Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
KEEP AN EYE ON HIM

KEEP AN EYE ON HIM

novia

5.0
Komentar
52
Penayangan
8
Bab

"Aku akan mengawasi mu setiap saat, sampai tidak ada celah bagi mu untuk bebas, karena aku akan menjadi mata-mata yang selalu mengincar mu!" Cover: Free Image Desain cover by HD Photo Editor And Lghtc

Bab 1 Menjalankan Tugas

Aku memanjat sebuah pangar yang menjulang tinggi dan aku melompat ke dalam, sebuah rumah mewah dengan penjagaan yang begitu ketat, tidak pelak membuatku gentar untuk masuk.

Namaku Tristan, aku yang sudah profesional dalam menjalankan tugasku begitu sangat berhati-hati.

Aku segera melangkah masuk ke dalam melalui taman belakang.

Aku berhasil menghindar setiap lampu sorot yang mengarah kepadaku.

Seorang Tristan yang mendapatkan job besar untuk menghabisi pimpinan seorang gangster yang berbahaya di kota ini.

Aku bekerja sama dengan temanku yang bernama Pablo Osvaldo, pria berdarah campuran Meksiko.

Pria itu yang menyediakan biro untuk menerima jasa yaitu pembunuh bayaran dengan menyediakan tarif yang tidak sedikit.

Pablo menyediakannya melalui di situs internet yang bernama Dark Web.

Tak tanggung-tanggung, kali ini seorang wanita menghubunginya, dengan menjanjikan bayaran yang cukup mahal.

Pablo langsung menyanggupinya dan segera menemuiku

Aku sedang berada di restorannya sedang melayani pelanggan. Mereka menikmati makanan shrimp dumpling dengan olahan pangsit yang aku buat.

Pekerjaan itu sudah lama aku tekuni, demi menjaga pekerjaan sampingan ku sebagai pembunuh bayaran.

Aku adalah pembunuh yang jenius dan profesional.

Saat ini aku berhasil menggapai jendela dan menempatkan tubuhku di sana.

Tanganku bergerak mencabut pisau yang ada di balik bajuku, aku perlahan mencongkel jendela ruangan itu dan beberapa menit, aku berhasil membukanya.

Aku menutupnya kembali perlahan agar tidak menimbulkan suara, aku sudah berhasil memasukkan tubuhku ke dalam, aku mengedarkan pandanganku kesekeliling.

Ruangan yang aku masuki adalah ruang tamu yang berdekatan dengan taman yang ada di lantai satu.

Perlahan aku berpaling mengarahkan pandanganku ke arah tangga.

Di sana ada beberapa bodyguard yang naik turun, menunju lantai satu secara bergantian.

Aku harus berhati-hati karena rumah ini terlalu ramai dengan pengawalan, aku bisa pastikan bahwa targetku bukanlah orang sembarangan.

Ini jelas terlihat dari pengawal yang di perkerjakan cukup banyak, sehingga bisa di tebak bahwa bos mereka cukup berpengaruh, sehingga di beri penjagaan yang cukup ketat.

Aku yakin, jika Tuan Beniqno adalah orang yang memiliki banyak musuh, pantas saja wanita yang menghubungi Pablo mencari orang luar untuk melenyapkannya.

Tanganku bergerak membuka tas ransel yang selalu tersangkut di bahuku, setiap kali mendapatkan tugas yang extrim.

Aku membukanya sambil sesekali pandanganku mengedarkan sekeliling untuk menghindari, agar tidak ada orang yang melihatku berada di sana.

Aku segera mengambil tali untuk memanjatkan menuju lantai dua, mungkin dengan cara instan begini, tidak ada seorangpun yang melihatku.

Meskipun masih Fifty-Fifty, jika mereka mempunyai penglihatan yang cepat dan agresif mungkin akan tahu kedatangan ku malam ini.

Aku melirik ke arah jam yang berada di pengelangan tanganku, aku harus menyelesaikan pekerjaanku dalam waktu 15 menit.

Aku berjalan mengendap-endap menghindari dari beberapa penjaga di ruangan itu.

Tatapanku tajam mengarah ke lantai dua rumah mewah itu.

Aku dengan cepat meleparkan tali dan dengan sekejap aku bergantung, melompat menuju lantai dua.

Dua menit aku sudah berada di sana.

Aku merasa lega, karena tidak ada yang melihat pergerakan ku.

Tanganku bergerak memasukkan tali itu ke dalam tas ransel yang tersangkut di bahu.

Pandangan ku mengarahkan kepada ke dua ajudan Tuan Beniqno yang keluar dari sebuah kamar.

Aku memastikan jika kamar itu adalah milik majikan mereka.

Aku menarik masker untuk menutupi wajahku dan berjalan ke arah ruang itu dengan sangat berhati-hati.

Aku tidak ingin ketahuan oleh mereka, bisa pecah pertarungan nantinya, aku tidak ingin kembali dengan tangan kosong.

Perlahan aku menarik handle pintu dengan perasaan was-was, aku tidak bisa memprediksi ke adaan di dalam.

Tapi tampaknya kamar Tuan Beniqno begitu luas, sehingga tidak mengetahui tentang ke datanganku.

Tapi bagaimana kalau ada pengawal mereka yang memergoki aku masuk ke dalam kamar Tuan mereka?

Mudah-mudahan mereka tidak mengetahui ke beradaanku di sana.

Ini adalah maut Tuan mereka, meskipun mereka begitu ketat menjaganya, tapi jika kematiannya berada di tanganku tentu saja tidak akan dapat di elakan.

Dengan memantapkan hati aku segera membukanya, aku tidak melihat siapa-siapa, aku tersenyum evil.

Tampaknya ini menjadi malam keberuntungan ku dan bisa dengan mudah menyelesaikan pekerjaanku.

Aku melirik Tuan Beniqno yang berada di ranjangnya, aku membuka tas ransel dan mengeluarkan kawat listrik untuk menghantarkan arus listrik ke dalam bak mandi milik Tuan Beniqno.

Tidak berapa lama pekerjaanku selesai, aku juga meninggalkan peledak di sana, tidak ingin menunggu lama, aku segera keluar melalui balkon yang ada di ruang tamu lantai dua.

Dengan elegan aku melangkahkan kakiku menuju ke arah balkon, tapi pas sampai di sana aku tidak melihat seorang ajudannya melihat bayangku melalui lampu LED yang ada di ruangan itu.

Sontak saja mereka mengejarku.

"Hey.... siapa di situ?" teriak mereka yang langsung berlari ke arahku.

Aku menempelkan tubuhku di dinding persis seperti cecak.

Mereka kehilangan jejak ku.

Aku mendengar mereka mengupat dengan suara keras.

"Damn!"

"Shit!"

Mereka mengedar pandangannya sekeliling mencari jejak ku.

Aku yang melihat mereka segera memberikan sebuah pukulan di kepalanya.

"Bug."

Pria itu tersungkur mencium lantai.

Tapi dia berhasil bangkit dan melawanku.

Aku merasa bahwa lawanku seimbang, aku harus waspada.

Pria itu mulai menghunus pisau untuk menusukku, namun pada saat bersamaan seorang pria datang mengeluarkan sebuah pistol aku menahan tembakan itu dengan tubuh temannya.

"Doooor."

Tak ayal peluru itu menebus tubuh temannya aku segera mendorong tubuh pria yang sekarat itu kearah pria pemegang pistol dan temanya itu berhasil menusuk pria itu.

"Jlebb."

Keduanya jatuh tidak bernyawa, ku segera meninggalkan mereka yang terkapar bersimbah darah.

Tak mau berlama-lama di tempat itu, aku segera memutar arah karena beberapa penjaga akan datang sana, sebab mendengar letusan senjata api.

Aku harus segera pergi.

Lagi-lagi aku mengambil jalan pintas dan berhenti sejenak saat melihat detonator yang berada bersamaku mulai beraksi.

Tampak situa yang bernama Beniqno sudah tewas di bak mandi.

Aku tersenyum tipis.

Tanganku bergerak menekan remote control untuk meledakkan kamar sang majikan mereka.

Aku segera memasuki sebuah kamar, aku begitu kaget melihat seorang gadis yang berada di kamar itu.

Gadis itu hendak tidur, tapi dia segera bangun saat melihat diriku masuk.

"Siapa kamu?" tanya gadis itu dengan wajah takut.

Dia segera berdiri dan membuka mulutnya untuk meneriaki diriku.

Tak ingin para penjaga itu datang dan menambah pekerjaanku lagi, aku segera menghampiri gadis itu dan membekap mulutnya.

"Diam!"

"Jangan berteriak, kalau masih ingin hidup!" ancam ku pada gadis itu.

Aku membawanya menuju jendela, gadis itu terus-menerus berteriak mencoba membuka suaranya agar terdengar keluar.

"Eum....eum!"

Tiba-tiba aku lengah karena gadis itu terus melawan sehingga remote control yang ada di tanganku tertekan begitu dan tiba-tiba terdengar mengeluarkan bunyi yang dahsyat!

"Boooooom!"

Seiring dengan tubuhku yang melayang ke bawah.

"Bruuuuk!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh novia

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku