Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Kedua Untuk Vinnie

Istri Kedua Untuk Vinnie

Author E

5.0
Komentar
295
Penayangan
10
Bab

Dua tahun pernikahan tanpa dikarunia keturunan, membuat Gisela merasa sangat gelisah. Walaupun Vinnie tidak mempermasalahkan soal itu, Gisela berpikir kalau ia harus melakukan sesuatu. Gisela meyakini bahwa Vinnie diam-diam mengidamkan anak. Oleh karena itulah Gisela mendesak Vinnie untuk menikah lagi. Akhirnya Dinda muncul di dalam rumah tangga Gisela dan Vinnie. Awalnya semua berjalan baik, tetapi lambat laun Gisela merasa pernikahan poligami itu menyakiti hatinya. Perjuangan Gisela baru saja dimulai. Apa yang akan terjadi padanya selanjutnya?

Bab 1 Tolong Menikah Lagi

***

"Vin...!"

Suara Gisela terdengar sangat parau. Dia sudah merencanakan untuk mengatakan ini selama berhari-hari. Namun, selalu tertahan oleh waktu. Kini ia menguatkan dirinya sendiri untuk berbicara sekarang. Dia tidak akan menunda-nunda lagi.

"Apa?"

Vinnie yang mendengarkan panggilan istrinya seketika membuka mata. Pelukan hangat untuk Gisela masih ia berikan sebagai wujud sayangnya kepada sang istri. Tidak ada yang bisa menggantikan Gisela dalam kehidupan lelaki itu.

"Aku mau kamu nikah lagi."

Kalimat Gisela sontak membuat Vinnie kaget. Pria itu sama sekali tidak pernah merencanakan menikah lagi. Terlepas tidak ada anak di antara mereka, Vinnie tidak peduli. Lelaki itu memiliki pemikiran yang terbuka. Dia tidak pernah memaksakan istrinya untuk melahirkan seorang anak.

"Kamu ngomong apa sih? Enggak akan, Gi. Aku enggak bakalan mau nikah lagi. Bagiku memiliki kamu sudah cukup."

Gisela tidak bicara, tetapi wajahnya terlihat sangat murung. Dia sangat ingin membuat suaminya bahagia. Pikirnya, dengan memberikan anak maka Vinnie akan mendapatkan kebahagiaan.

Mereka sudah berusaha sekuat tenaga untuk melakukan segala cara, demi mendapatkan anak. Hasilnya, mereka belum bisa mewujudkan mimpi mereka. Tidak! Ini adalah mimpi Gisela. Dia sangat ingin memiliki anak. Ingin membuktikan kepada siapapun bahwa keluarga mereka bisa mendapatkan anak.

Sayangnya, Gisela kini sudah menyerah. Dia sadar betul bahwa dia-lah yang bermasalah dalam hubungan mereka. Saat berpacaran dahulu, Gisela memang pernah dua kali aborsi. Tentu saja itu berdampak pada kandungannya saat ini. Sekarang ia sulit mendapatkan anak.

"Enggak, Vin. Kamu harus nikah lagi. Aku sudah temukan wanita yang cocok menjadi istri kedua kamu. Dia perempuan soleha. Aku yakin kamu akan menyukainya."

Gisela semakin membujuk suaminya. Dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan kata 'iya' dari suaminya. Selama ini, Vinnie sudah melakukan banyak hal untuknya. Oleh karena itulah, ia ingin yang terbaik bagi suaminya.

Vinnie mengubah posisi tubuhnya menghadap ke atas langit-langit kamar. Suasana hatinya menjadi tidak baik setelah istrinya merayu untuk menikah lagi. Vinnie tidak nyaman jika harus didesak menikah lagi.

"Aku enggak bisa adil, Gi. Aku enggak bisa menyakiti siapapun. Apalagi menyakiti kamu."

Pernikahan mereka sudah bertahan dua tahun. Tidak mudah baginya untuk membagi hati. Vinnie tahu betul pengorbanan Gisela selama menjadi istri.

Gunjingan demi gunjingan datang silih berganti, dijauhi beberapa orang sudah menjadi makanan sehari-hari-nya. Gisela hanya memiliki Vinnie seorang. Tentu saja, Vinnie tak akan membiarkan wanita yang ia cintai terluka karena dirinya.

"Aku sayang banget sama kamu, Gi. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau kamu terluka. Aku tidak mau berubah. Aku hanya ingin mencintai kamu sampai akhir."

Jika Vinnie menikah lagi maka ia tidak bisa menjamin kalau ia bisa adil. Dia tidak menjamin apakah ia sanggup membagi cintanya. Dia tidak mau merusak kebahagiaan yang sudah ia dapatkan selama bertahun-tahun.

"Kamu bisa melakukan itu, Vin. Sekarang kamu jujur sama aku. Kamu mau 'kan mendapatkan anak?" tanya Gisela serius.

"Aku sama sekali tidak masalah, Gi. Ada atau tidaknya anak, asalkan sama kamu, itulah kebahagiaan terbesarku."

Semakin Vinnie mengelak, semakin semangat pula Gisela untuk mencarikan istri kedua untuk suaminya.

"Sudah ya, Gi. Pokoknya jangan bahas ide konyol kayak begini lagi. Aku sangat tidak suka membahas hal begini."

Pagi itu, Vinnie bangkit dari tempat tidur setelah mengecup puncak kepala istrinya. Dia tidak mau membahas lebih jauh tentang ide menikah lagi. Dia segera bersiap-siap ke kantor pagi itu. Dalam hati berharap istrinya tidak akan lagi membahas perihal tentang pernikahan poligami.

***

Gisela berangkat ke toko pakaian miliknya diantar oleh sang suami. Mereka memang saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan suami istri. Kehidupan mereka nyaris lengkap jika seandainya ada anak di antara mereka. Kira-kira seperti itulah pandangan orang-orang tentang rumah tangga Gisela dan Vinnie.

Hari ini, Gisela membantu pelayan toko-nya melayani pembeli yang mampir di toko miliknya. Ada perasaan senang setiap kali melayani mereka dengan ramah.

Saat sore hari tiba, mertua Gisela mampir ke toko itu untuk sekadar memilih pakaian. Hal itu tentu saja membuat Gisela sangat bahagia. Inilah yang ia tunggu-tunggu. Dia sudah membicarakan rencana mencari istri kedua untuk suaminya.

Sekarang Gisela perlu dukungan dari ibu mertuanya. Dengan percaya diri, Gisela yakin kalau ibu mertuanya akan mendukung rencana itu. Apalagi ini menyangkut masa depan Vinnie. Lelaki itu layak menjadi sosok ayah, dan Gisela ingin mewujudkan itu dengan cara memberikan suaminya istri kedua.

"Ma...!"

Gisela berbicara ketika ada kesempatan hening di antara keduanya. Naomi, ibu mertua Gisela langsung mendongaki menantunya dengan senyum ramah.

"Ada apa, Nak? Kayaknya dari tadi gelisah mau ngomong. Ada masalah sama Vinnie ya?"

Naomi memberikan tatapan seorang ibu kepada menantunya. Sama seperti Vinnie, wanita itu pun menyayangi Gisela. Sebisa mungkin ia ingin memberikan dukungan kepada menantunya tersebut.

"Begini, Ma. Aku punya rencana untuk rumah tangga kami ke depannya, dan aku mau mama mendukung rencana ini."

Reaksi Naomi mulai was-was. Dia tidak tahu apa sebenarnya yang ada di kepala Gisela. Seolah wanita itu ingin menjebak Naomi mengiyakan keinginan wanita itu.

"Memangnya rencana apa itu kalau mama boleh tahu?"

Gisela menghela napas. "Aku mau Vinnie menikah lagi, Ma."

Walau kalimat itu berhasil lolos dari bibir Gisela. Tetap saja ada kesedihan di wajah itu. Ya, wanita mana yang rela membagi suaminya. Hanya saja, Gisela tidak mau egois. Dia yakin kalau jauh dari lubuk hati suaminya yang paling dalam. Lelaki itu mendambakan sosok anak.

"Loh?"

Naomi terkejut bukan main. Dia tidak tahu harus bereaksi apa. Sebagai seorang wanita ia menyadari bahwa tidak ada satu pun wanita di dunia yang mau membagi suaminya.

Lalu, Gisela? Orang dahulu sangat menentang gaya pernikahan poligami, bagaimana bisa dengan entengnya ingin Vinnie menikah lagi?

"Bagaimana kamu bisa memikirkan tentang itu, Nak? Kamu yakin menginginkan itu? Bagaimana dengan hatimu?" Naomi berusaha untuk terlihat tenang, walaupun sebenarnya tidak bisa. Dia tidak sanggup berpura-pura tenang.

"Aku enggak apa-apa, Ma. Aku cuma pengen Vinnie memiliki keturunan. Kalau menunggu aku, rasanya mustahil, Ma. Aku sadar kalau aku tidak akan bisa memberikan keturunan untuk Vinnie."

Gisela mengamati mertuanya yang bingung harus bagaimana. Meskipun Naomi sangat menginginkan cucu, tetapi jika itu harus menyakiti satu pihak. Sepertinya itu sangat egois dilakukan.

"Aku sudah menemukan calonnya, Ma. Besok kita ketemu sama perempuan itu ya. Aku yakin mama akan suka sama dia." Gisela tampak senang ketika membicarakan perempuan itu.

Sementara Naomi masih seperti mimpi Gisela mengatakan hal semacam itu. Dia berusaha menanyakan perasaan menantunya, dan jawaban Gisela selalu membuatnya bungkam. Gisela selalu mengatakan ia baik-baik saja.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku