Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ISTRI SIMPANAN KAKAK IPAR

ISTRI SIMPANAN KAKAK IPAR

Nada_Senja

5.0
Komentar
28
Penayangan
2
Bab

Angin malam berembus lembut, membawa aroma tanah basah selepas hujan. Di tengah gelapnya langit, seorang wanita berdiri di tepi balkon tinggi, matanya menatap kosong ke kota yang gemerlap. Heidy. Di balik sorot matanya yang sendu, bergelora badai luka dan perlawanan. Ia memeluk perutnya yang mulai membuncit, menyadari bahwa hidupnya tak lagi sama. Suara langkah berat mendekat, menghentikan aliran pikirannya. Restu Wijaya. Pria yang menjebaknya dalam permainan kelam. "Lari sejauh apa pun, kau tetap milikku," ucap Restu dengan suara dalam, mematri kenyataan pahit di dada Heidy. Mata Heidy membalas tatapan itu-penuh perlawanan. "Jika ini permainanmu, Restu, aku akan bertahan. Tapi jangan lupa... setiap permainan bisa berbalik arah." Di bawah kilatan petir, dua takdir yang saling bertentangan bertaut. Cinta, benci, dan rahasia kelam menanti di ujung jalan. Dan semuanya bermula saat Heidy dipaksa menjadi simpanan kakak iparnya.

Bab 1 1

Heidy melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hal yang jarang dia lakukan. Perempuan cantik bertubuh mungil itu, berkali-kali menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Tak dihiraukan ponselnya yang terus berkedip. Heidy menjadi jengah. Tinggal satu belokan lagi, harusnya tak terlalu terlambat untuk menemuinya.

"Maksa banget sih!" omel Heidy. Heidy tahu siapa yang menelponnya untuk itu dia tak ingin mengangkatnya.

Seampainya di sebuah perkantoran, Heidy setengah berlari setelah memarkirkan sedan hitamnya menuju salah satu kantor. Untung saja, Heidy bukan pecinta high heel jadi bisa melesak dengan cepat dan aman.

"Nona Heidy?" Seorang laki-laki dengan penampilan rapi ternyata telah mencegatnya di lobby.

"Ya, saya?" Heidy terengah-engah menjawab pertanyaan.

"Mari ikuti saya!" Laki-laki itu menunjuk dengan sopan ke arah lift khusus. Perempuan itu hanya mengangguk lalu dengan patuh mengikutinya diikuti pandangan beberapa karyawan yang heran dengan sosok Heidy. Bagi mereka, lift itulah sangatlah istimewa. Hanya pemilik dan orang-orang tertentu saja yang dibolehkan menaikinya.

Sedang Heidy tak terlalu mengindahkan tatapan itu. Baginya lebih penting untuk segera bertemu dengannya jika tidak maka tidak hanya menghancurkan Heidy tapi juga Daniela, kakaknya juga perusahaan ayahnya.

"Silakan!" Heidy tampak gugup ketika lift terhenti dilantai delapan belas. Lantai tertinggi yang tak semua orang diijinkan untuk datang. Perlahan mengikuti langkah laki-laki itu ke sebuah ruangan.

Perempuan berambut panjang itu sejenak ragu. Dia hanya berdiri di depan saat pintu ruangan telah di buka.

"Nona, silakan!"

"Ah, ya. Terima kasih!" Heidy tak lagi punya pilihan untuk menghindar. Sejenak dia menyalahkan dirinya sendiri karena mau datang.

Heidy melangkah pelan saat pintu ditutup dari luar.

Restu Wijaya, seorang CEO muda yang saat ini sedang menjadi buah bibir, bukan hanya karena ketampanannya tapi karena sepak terjangnya dalam bisnis manufaktur membuatnya menjadi incaran banyak orang. Termasuk ayah Heidy yang ingin menjalin kerjasama.

Restu duduk di balik meja kerjanya yang megah. Sorot matanya tajam saat Heidy memasuki ruangan. Aura kekuasaan begitu kuat memancar darinya. Diletakkannya ponsel yang sedari tadi dipandangnya.

"Selamat datang, Nona Heidy Artha Wiguna!" Restu berdiri lalu mengulurkan tangannya dengan formal. Heidy menerima dengan ragu. Restu menjabatnya dengan erat lalu menyilakan Heidy untuk duduk di sofa tamu.

"Silakan. Duduk saja di sini. Aku ingin kita bicara dengan santai" Restu melangkah ke sofa tamu yang diikuti oleh Heidy.

"Kau tentunya tahu tentang rencana pernikahanku dengan kakakmu, Daniela. Juga keinginan ayahmu untuk menjalin proyek bersama di kawasan tenggara!" Restu memulai percakapan dengan menyilangkan kedua kakinya. Mata elangnya tak pernah lepas dari Heidy. Gadis itu hanya terdiam dan mengangguk.

"Aku akan meloloskannya tapi aku punya syarat dan hanya kau yang bisa memenuhinya!" Restu tersenyum licik. Selama ini tak ada yang mampu menolak pesona Restu meski begitu, restu tak yakin jika Heidy akan bersedia. Untuk itu, Restu telah menyiapkan beberapa alternatif jika gadis berlesung pipit itu menolak.

"Ehm..maaf Pak Restu. Dari awal saya tak pernah ingin terjun dalam bisnis. Jadi saya rasa saya tak bisa membantu Pak Restu. Mungkin saya akan sampaikan pada papa atau Kak Daniela jika Pak Restu berkenan!" Heidy tersenyum. Tanpa memahami justu senyum itulah yang menjadi candu bagi Restu sejak awal bertemu.

"Tidak. Aku tak tertarik bernegoisasi denganmu. Aku mengajukan penawaran dan.. hanya kau yang bisa memutuskan!" Restu mencondongkan tubuhnya. Heidy menatap Restu dengan tatapan tanda tanyamb

Restu kembali tersenyum lalu menyerahkan map coklat yang sedari tadi di meja.

"Bukalah!" Restu menyerahkan map itu lalu kembali menyilangkan kakinya. Heidy menerimanya dengan hati-hati dan membukanya. Sontak wajahnya memerah. Gambar-gambar syur Daniela terpampang tanpa sensor. sungguh erotis. Wajah Heidy seketika memerah menahan malu. Tangannya bergetar. Keringat dingin membasahi dahinya. Jantungnya yang semula berdegup hanya dengan menatap Restu, kini terpaksa harus berpindah tempat.

"Ehm, ... Begini Pak Restu! eh, saya.. Maaf, saya ...!"Heidy hanya menggeleng lemah. Kata-katanya tersekat di kerongkongan. Meski bukan dia yang ada di foto itu, tetap saja Heidy merasa dihakimi.

Heidy menggigit bibirnya. Tak menyangka jika foto-foto syur kakaknya beberapa tahun lalu, bisa Restu dapatkan dengan mudah.

"Aku sangat mengenal masa lalu kalian berdua, terlebih Daniela. Gadis yang tak lagi memliki rahim. Dan aku tak hanya butuh wanita untuk menjadi pasanganku tapi aku juga butuh keturunan untuk meneruskan harapanku! Jadi, aku ingin kau menjadi istri simpananku!" Matanya berkilat merah. Heidy kembali tersentak. Tak menyangka jika Restu sedetail itu memilih pasangannya. Sungguh bertolak belakang dengan kabar beredar yang Heidy terima.

"Pak Restu..!"

"Satu hal yang harus kamu tahu. aku tak pernah berniat menikahi anak haram!"

"Apa maksudmu?" Heidy menatap tajam Restu. Jika sedari tadi Heidy diam karena menjaga banyak hal kini hatinya tak bisa menerima dengan kata-kata Restu. Heidy selalu terluka dengan kata-kata itu. Kata-kata yang selalu ia dengar dari Bu Ratna, ibu tirinya, juga dari Daniela untuknya.

"Hei hei, sabar Heidy! Bukankah begitu realitanya?" Restu tersenyum.

"Kau cukup jelas mengatakannya dan inilah realitanya, jadi saya rasa tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Permisi Pak restu!"

"Pikirkan syaratku! Aku akan menikahi kakakmu meski dengan masa lalu yang tak bisa kuterima dan meneruskan kerja sama dengan perusahaan ayahmu, asal kau sanggup dengan permintaanku!"

Heidy berdiri. Kini, ia merasa sia-sia telah datang ke perusahaan Restu. Dia pikir ada hal yang Restu inginkan untuk melancarkan keduanya ternyata Heidy salah.

"Maaf, saya permisi. Saya tak tertarik untuk jadi simpanan anda, dan saya harap, ini terakhir kalinya kita bertemu. Sampai jumpa!" tanpa menunggu jawaban, Heidy segera berbalik dan melangkah pergi. Nafasnya memburu karena emosi tapi tetap saja, Heidy tak mampu meluapkannya selain pergi. Baginya pergi adalah sebuah jalan terbaik untuk menyelesaikan semua permasalahan karena begitulah yang selalu Heidy lakukan selama ini.

Sepeninggal Heidy, Restu tertawa. Laki-laki itu hanya menggeleng pelan. Heidy mungkin tak pernah tahu, jika Restu tahu masa lalu Daniela tentunya Restu tahu masa lalunya.

"Kita akan bertemu lagi, Heidy! Bersiaplah!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nada_Senja

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku