Tasya bisa nabung ma, bayar uang kuliah juga persemester kok enggak tiap bulan. Tasya gak mau liat mama sakit gini terus" ushaa Tasya tetap berusaha menyakinkan sang mama agar mau menuruti ucapannya.
"Ini adalah pekerjaan yang mama jalani sejak kamu kecil Tasya. Jadi gak mungkin mama berhenti dagang gitu aja, ditambah kamu belum lulus kuliah juga. Mungkin nanti kalau kamu sudah lulus kuliah dan bekerja ditempat yang bagus dan gajinya besar baru mama akan berhenti dagang" mama Alenna pun turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja makan.
Begitu sudah keluar dari kamarnya mama Alenna berteriak, "Ayo!! Katanya mau sarapan bareng! Kalau lama nanti kamu telat masuknya!" teriaknya dari luar membuat Tasya menghela nafasnya dan segera menyusul mamanya untuk sarapan bersama.
Begitu selesai sarapan, Tasya ingin berpamitan kepada sang mama. Tapi saat ia memperhatikan wajah mamanya itu sedikit berbeda dari biasanya, walaupun ia tahu kalau memang sang mama sedang tidak enak badan tetapi hari ini mamanya terlihat berbeda.
"Ma, mama yakin gak papa aku tinggal magang?" tanya Tasya dengan menatapnya intens.
"Mama enggak apa-apa kok" elak mama Alenna sembari tersenyum. Ia tidak mau jika sang anak harus tau suatu hal yang baru beberapa hari ini ia ketahui.
"Mama lagi enggak bohongin Tasya kan? Kita kedokter aja yuk ma" ajak Tasya khawatir, bagaimanapun juga didunia ini satu-satunya orang yang selalu mencintai dan melindunginya adalah mama Alenna. Dan ia tidak mau jika terjadi hal buruk kepada sang mama.
"Gak usah sayang, istirahat bentar juga nanti enakan kok mama. Kek biasanya aja sih" senyum mama Alenna dengan keterpaksaannya.
"Yaudah kalau gitu mama langsung istirahat saja ya! Gak usah cuci piring, ini biar Tasya yang beresin nanti pulang kerja"
"Iya" mama Alenna hanya bisa mengangguk karena tak ingin Tasya lama-lama berada dirumah, kalau hal itu terjadi bagaimana ia bisa meminum beberapa obatnya ini.
"Tasya berangkat dulu ya ma" pamitnya mencium punggung tangan ibunya kemudian pergi berangkat bekerja.
"Hati-hati di jalan ya sayang!" pesan mama Alenna.
"Maafin mama nak, Mama belum bisa jujur sama kamu. Mama enggak mau jika nanti mama harus menjadi beban pikiran kamu, mama ingin kamu hidup dengan bahagia, tidak seperti mama" batin mama Alenna memperhatikan sang anak yang sudah berjalan menjauh.
Tasya berangkat kekantor menggunakan transportasi umum, hal itu memang sengaja Tasya lakukan atas beberapa pertimbangan. Pertamaa, biaya transportasi umum lebih murah daripada kendaraan pribadi. Kedua, Ia tidak perlu capek. Dan yang ketiga, ia akan terhindar dari beberapa jenis kejahatan, seperti pembegalan ataupun perampokan.
Sesampainya di halte dekat kantor, Tasya langsung berjalan dengan riang masuki kedalam salah satu kantor perusahaan terbaik di kota itu.