Meskipun sudah berkali-kali dilabrak oleh istri sah dari pria yang dia goda, Alana masih saja tak jera. Entah, mungkin dia telah mengidap gangguan jiwa, di mana penderitanya merasa bahagia dan senang jika telah dilabrak, dan dihajar di depan umum oleh wanita yang prianya telah berhasil dia tiduri. Bangaa karena hebat dan cantik, adalah hal pertama yang terlintas di benak wanita berusia dua puluh dua tahun tersebut. Kegilaan Alana dalam menggoda suami kaya tak juga mereda. Meskipun dia juga sempat dilarikan ke IGD karena mendapat perlakuan yang brutal dari Irma, seorang istri yang telah membabi buta mendapai suaminya telah berhubungan intim dengannya di sebuah hotel.
"Brak!" sebuah pintu di didobrak dari luar, sehingga menimbulkan suara yang cukup kencang, serta mengagetkan dua sejoli yang sedang dimabuk asmara.
Seorang pria terbelalak kaget, mana kala memandang ke ambang pintu berdiri istrinya dengan wajah penuh amarah dan air mata. Segera pria itu beranjak bangkit. Namun, wanita yang berada di bawahnya, malah melingkarkan kedua lengan pada leher, serta kedua kaki pada pinggangnya, dengan kuat. Sehingga, Guan, nama pria itu, tak dapat berkutik, serta tak bisa lagi berdalih pada sang istri dan beberapa saksi yang dibawa untuk menggrebeknya.
"Alana! Apa yang kamu lakukan? Lepaskan!" teriak Guan dengan mata melotot dan penuh emosi.
"Apa yang aku lakukan? Aku masih belum selesai. Kau pikir apa aku ini? Setelah puas kau kencingi, main udahan saja? Lalu, pergi begitu saja tanpa memberikan aku kepuasan balik?" jawab Alana dengan tenang.
"Alana! Astaga, kau ini!" runtuk Guan prustasi. Miliknya juga sudah kisut, dan mungkin, gerakan kecil saja sudah akan keluar dari lubang kenikmatan gadis cantik di bawah tubuhnya itu. Tapi, Alana tak peduli. Semakin membuat istri Guan sakit, itu lah tujuannya. Toh, kalaupun jika pada akhirnya nanti dia dihajar dan Guan tak membantu juga tak masalah. Dari pria itu, dia sudah mendapatkan satu unit mobil mewah dan rumah seharga 500 Milyar.
"Mas! Sudah empat tahun kita menikah, dan akhirnya aku hamil anakmu. Inikah yang kau lakukan di belakangku?" teriak Irma, dengan suara bergetar karena menahan emosi, dan tangis yang begitu dahsyat di dalam dadanya.
Karena sudah tak lagi mendapatkan jalan keluar, Guan menghempaskan tubuh telanjang Alana. Gadis itu tertawa puas. Meskipu ada beberapa pria bersama degan Irma, dia tak juga terlihat risih, apalagi malu. Alana malah melakukan gerakan eksotis, dengan tubuh telanjangnya dan mengambil kemeja Guan yang bercecer di lantai dan memakainya.
"Irma, kamu tenang dulu, ya Sayang, aku bisa jelaskan ini semu sama kamu baik-baik, oke?" ucap Guan setelah berhasil dengan buru-buru melilit tubuh telanjangnya dengan selimut.
Irma tak menjawab. Dia menangis sejadi-jadinya. Mungkin, saat ini dia sudah snagat benci, dan jijik untuk memandang suaminya setelah mendapati dia berhubungan badan debgan jelas di depan mata bersama wanita jalang. Tapi, hatinya juga masih merasa cinta. Belum lagi, dalam rahimnya telah hidup benih dari buah cintanya dengan Guan.
"Suamimu sudah puas denganku, hubungan kami sudah berjalan hampir dua tahun. Katanya, bersamamu, dia tak pernah mendapatkan kenikmatan saat bercinta denganku," jawab Alana sambil meneguk anggur dengan gaya yang sangat elegant dan menawan.
Membuat dua pria yang dibawa oleh Rima hanya bisa melotot dan menelan ludah melihat body sexy serta kulit putih mulus Alana yang bak pualam itu.
"Kau.... " teriak Irma sambil mengangkat jari telunjuknya. Suaranya tercekat di leher. Tertahan karena menahan tangis. "kau ini wanita! Bagaimana bisa, kau menyakiti sesama jenismu?" imbuh Irma.
"Apakah ada niatan aku menyakitimu? Hubunganku dengan Guan, rahasia. Kau, kalau tak mau sakit, kenapa harus mencari tahu? Coba saja, jadi istri yang baik, nurut. Anteng di rumah dan jangan selalu mengontrol suami. Hal ini, tak akan pernah terjadi," jawab Alana. Dia masih dengan sabar menunggu reaksi Irma selanjutnya.
Irma menangis terisak sambil memegangi dadanya. Sesaat kemudian, pandangan wanita itu menjadi putih, dan gelap. Sehingga tak sadarkan diri.
"Alana! Aku tak menyangka kalau kau sepicik ini! Ingat, urusan kita masih belum selesai!" ucap Guan deengan Emosi. Dengan buru-buru pria itu memungut pakaiannya. Tapi, tahu kalau kemejanya dikenakan oleh Alana, dia juga enggan meminta. Jadi, pergi begitu saja hanya dengan mengenakan pakaian seadanya. Selama tidak malu-maluin.
"Baik, aku tidak akan pergi, dan tetap menunggumu di sini. Mari, kita selesaikan bersama urusan kita yang kau bilang belum selesai." Alana dengan tenang menantang pria itu.
Lalu, dia menurunkan kaki kanannya yang ia silangkan di kaki kiri. Alana beranjak dari kursi dan melangkah menuju balkon dengan kecewa. Memandang pemandangan di bawah sana. Yang menampakkan keramaian karena ada wanita pingsan.
"Lemah sekali! Padahal, aku ingin lihat kebrutalanmu," gumam Alana. Kemudian, dia menghempaskan tubuh di atas ranjang. Memutar otak memikirkan sesuatu. Kemudian, terbesit di benak wanita kelahiran dua puluh dua tahun silam itu untuk mengundang seorang pria lain, yang mana istrinya sudah mualai curiga dan mengawasi pria itu.
Untuk menunggu kedatangan tamu yang baru saja dia undang, dia berendam di beth up, dan meminta pelayan hotel untuk merapikan kamarnya. Di sana, sambil berendam Alana menelfon sahabatnya yang tinggal di Australia.
"Oh, masih hidup, kau rupanya? Sudah lama sekali kau tak ada menelfonku," jawab seorang wanita dari seberang sana dengan ketus.
"Hahaha! Aku banyak nyawa. Jadi, kau jangan pernah berfikir aku akan mati di tangan para istri dari pria hidungbelang itu," jawab Alana.
"Oh, aku tahu itu. jika boleh kutebak, sepertinya, mood kamu sedang buruk. Ada apa?" tanya gadis itu.
"Barusan, istrinya Guan memergoki kami. Baru saja mulai ronde keduanya Guan, dan aku masih belum apa-apa. Main dobrak saja."
"Astaga! Lalu, apa yang terjadi selanjutnya, Alana?" tanya Genie. Dia merasa heboh, dan penasaran. Tapi, apapun itu, semua sudah terlintas dalam benaknya.
"Entahlah, dia terlalu lemah. Hanya menunjukku dan mengucap kalimat jalang sudah tewas!"
"Astaga... pasti terlalu kaget dengan tingkah laku suami yang dia anggap selama ini baik, romantis, dan setia, Alana," jawab Genie. Walau bagaimanapun, sebagai sesama wanita yang memiliki hati, dan perasaan, Genie juga merasa iba dan kasihan pada istrinya Guan. Walau, dia juga tak kenal dan belum pernah saling bertemu satu sama lain.
"Bisa jadi. Tapi, mungkin saja apa karena hamil, ya? jadi powernya berkurang? Aku menantikan dia datang kembali untuk menghajarku!"
"Haaah! Kenapa, kau ini tidak datang ke psikiater saja, sih Alana? Siapa tahu, penyakitmu ini bisa sembuh!"
"Psikiater?" Alana tersenyum penuh arti. Dia telah memiliki fantasinya sendiri. Tapi, untuk melakukan konsultasi itu, dan sembuh... dia masih belum ada keinginan sama sekali. Dia menikmati ini, walaupun ini adalah penyakit. Karena, ada sensasi yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata setelah itu.
"Ya, psikiater. Mau sampai kapan kau akan tidur dengan banyak pria? Apakah kau tak takut penyakitan?"
"Sudahlah, kau ini sahabat macam apa? Sudah mengatakan bahwa aku ini sakit, tapi masih saja kau takut-takuti dengan penyakit!"
"Ya, benar, kau sekarang terkena penyakit jiwa. Tapi, jika kau teruskan, bisa-bisa kau terkena penyakit kelamin!"
Teriakan penuh emosi hanya ditanggapi tertawa terbahak oleh Alana. Seolah, apa yang baru dikatakan oleh Genie bukanlah sesuatu yang mengerikan. Tapi, lucu.
Bab 1 AKU SUDAH SAKIT. TAK PERLU TAKUT PENYAKIT
19/09/2022
Bab 2 HANYA WANITA PENGHIBUR, BUKAN RATU DI HATIMU
19/09/2022
Bab 3 SOSOK DARI MASA LALU
20/09/2022
Bab 4 LUKA LAMA YANG MENGANGA
20/09/2022
Bab 5 MENEPUK AIR, MEMERCIK MUKA SENDIRI
21/09/2022
Bab 6 AKU TAK PERCAYA CINTA
21/09/2022
Bab 7 BERTEMU DI LIFT
21/09/2022
Bab 8 BIMBANG
28/09/2022
Bab 9 HANYALAH WANITA PENGGODA
28/09/2022
Bab 10 BANTUAN DARI ORANG ASING
06/10/2022
Buku lain oleh All1110
Selebihnya