/0/28867/coverorgin.jpg?v=7b0e6024e1de511891092aedce1d1655&imageMogr2/format/webp)
Dengan usia kehamilan delapan bulan, kupikir aku dan suamiku, Bima, sudah memiliki segalanya. Rumah yang sempurna, pernikahan yang penuh cinta, dan putra ajaib kami yang akan segera lahir.
Lalu, saat merapikan ruang kerjanya, aku menemukan sertifikat vasektominya. Tanggalnya setahun yang lalu, jauh sebelum kami bahkan mulai mencoba untuk punya anak.
Bingung dan panik setengah mati, aku bergegas ke kantornya, hanya untuk mendengar tawa dari balik pintu. Itu Bima dan sahabatnya, Erlan.
"Aku tidak percaya dia masih belum sadar juga," Erlan terkekeh. "Dia berjalan-jalan dengan perut buncitnya itu, bersinar seperti orang suci."
Suara suamiku, suara yang setiap malam membisikkan kata-kata cinta padaku, kini penuh dengan penghinaan. "Sabar, kawan. Semakin besar perutnya, semakin dalam jatuhnya. Dan semakin besar bayaranku."
Dia bilang seluruh pernikahan kami adalah permainan kejam untuk menghancurkanku, semua demi adik angkatnya yang berharga, Elsa.
Mereka bahkan memasang taruhan tentang siapa ayah kandung bayi ini.
"Jadi, taruhannya masih berlaku?" tanya Erlan. "Uangku masih untukku."
Bayiku adalah piala dalam kontes menjijikkan mereka. Dunia seakan berhenti berputar. Cinta yang kurasakan, keluarga yang kubangun—semuanya palsu.
Saat itu juga, sebuah keputusan yang dingin dan jernih terbentuk di reruntuhan hatiku.
Kukeluarkan ponselku, suaraku terdengar sangat stabil saat aku menelepon sebuah klinik swasta.
"Halo," kataku. "Saya perlu membuat janji. Untuk aborsi."
Bab 1
Beban berat di perutku adalah pengingat yang selalu kusambut dengan suka cita. Delapan bulan. Hanya beberapa minggu lagi sampai aku menggendong putraku. Aku mengelus lekukan kencang itu, senyum terukir di wajahku. Aku dan Bima memiliki segalanya. Rumah yang indah, kehidupan yang membuat orang iri, dan sebentar lagi, sebuah keluarga.
Aku sedang menata ruang kerja Bima di rumah, sebuah naluri yang tak bisa kulawan. Terselip di bagian belakang laci mejanya, di bawah tumpukan laporan pajak lama, jemariku menyentuh sebuah kertas tebal yang terlipat. Terasa seperti dokumen resmi.
Rasa penasaran menguasaiku. Aku menariknya keluar.
Itu adalah sertifikat medis. Sertifikat vasektomi.
Napas tercekat di tenggorokanku. Kubaca namanya: Bima Wijaya. Lalu aku melihat tanggalnya. Setahun yang lalu, enam bulan sebelum kami bahkan mulai mencoba untuk punya anak.
Ruangan mulai berputar. Tanganku gemetar memegang kertas itu. Ini tidak masuk akal. Aku hamil delapan bulan. Ini pasti kesalahan, lelucon, atau semacam kesalahpahaman.
Sertifikat itu terasa dingin di tanganku, sangat kontras dengan kehangatan kehidupan di dalam diriku. Aku hamil. Aku merasakan tendangannya baru pagi ini. Kertas ini bohong. Pasti bohong.
Gelombang mual dan kepanikan melandaku. Jantungku berdebar kencang di dada, irama yang panik dan menyakitkan. Ini tidak mungkin nyata. Kehidupanku yang sempurna, suamiku yang penuh kasih, bayi kami... apakah semuanya bohong?
Aku harus menemuinya. Aku harus mendengar penjelasannya.
Kuraih kunci mobilku, pikiranku kosong karena bingung dan takut. Aku harus ke kantornya. Sekarang.
/0/29679/coverorgin.jpg?v=3ce2b19260a523e3b9a35975a260c831&imageMogr2/format/webp)
/0/19048/coverorgin.jpg?v=61307af37308958cab5ea007846c9167&imageMogr2/format/webp)
/0/23788/coverorgin.jpg?v=20250505182140&imageMogr2/format/webp)
/0/9099/coverorgin.jpg?v=5755e9407180abdf47b623f771f18a16&imageMogr2/format/webp)
/0/7246/coverorgin.jpg?v=51e1e9c3de8d384eee9868777ba2f9f2&imageMogr2/format/webp)
/0/20753/coverorgin.jpg?v=0d537dcc643db609bfe2f6a0a7c9bc2c&imageMogr2/format/webp)
/0/16858/coverorgin.jpg?v=55e57d0c3fbbbe72391c0a97e4415700&imageMogr2/format/webp)
/0/21489/coverorgin.jpg?v=5f70302b2dcf36ccf19dbe01bcfc7c20&imageMogr2/format/webp)
/0/6491/coverorgin.jpg?v=9b9a74ef3e806f8f1f820037e0dbf6e2&imageMogr2/format/webp)
/0/3814/coverorgin.jpg?v=8c8dae14a1538084f32c8f3bfa1c8415&imageMogr2/format/webp)
/0/16511/coverorgin.jpg?v=d4dc22f9d688777e77ddddb634b06488&imageMogr2/format/webp)
/0/12930/coverorgin.jpg?v=f1d178d85c4e24b2cfcbcc8d6f43c9ae&imageMogr2/format/webp)
/0/26320/coverorgin.jpg?v=72709ea82d6b43347f5a9612b7ca8019&imageMogr2/format/webp)
/0/17164/coverorgin.jpg?v=5399f2d9a3016cf695306f21f6d38fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/2865/coverorgin.jpg?v=148b7c0297ea539ab197a845457d933d&imageMogr2/format/webp)
/0/6595/coverorgin.jpg?v=36080175ef3c9e6d890c9db59d2148c9&imageMogr2/format/webp)
/0/6637/coverorgin.jpg?v=a530a5398bc61eb694f5ea42202f4e80&imageMogr2/format/webp)
/0/23825/coverorgin.jpg?v=626b269729f3f72697f5d6c0d0a61b07&imageMogr2/format/webp)
/0/23335/coverorgin.jpg?v=449cea810c5ef59b88cedb2b49dc88c2&imageMogr2/format/webp)
/0/16548/coverorgin.jpg?v=bd0b5dc03a919af13be6269ac9c7390a&imageMogr2/format/webp)