Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pacarku Mantan Dosen Killer

Pacarku Mantan Dosen Killer

Nr.Isthifa

5.0
Komentar
382
Penayangan
3
Bab

Karena pekerjaannya Rania Giovanni bertemu lagi dengan pria yang paling menyebalkan dalam hidupnya, Aiden Ezhardy Milanovic. Seorang mantan dosen killer yang paling Rania benci penyebab dirinya trauma dan mengalami gangguan kecemasan di masa kuliahnya. Aiden datang menjadi bos baru di tempat ia bekerja. Karena tak ingin gangguan mentalnya kumat. Membuat Rania mundur dari pekerjaannya menghindar dari Aiden. Bukannya semakin menjauh, Aiden malah semakin mendekat kepadanya. Bagaimanakah nasib Rania?

Bab 1 PMDK 1

"Revisi! Revisi! Revisi! Skripsi kamu revisi!" ucap dosen pembimbing.

Plakk! Melempar skripsi milik Rania ke meja dengan ekspresi menyeramkan lebih-lebih matanya menyorot tajam mirip mata elang. Kata itu terngiang-ngiang terus di kepala Rania hingga 8 bulan berlalu setelah Rania Giovanni merayakan wisudanya.

Tiga bulan terakhir dia telah bekerja di sebuah hotel menyandang status sebagai asisten manajer.

Rania bangun dengan tergopoh-gopoh menuju kamar mandi. Menyesali mimpi buruknya yang membuat dirinya bangun kesiangan. Terkadang mimpi itu selalu muncul bahkan sering. Menghantuinya sampai hampir membuat dirinya gila.

Setiap hari dia harus minum pil penghilang cemas akibat pengalaman buruk di masa kuliah dulu. Rania hampir gila karena kata 'Revisi' yang terus berulang dari mulut seseorang dosen pembimbing yang killer.

"Kalau diingat-ingat bikin stress!" keluh Rania sambil mengusap rambutnya kasar. Lalu menutup kamar mandi dengan keras.

Selesai mandi, memakai seragam kerjanya. Dia langsung keluar kosan. Lalu memesan taksi online yang dipesannya 5 menit lalu. Tak butuh waktu lama untuk menunggu. Taksi pun datang.

"Hotel Milanovic pak!" ujarnya pada supir taksi tersebut.

"Oke mba,"

Butuh 30 menit di perjalanan dari kosan Rania menuju hotel Milanovic. Syukurnya hari ini tidak macet. Jadi Rania tidak terlalu telat.

Setelah membayar ongkos. Rania berjalan ke dalam hotel dan menyapa beberapa bawahannya yang lain. Mereka bergantian shift.

Rania langsung mendatangi ruang general manajer. Yakni ruangan milik Pak Yoman atasannya sekaligus ruang kerjanya juga.

"Selamat pagi pak Yoman!" Rania mengetuk pintu melempar senyum lalu masuk.

Duduk di kursi yang bersebelahan dengan meja kerja pak Yoman. Hanya saja ada kaca transparan yang tinggi membatasi meja mereka.

Pak Yoman tiba-tiba mendatangi mejanya. Bertengger di dekat pembatas.

"Ran! Hari ini bos baru kita mau dateng loh," seru pak Yoman dengan sumringah.

Pak Yoman sosok atasan yang baik, humoris dan santai. Dia selalu membuat nyaman situasi apapun.

"Serius pak Yo? Kok pak Yo gak kasih tahu aku dari semalem?" tanya Rania yang agak terkejut dengan kabar ini.

"Maaf ya Ran, bos baru kita beda sama bos lama, secara umur juga kan jauh banget, biasalah yang muda-muda maunya dadakan," ucap pak Yoman dengan logat jenakanya.

"Oh masih muda pak?" tanya Rania antusias.

"Iya, kisaran umur 30 ke atas lah, beda 10 tahun sama saya," ucapnya diiringi kekehan.

"Oh.. beliau anaknya pak David Milanovic?"

"Iya lah, anak pertama,"

"Wahhh aku penasaran pak jadinya, jarang banget ya denger ada bos muda, kebanyakan yang dipikiran saya itu bos tua yang perutnya hamil gitu loh pak," ucap Rania sambil membulatkan perutnya. Lalu memperagakannya dengan tangan.

"Huss! Kamu ini sembarangan!" tegur pak Yoman sambil mengibas tangannya ke arah Rania.

"Hehehe maaf pak Yo! Pak Yo gak mau cek gitu lokasi buat sambut kedatangan bos baru kita? Udah dikasih tahu belum pak Yo?"

"Ayo sama kamu! Kalau saya sendiri kurang afdol,"

"Oke baik pak,"

Rania dan pak Yoman menuju lokasi penyambutan. Tepatnya di lobi hotel.

"Sebenarnya pak David bilang sama saya, tidak perlu sambut dengan yang terlalu mewah, tapi pak Yo punya firasat kalau selera anak pak David ini lebih bagus, jadi pak Yo mau bikin kesan pertama yang memuaskan buat dia," ucap pak Yoman dengan semangat selama berjalan menuju lorong-lorong kamar.

"Humm pak Yo mau cari muka ya?" goda Rania sambil menyenggol lengan pak Yoman.

"Ya kita semua dong yang lagi cari muka Ran! Siapa yang gak mau dipuji sama bos sendiri, aku percaya sih bos baru kita orang yang tegas, dari mukanya saja kelihatan jelas," jelas Yoman.

"Kok pak Yo tahu?"

"Pak Yo punya fotonya dong," Yoman menggoyangkan hp nya.

"Lihat dong pak!"

"Eitsss gak boleh, kalau mau lihat uang tip nya dulu dong,"

"Pak Yo pelit!" Rania mendengus kesal.

Pak Yoman mulai bertanya kepada bawahannya soal kesiapan semua keperluan penyambutannya. Setelah itu mereka bersama-sama melakukan briefing sebelum bekerja. Agar semua lancar dan sinkron. Tak ada miss komunikasi antar pekerja.

Setelah briefing berakhir, mereka berdiri di posisi masing-masing. Selang sebentar bos baru dan rombongannya datang. Mobil mereka telah terparkir di halaman depan hotel. Ternyata beliau datang bersama dengan pak David Milanovic beserta koleganya yang lain.

Semua orang menunduk kecuali pengunjung hotel yang tidak tahu bahwa di sini pemiliknya telah datang.

"Selamat pagi pak! Selamat datang!" ucap mereka kompak.

"Perkenalkan ini anak saya, Aiden Ezhardy Milanovic menggantikan saya sebagai bos baru kalian dimulai dari hari ini dan seterusnya! Beri tepuk tangan!" ucap pak David dengan bangga memperkenalkan anaknya kepada orang banyak.

"Hay Yoman!" sapa pak David ramah kepada Yoman. Dia menepuk Yoman dengan bangga.

"Terimakasih atas kerja keras kamu ya, hotel ini saya serahkan ke anak saya sekarang, kamu harus sabar ya hadapi dia," pesan pak David sambil mengerlingkan matanya.

"Baik pak! Saya siap sekali," Yoman makin-makin bangga pada dirinya.

Pak David memang sangat ramah dan bersahaja. Buktinya dia bukanlah sosok bos yang menakutkan bagi bawahannya. Dia menganggap bawahannya sebagai anak. Bukan pekerja rendahan. Maka dari itu mereka semua makmur dan bekerja tanpa mengeluh.

Semenjak kedatangan bos baru hotel Milanovic. Rania dibuat menganga oleh sosok yang mengejutkan, menyebalkan, yang tidak disangka-sangka dan membuatnya ingin menggali lubang di tanah. Apalagi ketika mendengar namanya terdengar lagi.

Tubuhnya dibuat keringat dingin melihat sosok itu lagi setelah 8 bulan lalu terlewati. Sosok dosen pembimbing yang killer dan tak punya hati. Dan kini dirinya tertimpa sial harus bertemu lagi dengannya dalam sosok bos barunya. Aiden Ezhardy Milanovic.

'Ternyata inisial M di nama belakangnya bukan Margaret, melainkan Milanovic, astaga kenapa sesial ini?' batin Rania tersiksa sambil menggerutu kecil.

"Pantas waktu itu aku familiar dengan nama Rania waktu diceritakan ayah! Ternyata Rania itu kamu?" tanya Aiden pada Rania yang tertunduk enggan melihat wajahnya sama sekali.

"Siapa yang kamu maksud Aiden?" tanya pak David bingung.

"Ini Rania asisten manajer Yoman, dia ini lulusan di kampus yang aku ajar," jelas Aiden.

"Oh kamu kenal dia Aiden?" tanya pak David lagi.

"Sedikit,"

Rania menggerutu kesal. Kalau sedikit kenapa dia menjelaskan begitu lantang.

'Apes! Apes! Kenapa ketemu lagi sama orang menyebalkan ini? gara-gara dia aku jadi punya gangguan kecemasan! muka yang paling aku benci dan paling aku hindari!' sewot Rania dalam hati.

"Muka kamu kenapa? Angkat!" suruh Aiden meminta Rania untuk mengangkat dagunya. Namun Rania tak mendengar aba-aba tersebut terpaksa Aiden menarik dagu Rania ke atas.

"Kamu itu atasan di sini, kamu harus menjadi sosok yang ditakuti bawahan!" ucap Aiden tegas. Sehingga orang-orang yang ada di situ memperhatikannya.

"Aiden jangan terlalu keras! Ayah bilang boleh tegas tapi jangan terlalu keras!" pesan pak David.

"Ayah sudah gak ada hak buat memerintah aku, di sini aku bos nya," ucap Aiden tegas. Mendengar ucapan Aiden semua bawahannya menjadi ciut nyali karena perbedaan sifat yang begitu mencolok dari Aiden.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nr.Isthifa

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku