Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mr Cool On My Bed

Mr Cool On My Bed

Miss L

5.0
Komentar
18
Penayangan
9
Bab

21+ Hot Story Sequel of My Sexy Lady Alina Davidson hanya bisa tersenyum menatap Thomas. Kenapa laki-laki itu sangat sulit untuk dijangkau nya? Sangat sakit saat tahu kalau di hati Thomas hanya ada Erika dan semua pengorbanannya tidak pernah dianggap. "Kak, aku mohon sentuh aku," ucap Alina memohon pada Thomas untuk segera menyentuhnya. "Maaf Alin, aku tidak bisa." Thomas memalingkan wajahnya saat Alina membuka seluruh pakaiannya. "Aku akan melakukan apapun agar Kakak bisa melihatku sedikit saja. Aku merelakan semuanya untukmu, kak." Alina mengiba cinta pada Thomas. Alina tak ingin membuang kesempatan ini, ia memutar tubuhnya masuk ke dalam pelukan Thomas. "Fucking me, please..." Thomas menghembuskan napas sambil menutup matanya. Ia menatap Alina dengan tajam. "Jangan salahkan aku, kau yang memintanya." Ia sudah tak tahan lagi ingin membuat gadis itu merintih memanggil namanya.

Bab 1 1

Alina menghembuskan nafasnya yang terasa begitu berat saat sampai di dalam apartement kecilnya. Entah mengapa dia merasa hari ini terasa sangat melelahkan. Alina Davidson atau yang biasa disapa Alin sudah 4 tahun kuliah dan tinggal di London, jauh dari keluarga dan hidup mandiri di negeri orang.

Alina memilih tinggal jauh dari Indonesia agar bisa menjauh dari cinta yang tak terbalaskan. Kegiatannya di London begitu membosankan. Hanya hanya melakukan rutinitas yang sama berulang kali setiap hari tanpa ada perubahan yang berarti.

Suara dering telepon berbunyi berkali-kali dari ponselnya membuat ketenangan hidupnya yang sementara waktu menjadi terganggu.

"Hallo kak," sapa Alin saat Alden menghubunginya.

"Hallo Alin... bagaimana kabarmu?"

"Baik kak seperti biasanya," jawab Alina dengan malas.

"Alin, kakak merindukan sayang" sapa Erika sambil merebut ponsel dari Alden.

"Terima kasih kak, kapan melahirkan kak?"

"3 minggu lagi sayang... kamu jadi pulangkan?" tanya Erika.

"Iya kak."

Alina dulu sangat dekat dengan Erika mungkin karena kakak iparnya itu mengerti perasaannya. Erika lah yang menyemangatinya yang dulu sempat patah hati, sebenarnya Erika tak salah, tapi dia belum bisa menerima kenyataan yang ada.

Dulu segala macam cara sudah dia lakukan untuk mendapatkan cinta pria itu, berharap pria itu bisa menerima cintanya walau dia tau masih ada wanita lain dalam hatinya. Dia melihat jam dinding waktu sudah menunjukan jam 11 malam, dia memutuskan untuk tidur dan beristirahat. Alina teringat kejadian 4 tahun yang lalu.

Alina menatap dirinya di depan cermin sambio mencoba berbagai macam gaun yang akan dia kenakan saat acara resepsi pernikahan kakaknya Alden.

"Sudah Lin, nanti cerminnya pecah loh," ujar Lucy mami Alina.

"Apaan sih mi," Alina mengerucutkan bibirnya.

"Kamu selalu cantik mau pakai baju apapun. Mami yakin Thomas klepek-klepek."

"Serius mi?" tanya Alina antusias. Lucy menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada anak tirinya.

Alina sangat bahagia. Mata melalang buana mencari keberadaan pria yang dicintainya. Senyuman terukir di bibirnya saat orang yang dicarinya datang di acara pernikahan Alden dan Erika. Pesona Thomas begitu menarik perhatiannya, bahkan bukan hanya dirinya beberapa wanita tamu undangan juga terlihat tertarik pada pria itu.

Dia sangat kesal kenapa Thomas begitu mempesona hingga banyak mata wanita-wanita meliriknya. Ingin sekali dia mencungkil mata wanita genit itu agar tidak lagi bisa menatap prianya.

Akan tetapi pria yang diharapkan Alina tidak memperhatikannya. Thomas menatap sedih kearah Erika. Erika, wanita yang sangat dicintainya terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin di samping Alden. Hatinya sakit menatap kebahagian kedua mempelai yang seakan menari di atas penderitaannya.

Thomas tak ingin berlama-ama lagi di sini karena membuatnya tak nyaman. Saat akan pergi Thomas melihat adiknya Alden berjalan mendekatinya, Thomas sempat terpanah melihat gadis itu dengan senyuman malu-malu .

"Haiii kak Thomas," sapa Alina dengan senyuman terindahnya.

"Ya." Thomas hanya membalas dingin.

"Kakak kok lama sih datangnya."

Tidak ada jawaban dari Thomas, pria itu hanya menatap Alina tanpa ekspresi. Merasa tak ada jawaban dari Thomas membuat Alina terluka. Dia merasa tak dianggap oleh pria yang dicintainya.

Keadaan berubah menjadi canggung. Thomas memutuskan untuk pergi meninggalkan Alina, dia tidak ingin berlama-lama di sana terlebih ada adiknya Alden. Dia tahu kalau Alina menyukainya dan tak ingin memberikan harapan pada gadis kecil itu.

Sebenarnya Thomas tak ingin memberikan harapan pada Alina, tapi memang kesalahannya juga saat sedang merasa kesepian dan sedih malah mencium bibir gadis berusia 18 tahun tersebut. Kecantikan dan kepolosan Alina sama persis seperti Erika dulu dan itu mampu membuatnya tertarik pada gadis itu.

"Kak mau kemana?" tanya Alina menahan lengan Thomas.

Thomas mengerutkan dahinya. Dia tak suka Alina memegang lengannya.

"Kak jawab dong jangan cuma diam begitu," ucap Alina yang kesal dengan sikap dingin Thomas.

Thomas menghela napasnya. "Pulang," jawabnya datar.

"Kok cepat banget sih Kak pulangnya. Apa gak makan dulu atau minum apa dulu gitu."

Alina terus berbicara dengan semangat pada Thomas walau pria itu tidak memberikan respon apapun. Thomas merasakan sangat sesak berada di pernikahan Alden dan Erika dan hanya ingin secepatnya pergi dari sini sehingga tak mendengarkan semua ucapan gadis kecil itu.

"Kak bisa minta nomor ponselmu?" tanya Alina tak mau menyerah.

"Nanti aja yaa." Thomas pergi begitu saja dari hadapan Alina.

Alina tak percaya Thomas meninggalkannya dan tak memperdulikannya padahal di sekolah dia salah satu primadona, banyak sekali yang menyukainya, tapi sayangnya dia tak tertarik pada mereka. Sikap Thomas yang cuek, dingin, dan tak menganggapnya ada malah membuatnya tertantang dan tertarik pada pria itu.

Alina seakan tak memiliki tenaga lagi. Dia duduk dengan lemas dimeja khusus keluarga, disana ada Erik.

"Kenapa lo? Lemes amat," tanya Erik memperhatikan wajah Alina.

"Gak apa-apa." Alina meletakkan wajahnya di meja, hal ini biasa dia lakukan jika dia merasa hatinya sedang tak kesal dan gundah gulana.

"Yaah, gak asyik lo malah lemes gitu, tapi gue tau apa yang bisa bikin mood lo membaik lagi." Erik masih berusaha menghibur Alina dengan caranya.

"Apaan sih lo," ujar Alina masih dengan posisi yang sama dan menutup matanya.

Erik mengambil ponselnya dan menghubungi Thomas. "Halo bang Thomas."

Alina dengan refleks membukan mata nya saat mendengar Erik memanggil nama Thomas. Dia berusaha mendengarkan pembicaraan mereka, tapi masih dengan posisi yang sama. Dia langsung mengangkat kepalanya setelah Erik selesai berbicara di telepon.

"Apa?" Erik melirik Alina.

"Lo punya yang gue mau." Alina tersenyum penuh arti menatap Erik. Tiba-tiba saja dia berubah menjadi sangat ramah pada adik Erika.

"Apa?" Erik berpura pura tidak tau apa yang di maksud Alina.

"Itu kak Thomas." Alina menatap Erik dengan antusias.

"Kenapa bang Thomas?"

"Minta nomor ponselnya Mr Cool dong."

"Mr Cool? Who?"

"Kak Thomas. Aku memanggil Kak Thomas dengan nama Mr Cool karena dia sangat dingin bagaikan Cool-kas."

Erik tertawa mendengar perkataan Alina. Gadis itu benar-benar sudah jatuh cinta pada pria yang jauh lebih tua darinya. "Tidak ada yang gratis di dunia ini nona."

"Lo mau apa gue kasih Rik, please minta nomor ponsel Mr Cool yaa, please..." Alina menatap Erik dengan mata berbinar-binar bahagia.

"Nanti gue pikirkan." Erik menggoda Alina.

"Sumpah yaa lo memang menjengkelkan!" Alina merasa gemas dipermainkan Erik.

"Hahaha emang gue pikirin." Erik lagi-lagi menggoda Alina.

Alina berdiri menghentakkan kakinya, beranjak dari meja Erik dan Erik tertawa melihat kelakuan Alin yang kekanak-kanakan.

Tanpa terasa air mata terjatuh di pipi Alina saat teringat kejadian berapa dia begitu mengejar cinta Thomas. Rasanya baru seperti kemarin rasa cintanya menggebu-gebu pada pria yang tidak pernah mengaggapnya ada.

Thomas Saputra, nama pria yang selalu terukir di dalam hatinya. Betapa bodoh dan lugunya dia dulu mengejar pria itu. Ingin sekali dia menghapus semua kenangan tentang

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Miss L

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku