/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
"Yo! Udah makan siang?" tanya seseorang dari seberang telepon.
Yoyo nampak antusias, "Udah! Tadi aku beli mie instan!" sahutnya.
Terdengar helaan napas dari seberang sana, "Kenapa makan mie lagi? Tadi Bapak kan udah kirimin makan sehat."
Yoyo terkekeh, Ia tahu Bapaknya pasti akan mengomel karena Ia terlalu sering makan mie instan.
"Bosen makan sehat terus! Kalo sakit aku kan periksa gratis ke Bapak!" sahut Yoyo terkekeh membuat seseorang diseberang telepon menghela napas.
"Hus..! Ngggak boleh ngomong begitu, banyak orang yang sakit tapi pengen sembuh loh. Kamu malah nggampangin sakit," kata Bapak Yoyo dari seberang sana membuat Yoyo terkekeh lagi.
"Jadi tadi makan sehat aku tumplek gara-gara aku bawa lari-larian ngejar Mantara!" kata Yoyo menjelaskan kejadian tadi pagi.
"Ya udah! Nanti sore Bapak kirimin lagi! Harus Kamu makan pokoknya!"
"Siap, Pak!"
Usai bertelepon ria dengan sang Bapak, Yoyo kini menghela napas. Bukankah Bapaknya sudah seperti Ibunya? Lantas untuk apa Ia butuh seorang Ibu? Bapaknya saja sudah bisa jadi dua orang sekaligus dalam hidupnya, Bapak bisa jadi Ayah untuknya, dan terkadang bisa jadi Ibu juga untuknya. Jadi, Yoyo rasa Ia tidak perlu sosok perempuan yang di sebut Ibu. Bapaknya saja itu sudah lebih dari cukup.
Memangnya kenapa kalau Ia tidak punya Ibu? Toh Ia masih bisa hidup tanpa perempuan itu, lagipun selama ini Yoyo jadi anak baik meskipun tanpa Ibu. Ya beberapa orang bilang kalau seorang anak akan jadi anak yang lebih baik jika di urus seorang Ibu, tapi itu semua hanya kebohongan menurut Yoyo. Lelaki itu baik-baik saja, lelaki itu tidak mendadak jadi begundal hanya karena di besarkan dan di rawat oleh seorang Bapak bukan seorang Ibu.
"Nggak semua Ibu itu sama! Ada Ibu yang emang nggak cocok kalo harus ngerawat anaknya, dan itu adalah Ibu gue sendiri!" monolog Yoyo sembari menatap langit yang siang ini agak mendung.
Yoyo masih berdiri di depan mesin cuci yang sedari tadi terus memutar-mutarkan pakaian, tentu saja itu artinya mesin cuci berfungsi dengan baik. Lain jika manusia yang omongannya berputar-putar, di mana artinya manusia itu tengah menyimpan sebuah rahasia, dan orang lain tak boleh mengetahuinya. Dan mungkin hal ini sangat pas dengan Yoyo, yang tak ingin orang lain tahu masalahnya dengan sang Ibu.
***
Yoyo paling dekat dengan Mantara, sebab sejak SD mereka sudah satu sekolah dan teman sepermainan sejak kecil, bahkan rumah mereka juga cukup dekat meski lain komplek, di mana Mantara komplek C, sementara Yoyo komplek B.
Rumah keduanya bisa disebut di daerah perumahan elite, tentu saja biaya pajaknya saja mahal meski tidak selangit mahalnya.
"Ada masalah, Yo?" tanya Mantara yang kini menepuk bahu Yoyo, membuat lelaki itu berjingkit terkejut.
"Dih kaget! Berarti ada masalah!" kata Mantara menyimpulkan sendiri, seolah sudah hapal betul kelakuan teman sekaligus tetangganya.
Yoyo nampak menghela napas, sedang tak berminat bercerita terlebih jika menyangkut Ibunya.
"Benerkan? Ah udah jelas ada masalah! Ada apa sih, Yo sebenernya? Cerita aja siapa tau gue bisa bantu," todong Mantara agar Yoyo mau setidaknya membuka mulut, dan bercerita tentang masalahnya.
Sayangnya Yoyo bukan tipe manusia, yang dengan mudahnya menceritakan masalah pribadinya pada orang lain, meski yang di maksud orang lain adalah sahabatnya sendiri.
Yoyo sekali lagi hanya menatap Mantara, yang kini juga menatapnya. Yoyo sering kali tidak merasa yakin kepada siapapun ketika hendak menceritakan masalah hidupnya, bagi Yoyo tempat terbaik dan tersempurna untuk bercerita adalah Tuhan, sebab bagi Yoyo manusia tidak ada yang bisa benar-benar menjaga rahasia yang tengah di simpannya. Dari pada ada yang tahu Yoyo memilih diam, dan menutup seluruh kehidupan pribadinya dari dunia. Dan memutuskan untuk bercerita pada Tuhan saja, seperti yang selalu di ajarkan sang Bapak.
Karena Bapak tidak pernah bisa denger ceritamu, ceritakan semua hal paling menyenangkan ataupun menyedihkan sekaligus menjengkelkan pada Tuhan. Tuhan sudah pasti menjamin kerahasiaan hamba-Nya, bahkan Tuhan akan menyimpan rapat-rapat aib seorang hamba. Maka dari pada Kamu repot-repot menceritakannya pada orang, dengan hati yang tidak tenang karena takut orang itu membongkar rahasiamu. Lebih baik ceritakan pada Tuhan, Tuhan tidak pernah menolak siapapun yang datang pada-Nya.
Dan Yoyo seketika kembali tersadar dari lamunannya, benar juga. Mungkin akan lebih baik Mantara tidak perlu tahu, dan intinya tidak boleh ada yang tahu. Karena Yoyo benci jika harus menjelaskan ataupun menceritakannya.
/0/2908/coverorgin.jpg?v=9e18d85bccc0b3a6a550f780a177ccc6&imageMogr2/format/webp)
/0/30692/coverorgin.jpg?v=52ecb041bbe4c0037c17ca0867b3dd0b&imageMogr2/format/webp)
/0/15270/coverorgin.jpg?v=cce27f6c056c5cb4ac2e9b0df141e243&imageMogr2/format/webp)
/0/16296/coverorgin.jpg?v=692440367c44117e7fdefdf76376304e&imageMogr2/format/webp)
/0/28672/coverorgin.jpg?v=20251027182455&imageMogr2/format/webp)
/0/28860/coverorgin.jpg?v=bba826a0f173a0b385069ef51ce6cc61&imageMogr2/format/webp)
/0/29465/coverorgin.jpg?v=060d0d9395870c162ad87f632205f1db&imageMogr2/format/webp)
/0/28913/coverorgin.jpg?v=27349dd4fb907d981345554fe0aa639c&imageMogr2/format/webp)
/0/29788/coverorgin.jpg?v=2db6c1d51b5e2cf2a28c128544250bc1&imageMogr2/format/webp)
/0/28882/coverorgin.jpg?v=a58ba5897c5802f25e6ffce521a39def&imageMogr2/format/webp)
/0/17270/coverorgin.jpg?v=69a334fa207ce1272b3098765b308006&imageMogr2/format/webp)
/0/16653/coverorgin.jpg?v=20240207185413&imageMogr2/format/webp)
/0/28864/coverorgin.jpg?v=ea2dee007ad4e0ae33ded56bdb1cfb1d&imageMogr2/format/webp)
/0/29395/coverorgin.jpg?v=20251205185449&imageMogr2/format/webp)
/0/12463/coverorgin.jpg?v=534fc5ae1af13605fc8063b354b3b8d1&imageMogr2/format/webp)
/0/29145/coverorgin.jpg?v=93e9e91e777a4abee37d2d7b5969b21f&imageMogr2/format/webp)
/0/18416/coverorgin.jpg?v=d0f75179b592122a3b9ae1b844a4c2d0&imageMogr2/format/webp)