"Aku tidak bisa, Shuji." Hati lelaki mana yang tak sakit saat mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut wanita yang di sayangi nya. Begitu pula Shuji Yoshimitsu, lelaki yang sudah empat tahun lama nya menanti cinta seorang Asma. Selama ini Asma nya selalu menggantung hubungan mereka, tidak pernah memberi penjelasan. Berpuluh kali Shuji menyatakan keseriusannya pada Asma namun selalu berakhir sama. Terlebih saat hadirnya sosok Zacky yang merubah segalanya. Asma nya, lebih memilih melabuhkan hatinya pada sosok yang baru tiga bulan di kenal nya. Ini adalah yang terakhir dia meminta kepada Asma. Setelah empat tahun berjuang, inilah titik terendah seorang Shuji. Meski lelah dia tidak menyesal mengenal sosok Asma, karena bagi nya, Asma lah yang memperkenalkan dirinya kepada sang pencipta, Allah SWT. Akan kah Shuji berpindah keyakinan demi mendapatkan hati wanita pujaan hatinya? Atau Asma justru memilih Zacky yang telah mampu membawa perubahan besar dalam hidupnya?
Selamat membaca.
Alinda Asmarani
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar...
Takbir sudah menggema, tanda bahwa esok adalah hari kemenangan umat Islam di seluruh dunia.
****
Di ujung dunia lain, Asma tengah berdiri di plafon apartemen nya, menatap indah gedung gedung di sekitar nya, menatap kagum langit beserta seluruh ornament yang tak mungkin bisa terciptakan oleh tangan manusia.
Asma menghela nafas panjang, mengingat kembali kepingan masalalu yang jelas terpatri dalam memorinya. Masalalu yang terpaksa menghantarkan nya sampai ke negeri Matahari terbit ini. Negeri dimana mayoritas penduduknya tidak memiliki ketetapan beragama, bahkan bisa di bilang tidak percaya adanya Tuhan.
Musim gugur adalah musim yang di tunggu-tunggu oleh sebagian besar turis mancanegara yang datang menyambangi Negeri Matahari Terbit ini.
Data terakhir PBB 2010 menyatakan bahwa 69 persen negeri ini di selimuti hutan, dan menempati posisi kedua setelah Finlandia dengan 73 persen hamparan hutan nya.
Tidak aneh jika kalian berkunjung ke sini, kalian akan di manjakan oleh keindahan warna-warni dedaunan yang tersaji langsung di sekitar pemukiman warga atau tempat-tempat dengan pohon berdaun lebat. Jika musim gugur, daun-daun kuning akan beterbangan di sepanjang jalan. Begitu pula kalau sedang musim semi, bunga sakura lebat akan menggantung indah menghiasi pepohonan.
"Mah, Yah, Asma rindu. Jika Tuhan masih mendengar permintaan Asma, ijinkan Asma sekali saja meminta maaf kepada kalian berdua," lirih nya pilu.
Asma rindu keluarga nya. Asma rindu agama nya, rindu suku dan budaya nya. Asma rindu segala hal tentang Indonesia, ya Indonesia..
****
Flashback on.
"Arak saja keliling kampung," teriak seorang warga sambil membawa obor di tangan.
"Iya arak saja, atau bakar saja hidup hidup," timpal seorang bapak yang lain.
Meski mata tak bisa terbuka, tapi telinga masih bisa mendengar betapa banyak cacian yang terlontar dari mulut mereka. Sekujur tubuhku tak bisa di gerakkan, entah aku yang terlalu lemah, atau sel dalam otak ku sudah mati akibat banyak nya pukulan yang mendarat di tubuh ini.
"Anakku ini memang bersalah, tapi kalian tidak berhak menghakimi nya seperti ini," suara lirih itu terdengar pilu, suara yang selalu membela ku saat aku melakukan kesalahan, seperti kejadian naas yang baru saja menimpaku.
***
Acara reuni baru saja di mulai, ada sebagian alumni yang membawa pasangan, ada juga yang sendirian, aku salah satu nya. Bukan tak ingin membawa pasangan, tapi aku memang tidak suka hidup dalam suatu hubungan yang sering kali penuh kekangan.
Aku Alinda Asmarani, teman sekolah dan orang terdekat sering memanggilku Rani, anak perempuan nya ibu Ratih yang terkenal dengan kenakalan nya. Tak ku pungkiri bahwa menjadi nakal adalah sebuah kesenangan.
Aku duduk di sebuah bangku taman yang memang di sediakan panitia penyelenggara, dengan rokok dan segelas anggur merah yang sudah menjadi santapan wajib saat kumpul bareng seperti ini. Cewek atau cowok, tua atau muda, di saat seperti ini kami selalu berbagi kebahagiaan.
Kulihat di sebrang sana, ada seorang lelaki melambaikan tangannya padaku, dia Danu teman sepermainan ku, mungkin karena dia pula lah aku bisa menjadi seperti ini.
"Wey, bro, gimana kabar Lo?" Tanya ku saat bersalaman dengan nya
"Gue oke, darling." jawabnya sambil mengec*up bibir ku.Dia berdiri sempoyongan, bau khas minum setan itu sungguh menyengat Indra penciuman , rupanya dia terlalu banyak minum malam ini.
"Lo mabuk berat, gue bawa lo ke apartemen lo aja ya, daripada lo bikin rusuh di sini," ucap ku tanpa ragu, karena aku memang sering berkunjung ke apartemen Danu kalau bosan di rumah.
Akhirnya aku bawa Danu pulang ke apartemen nya, saat hendak keluar tangan ku di tarik oleh nya.
"Plis untuk malam ini saja, temani gue ya," ucap nya sambil memasang wajah melas nya. Tak ku pungkiri, permainan nya selalu memuaskan. Ku anggukan kepala dan berbalik mendekati nya.
"Oke, tapi aman kan?" Tanya ku memastikan bahwa di sini hanya ada aku dan dia, meskipun bukan sekali kami melakukan ini, tetap saja aku selalu takut kalau sampai ketahuan orang lain.
"Pasti, baby." ucap nya manja kemudian menyenderkan ku ke tembok, hingga tubuh kami sangat dekat, dan rapat. Kemudian dia membopong tubuh ku ke atas ranjang ala bridal style. Dia buka satu persatu kancing kemeja yang ku pakai, hingga tak ada sehelai benang pun melekat di tubuh ini. Dia memainkan jari nya di atas kulit ku tanpa perantara, juga bibir nya mulai menggerayangi leher hingga bagian sensitif ku lain nya.
Kami melewati malam itu dengan sangat panas, dia yang selalu bisa membuat ku melayang, kami sangat menikmati. Tapi tiba-tiba,
Braakk
Pintu apartemen di buka paksa dari luar, kami yang baru saja terkapar akibat permainan panas tadi belum sempat memakai pakaian kembali, kaget bukan main.
"Ternyata benar, di sini memang sarang prostitusi, cepat seret mereka dari sini," teriak seorang pria yang berada di garis depan.
Flashback off
****
Asma sudah tak mampu lagi menahan sesak yang memenuhi rongga pernapasan nya, iya menangis, air mata nya sudah menganak sungai. Mengingat kepingan masalalu suram adalah hal yang selalu membuat nya menangis.
'Apa Tuhan masih memaafkan segala kesalahanku?'
'Mengapa tuhan tak mengambil saja nyawa ku saat itu, Agar aku tak perlu bersusah payah lari dari kenyataan dan hidup dalam sebuah penyesalan?'
'Apa benar yang di katakan Shuji kalau Tuhan itu tidak ada? Kalau pun ada, Tuhan adalah diri kita sendiri' batin Asma mencari jawaban
Krriiiing
"Hello good morning, what thing can i help?" (halo, ada yang bisa saya bantu?) Tanya nya pada seseorang di sebrang sana
"Ryokucha no ha 1-ton o chūmon shi, chokusetsu ookuri shimasunode, yoroshikuonegaishimasu." (saya akan memesan 1 ton daun teh hijau dan kirimkan langsung ke alamat yang akan saya berikan, terimakasih). Sambungan telepon langsung terputus, Asma tak ambil pusing, sudah banyak costumers yang seperti itu, dia akan meminta di kirim kan barang terlebih dahulu, kemudian baru costumers itu datang ke perkebunan dan membayar secara cash.
Krrriiing
Sekali lagi ia menghela nafas panjang. "Besok pagi hari raya agama Islam, kamu di ijinkan untuk mengambil cuti dua hari." ucap pria yang sangat di kenal nya, Shuji.
"Oke terimakasih atas informasinya ya," jawab nya dengan nafas lega. Kemudian menutup telepon sepihak.
Setelah satu Minggu bergelayut dengan pekerjaan, akhirnya dia bisa beristirahat sejenak. Dua hari baginya adalah waktu yang sangat berharga, tentu nya dia akan berjalan-jalan di musim gugur yang begitu indah di Jepang.
Bab 1 Alinda
17/06/2022
Bab 2 Mengenal Jepang
17/06/2022
Bab 3 Pelajaran
17/06/2022