"Saayaaang, kenapa pulang ke Indonesia tak kasih kabar?" kata wanita itu dan tanpa ba bi bu lagi mereka langsung beradu mulut.
"Kangeennn.." kata wanita itu yang bernama Sonya, ia menggelayut manja dengan tangan melingkar di leher Adam.
"Bagaimana pemotretannya, lancar?" tanya Adam sambil mengelus pipinya Sonya.
"Hmmm," jawab Sonya.
Sonya masih menggelayut manja, dengan merebahkan kepalanya di dada bidang Adam, dan Adam beralih melihat berkas-berkas di depannya.
Sonya yang masih duduk dipangkuan Adam dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Adam, sambil sesekali mengecup leher itu.
Adam tak keberatan dengan kelakuan Sonya, ia menahan gairah dalam dadanya, kalau saja hari ini tidak ada meeting dan janji temu dengan investor, Adam pasti sudah menerkam Sonya.
Adam adalah laki laki normal, ketika dipancing, tentu saja ia akan bergairah, sekarang saja di balik celananya sudah menegang.
Bagaimana tidak menegang? Sonya yang selama duduk dipangkuan Adam terus bergerak, membuat belalainya terbangun dari tidurnya.
Sonya bukannya tidak tahu dan tidak merasa kalau di bawa ada pergerakan. Tonjolan keras itu sangat berasa, mengganjal di bokong Sonya.
Sonya membayangkan belalai panjangnya adam menembus hutan belantaranya.
Selama berpacaran dengan Adam, tak pernah sekali pun melakukan hubungan intim. Meski tak dpungkiri, kalau mereka sering bercumbu dan hanya sebatas mencumbu.
Adam selalu menolak ketika Sonya terus meminta pada Adam, untuk melakukan hal yang lebih.
Adam ingin melakukannya dengan Sonya ketika sudah halal. Adam memperlakukan Sonya dengan baik. Bahkan terlalu baik.
Kepercayaan Adam pada Sonya tak tergoyahkan, tak peduli omongan buruk apa tentang Sonya, Adam selalu mengabaikannya.
Selagi tidak melihat dengan mata kepala sendiri, Adam akan menganggap semua itu angin lalu. Dan orang yang menjelek-jelekan Sonya, ia anggap orang itu iri dengan Sonya, karena sonya mendapatkan cinta penuh dari adam.
Adam akan memberikan apapun yang diminta Sonya.
Tas, sepatu, baju, berlian, semuanya, dan itu adalah barang barang branded dan mahal.
Satu tahun yang lalu Adam menghadiahi mobil sport, ketika Sonya berulang tahun.
Tak ayal wanita itu berjingkrak kegirangan.
"Boss ..."
Tiba tiba Teo, asisten pribadi Adam, sekaligus sahabatnya nyelonong masuk tanpa mengetuk.
Teo adalah sahabatnya waktu SMA. Nasib yang memisahkan mereka, Teo yang merupakan anak dari keluarga sederhana, melanjutkan kuliahnya di Indonesia, di salah satu Universitas ternama di Jakarta dengan beasiswa, Teo memiliki otak yang encer sehingga sangat mudah baginya untuk mendapatkan beasiswa, sedangkan Adam, anak dari konglomerat, melanjutkan kuliahnya di luar negeri.
ketika Teo melamar kerja, ia tak menyangka, kalau bosnya adalah sahabatnya sewaktu SMA dulu
Sudah hal biasa bagi Teo menyerobot masuk tanpa mengetuk pintu.
Adam, menatap tajam Teo, yang ditatap kikuk salah tingkah.
"Tidak bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk?!?" kata Adam masih mode marah.
Sonya turun dari pangkuan Adam, melangkah ke arah sofa yang ada diruangan itu. Lalu mendaratkan bokongnya dikursi empuk itu. Tangannya dilipat diatas dada, ia menatap Teo kesal.
Teo yang ditatap Sonya, cuex.
"Masa bodo, yang bos gua kan Adam, bukan lo, lo mah apa sih, cuma mba kun-kun, yang suka bergentayangan di sekitar Adam doangan." batin Teo.
"Sorry bos ada hal penting yang harus di laporkan, hari ini kita ada janji temu sama perusahaan investor dari luar negeri di Restoran xxx, yang seharusnya jam sebelas nanti, namum mereka minta sekarang, saya hanya mau menyampaikan pesan mereka dan mereka sudah on the way menuju restoran xxx , sebelum janji temu dengan YC , ada meeting juga sekitar lima menit lagi, laporan selesai , silahkan dilanjut , saya permisi ".
Teo bersiap pergi keluar, namun langkahnya terhenti. Ketika mendengar suara Adam memerintah.
"Batalkan meetingnya, kita berangkat ke restoran xxx sekarang, semoga tidak macet." kata Adam sambil berdiri, dan merapikan bajunya, yang sedikit berantakan.
"Honey .." Adam menghampiri Sonya, tatapannya lembut penuh cinta. Sonya balas menatap Adam, binar matanya menyiratkan ketidak puasannya, dan jari-jari lentiknya merapikan dasi Adam.
Cup, Adam mengecup pucuk kepala Sonya.
"Aku akan ke Surabaya, ada jadwal pemotretan disana. Mau kah kamu mengantarku kebandara besok?" tanya Sonya
"Tidak bisa sayang, besok aku ada meeting." kata Adam.
"Aku memiliki hatimu, tapi tidak dengan waktumu," kata Sonya sambil mengerucutkan bibirnya yang merah cemberut.
"Sayang tolong mengertilah, semua ini demi masa depan kita," kata Adam membujuk kekasihnya itu.
"Aku ingin memberikanmu yang terbaik di dunia ini."
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=10956731975730da070c19fa4f539b70&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/17149/coverorgin.jpg?v=9e8822e567909a5e504ab1ee583fe92b&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)
/0/4586/coverorgin.jpg?v=651c662242c05b47245fd41f214c5dc9&imageMogr2/format/webp)
/0/8922/coverorgin.jpg?v=122f60a4aa4007bf4763bc7735e28281&imageMogr2/format/webp)
/0/18873/coverorgin.jpg?v=b8baa94752614edd376b3e18297a1c9e&imageMogr2/format/webp)
/0/3334/coverorgin.jpg?v=6e6d8f37662ef09cd884581b5c644618&imageMogr2/format/webp)
/0/3872/coverorgin.jpg?v=e9a4e6acc2dfae4e5b73afa34ec542aa&imageMogr2/format/webp)
/0/6494/coverorgin.jpg?v=d70cbc9e0fbe54e08469c203f165324f&imageMogr2/format/webp)
/0/12755/coverorgin.jpg?v=135a08759123fe0a19a4ab0cfd36ba9f&imageMogr2/format/webp)
/0/15253/coverorgin.jpg?v=c790210f59dd4348ce7d1581af7affd7&imageMogr2/format/webp)
/0/21861/coverorgin.jpg?v=0f4e65363e281e89be22227c20075f20&imageMogr2/format/webp)
/0/27610/coverorgin.jpg?v=17f2e21dd63b76cc4d0bfc788cd8d79d&imageMogr2/format/webp)