"Untuk apa? Kita sudah berakhir dan tolong jangan berhubungan denganku lagi." Keyra Whitson, setelah 3 tahun lamanya mereka pacaran, kini ia diputuskan oleh Lestrade Cainhaley karena dianggap terlalu manja dan menuntut kasih sayang. Sampai batas kesabaran Lestrade, Keyra dituduh memberikan obat yang membuat Lestrade kehilangan kesadarannya. Keyra yang tidak terima akan keputusan Lestrade berencana untuk melakukan pembalasan dendam, tapi dia justru menemukan fakta tentang orang yang memberikan obat berbahaya itu dan malah bersangkut paut dengan alasan kematian ayah Keyra. Dia juga menemukan fakta tentang masa kelam Lestrade yang membuat hatinya menjadi ragu untuk membalaskan dendamnya. "Aku memutuskanmu karena aku mencintaimu, Keyra. Tapi, rasa egois ini menghancurkanku secara perlahan."
"Sudah cukup! Melihatmu saja sudah membuatku muak, cepat pergi dari sini!"
Lestrade menepis tangan Keyra ketika wanita itu bergelayut manja di tangannya. Begitu kasar dengan apa yang diperlakukan Lestrade, Keyra yang malang hanya menjauh dengan wajah merah cemberutnya.
"Kenapa kamu begitu kasar padaku, Lestrade. Aku hanya ingin berdua denganmu, tapi kenapa kamu menolak?"
Air mata Keyra akhirnya jatuh membasahi pipinya. Keningnya mengernyit, bibirnya yang dipolesi lipstik merah itu bergetar menahan isak tangis.
Tak disangka nya, Lestrade begitu dingin setelah apa yang diperbuat oleh Keyra. Padahal, Keyra hanya memberinya minuman, tapi secara tidak sadar, seseorang telah memberinya obat perangsang.
Lestrade yang telah menjalani hidup keras itu sangat membenci obat perangsang dan menjadikan Keyra sebagai pelampiasan amarahnya.
Kini, Keyra terkena imbasnya, dia mengulum bibirnya, menggigit bibir hingga berdarah. Tidak peduli dengan lipstiknya yang terhapus.
"Siapa yang telah membuatmu seperti ini, Lestrade? Apa itu wanita yang pernah kita temui itu?" tanya Keyra.
Lestrade tidak menanggapi pertanyaan Keyra. Dibanding harus bersama dengan Keyra di ruang kerjanya, Lestrade memilih untuk beranjak dari kursi tempatnya bekerja.
Dia pergi meninggalkan Keyra di ruangan seorang diri, mengabaikan wanita berambut merah itu yang sedang memanggil-manggil namanya.
"Lestrade!" panggil Keyra.
"Tidak akan kumaafkan wanita itu jika saja aku mengetahuinya!" ucapnya.
Lagi dan lagi, telah sampai diambang pintu, Lestrade masih tidak berkutik. Dia justru meraih gagang pintu mewah tersebut, lalu membukanya. Dia keluar dari ruang kerjanya sendiri.
"Lestrade!"
Keyra masih memanggilnya. Tapi, begitu pintu tertutup rapat, dia terduduk menatap pintu hitam itu dengan naas.
Air mata terus keluar membasahi wajahnya. Membiarkan make up yang cantik itu luntur. Hingga akhirnya, dia terduduk. Mengabaikan pakaiannya yang rapi dan mewah menjadi kusut.
"Tidak akan kumaafkan kau, Lestrade," geramnya.
Cinta yang menjadi dendam.
Meskipun mencintai pria itu, bahkan dia rela menghabiskan hidupnya hanya pada satu pria dingin berhati es, Keyra tidak bodoh. Bukannya mencari cara untuk mengambil hati Lestrade, akhirnya dia memilih untuk membalaskan dendam cinta yang kandas pada Lestrade si pria dingin.
"Tidak akan kumaafkan kau dan wanita itu," geramnya lagi.
Keyra mengusap air matanya yang jatuh ke pipi dengan kasar. Sambil menggigit bibir, dia pun ikut mengernyit. Dia sudah tidak peduli lagi dengan penampilannya yang sangat berantakan.
Keyra bangkit. Memegang meja yang ada di belakangnya. Meskipun sulit untuk bangkit, dia mencoba memaksakan diri.
Tatapannya yang semula memelas pada Lestrade itu kini telah berubah menjadi amarah yang menggebu.
Walaupun hatinya sakit karena putus cinta, cinta yang telah patah akan sulit untuk diobati, begitu pula dengan cintanya pada Lestrade; pria yang mengkhianatinya.
Keyra berjalan keluar, tertatih-tatih dengan tubuh yang terlihat rapuh. Meskipun mengenakan pakaian yang cukup tertutup, meskipun wajahnya telah berantakan, Keyra tetap terlihat cantik di mata karyawan yang ada di Perusahaan MCMedia.
Tidak peduli dengan tatapan para karyawan, perasaannya bercampur aduk. Dia berjalan menuju lift, mengabaikan para lelaki yang bertanya keadaannya. Lalu meninggalkan lift ketika telah mencapai lantai satu.
Tapi, sepertinya hari ini dia kembali menghadapi nasib sialnya. Lestrade yang keluar dari ruangan ternyata tengah berbincang dengan seorang perempuan yang telah merusak hubungan mereka berdua.
Merasa amarahnya kembali bangkit, dengan langkah kaki yang terdengar keras– di hentaknya, Keyra mendatangi mereka berdua.
Dengan kasarnya Keyra mendorong wanita itu hingga terjatuh. Sorot matanya seakan ingin membunuh pada wanita itu.
"KAU!" teriaknya.
Keyra sudah kehilangan kesabarannya, bahkan kewarasannya pun menyingkir karena amarah yang menggebu melihat wanita berambut sebahu yang wajahnya terlihat sangat polos dan lugu.
"KAU PERUSAK HUBUNGAN ORANG! APA KAU PIKIR DENGAN MERUSAK HUBUNGANKU, KAU BISA MENDAPATKAN LESTRADE!?" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk pada wanita tersebut.
Keyra seakan menganggap Lestrade adalah ghoib, dia mengabaikan pria tampan itu yang sedang memanggil namanya.
"APA KAU TAK PUNYA HATI? KAU TAK PUNYA AKAL?"
Ingin rasanya Keyra mengumpat, memaki, mengucapkan kata-kata kasar pada wanita yang terduduk itu. Tapi, saat ini, dia berada di luar, hanya kata-kata yang sedikit baik saja yang bisa dilontarkan pada wanita tersebut.
Tanpa disadari, air mata yang tadinya telah mengering kali ini keluar membasahi wajahnya lagi. Di tempat ini, pada siang hari, semua orang yang menyaksikannya mengetahui bahwa Keyra telah putus dari Lestrade, sang presiden Perusahaan MCMedia
"Keyra," panggil Lestrade.
Dia benar-benar malu dibuat oleh oleh mantan pacarnya ini.
Ditariknya tangan Keyra, tapi wanita itu menepis kasar tangannya.
Lestrade sempat terdiam. Melihat sikap Keyra yang tidak pernah kasar padanya, bahkan dia hanya mengetahui sisi manis dari wanita itu kini melihat bagian kasar dan hancurnya hati dari Keyra si wanita arogan ini.
"Keyra, sudah cukup. Jangan membuat keributan di tempat ini," tegur Lestrade pada Keyra.
Keyra menoleh ke arah Lestrade.
Pria bermanik mata biru itu sempat dibuat tertegun pada manik coklat wanita tersebut. Air mata yang berlinang di mata Keyra membuatnya sempat berpikir akan keputusannya.
"Apa?" tanya Keyra, dingin.
"Sudah puas bicara dengan pelakor itu? Sudah puas?!"
Keyra memajukan tubuhnya pada Lestrade, membuat pria itu menjadi canggung dan memundurkan tubuhnya. Entah bagaimana cara Keyra begitu agresif dan entah mengapa dirinya menjadi canggung di depannya.
"Keyra, ini bisa dibicarakan baik-baik, jadi berhentilah untuk berteriak di depan kantorku," ucap Lestrade.
Kernyitan menjadi terlihat jelas di kening Lestrade, tapi ketampanannya tidak berkurang. Sudut mata yang tajam itu pernah membuat Keyra jatuh hati pada pandangan pertamanya.
Itu lah yang semakin membuat Keyra benci. Dia memperbaiki berdirinya, mencoba untuk tenang dan menatap dingin pada Lestrade.
"Tidak perlu. Hubungan kita telah berakhir, terima kasih dengan semuanya dan kuharap kita tidak lagi bertemu," ucap Keyra, begitu dingin pada Lestrade.
Keyra berbalik, dia melangkah pergi meninggalkan dua orang yang kebingungan melihat perubahan sifat yang drastis tersebut.