/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
“ARAAA!!!!!!” terdengar teriakan keras dari belakang.
“Araa Ara Araaa!!!! Tungguin dong, Ra!” seru Yasti sembari berlari mengejar sahabatnya, Ara.
“Apaan sih, Yas?” tanya Ara kesal. Karena teriakan Yasti terlalu kencang, semua orang yang ada di sekitar mereka memandangi dengan heran.
“Lu tuh kebangetan ya, Ra! Gue panggil, tapi lu cuekin aja,” protes Yasti.
“Sudahlah, Yas. Lu teriaknya kaya lagi kejar maling, bikin malu aja,” celetuk Ara kesal sambil menggelengkan kepala dan menampar pelan kepala Yasti.
“Hehehe. Biar rame gitu dong, Ra. Hari pertama masuk SMA harus seru, kan. Lu mah udah kaya apa gitu," ujar Yasti dengan santai, mengabaikan omelan Ara.
“Iya, seru sih seru. Tapi nggak usah sampe bikin malu juga dong. Lihat aja, orang-orang jadi nengok-nengok gitu,” ucap Ara sedikit kesal.
"Sudah, cepat. Nanti kita terlambat," ajak Ara sambil mempercepat langkah. Waktu yang tersisa sudah sangat sedikit, dan Ara tidak ingin terlambat di hari pertama mereka masuk SMA.
“Ra, semoga kita sekelas lagi ya. Katanya SMA itu menyeramkan, gue takut nih,” kata Yasti dengan wajah cemas.
“Hahaha, malu sama sabuk hitam, Yas," terkekeh Ara saat mendengar perkataan sahabatnya. Yasti adalah pemegang sabuk hitam dan pernah menjadi juara pertama dalam kejuaraan Taekwondo.
“Ih, Ra! Lu ngeselin tau,” protes Yasti.
"Lagian, nggak usah takut-takut. Kita kan berdua. Sabuk hitam kayak lu, kok takut sih," balas Ara sambil tersenyum.
Lima menit telah berlalu dan mereka akhirnya tiba di gerbang sekolah. Meskipun terlambat, beruntung mereka tidak dikenai hukuman apa pun. Terlihat di depan gerbang bahwa para murid telah berbaris di tengah lapangan, jadi keduanya berlari menuju barisan.
"Tess, Tess. 1,2,3," terdengar suara mikrofon.
Di depan mereka, seorang wanita dewasa siap memberikan arahan pada para siswa yang berbaris rapi di lapangan.
"Halo semuanya! Selamat pagi bagi para siswa dan siswi baru yang bergabung di sini. Saya adalah Rita, Kepala Sekolah Oakmont."
Setelah memberi sapaan dan sambutan pada para siswa baru, kegiatan orientasi dimulai dengan bantuan kakak osis yang bertanggung jawab. Mereka membagi para murid baru menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari lima belas orang dan didampingi oleh dua anggota osis.
Mengapa begitu sedikit?
Alasannya karena tes masuk ke sekolah ini cukup sulit dan rumit. Biayanya juga cukup mahal, dan persyaratan serta ketentuannya sangat rumit. Tidak semua orang bisa masuk ke sekolah ini. Untuk mendapatkan beasiswa saja, siswa harus mencapai nilai tertentu dalam setiap mata pelajaran dan nilai keseluruhan juga harus dipertimbangkan. Jika nilai di mata pelajaran tertentu kurang, maka nilai keseluruhan akan dipertimbangkan sebelum diputuskan apakah siswa tersebut layak diterima atau tidak. Masuk ke sekolah ini membutuhkan perjuangan yang keras.
Dan, Arabella Raveen berhasil! Semua itu terjadi berkat kerja kerasnya belajar siang dan malam.
"Wooohooo!! Ra, kita satu tim!" teriak Yasti sambil melompat kegirangan. Meskipun Ara masih kesal padanya, tapi Yasti tak kehilangan semangat.
"Seriusan? Baguslah," jawab Ara dengan tak terlalu antusias.
"Hah! Mulai sombong nih!" komentar Yasti.
"Jangan marah lagi, Ra. Gue kan sudah minta maaf," kata Yasti dengan suara penuh permohonan.
"Iya, iya. Tapi jalannya jangan kayak kura-kura. Coba berjalan lebih cepat. Untungnya kita tidak kena hukuman, kalau tidak bagaimana?" keluh Ara pada Yasti yang hanya tertawa. Dia tahu bahwa sahabatnya itu tidak akan benar-benar kesal padanya.
"Iya, Bu Ketua!" seru Yasti dengan lantang, tanpa sadar menarik perhatian orang sekitar.
"Eh, kamu dengan rambut kuda! Jangan berisik! Perhatikan dan dengarkan arahan Ketua OSIS," tegur kakak kelas, membuat mereka di sekitar mulai menatap mereka.
/0/13387/coverorgin.jpg?v=20250123145117&imageMogr2/format/webp)
/0/13545/coverorgin.jpg?v=92a81c562eb3e669253ed2ccef5f987f&imageMogr2/format/webp)
/0/20283/coverorgin.jpg?v=20241030112700&imageMogr2/format/webp)
/0/29864/coverorgin.jpg?v=20251205185447&imageMogr2/format/webp)
/0/5296/coverorgin.jpg?v=b661641e628f8a8a69709a76ac5ad2a5&imageMogr2/format/webp)
/0/13460/coverorgin.jpg?v=20250123145249&imageMogr2/format/webp)
/0/17190/coverorgin.jpg?v=20240328170443&imageMogr2/format/webp)
/0/4318/coverorgin.jpg?v=20250121182507&imageMogr2/format/webp)
/0/13167/coverorgin.jpg?v=fbe3725e71f0b9d903e30a34735feaff&imageMogr2/format/webp)
/0/7738/coverorgin.jpg?v=dba6a1467121e0612b2796ace98673a1&imageMogr2/format/webp)
/0/16889/coverorgin.jpg?v=60341e9fe96835f555cd64f9a6a99bc3&imageMogr2/format/webp)
/0/3601/coverorgin.jpg?v=83a5f88faaca10c1cf20247d703c0875&imageMogr2/format/webp)
/0/23514/coverorgin.jpg?v=20250704080025&imageMogr2/format/webp)
/0/21451/coverorgin.jpg?v=aa8ceebdc41dc61121defec234029f0e&imageMogr2/format/webp)
/0/17363/coverorgin.jpg?v=20240328170444&imageMogr2/format/webp)
/0/9358/coverorgin.jpg?v=28d336118bc83a1659dea43871a2e5af&imageMogr2/format/webp)
/0/7624/coverorgin.jpg?v=0410042db671154295af3e6899b3452a&imageMogr2/format/webp)