Larasati Suci Pratama jatuh cinta pada pandangan pertama dengan papa tirinya yang baru menikah dengan sang mama beberapa bulan yang lalu. Revan Narendra laki-laki berusia tiga puluh tahun yang terpaksa menikah dengan janda satu anak pilihan orang tuanya. Usia yang terpaut cukup jauh dan status sang istri membuat Revan merasa tidak nyaman. Revan ingin menyerah dengan pernikahannya itu. Namun kehadiran sang putri tirinya mengurungkan niat Revan itu. Tubuh seksi dan menggoda sang putri tirinya itu meningkatkan gairah Revan setiap kali berada di dekat wanita muda cantik yang memiliki usia sama dengan dirinya. Gayung bersambut saat Revan mengungkapkan cinta kepada sang putri tirinya itu. Revan dan Laras menjalani hubungan terlarang di belakang Dina istri Revan dan mama Laras. Hubungan terlarang itu terbongkar saat Dina merasa curiga dengan kedekatan suami dan putrinya yang tidak biasanya. Rahasia Dina pun terbongkar hingga Revan marah besar kepada sang istri. Revan melanjutkan hubungan dengan sang putri tirinya tanpa mempedulikan sang istri. Apalagi hubungan Revan dan Laras sudah sangat jauh. Apakah hubungan Revan dan Laras akan berjalan dengan lancar? Apa yang akan dilakukan oleh Dina untuk mempertahankan rumah tangganya? Apakah restu akan didapatkan oleh Revan dan Laras dari orang tua Revan?
"Mas. Kalau mama tahu bisa bahaya nanti," ucap Laras yang sedang berada di dapur saat mendapatkan dekapan hangat dari ayah tiri sekaligus kekasih hatinya itu.
"Mama kamu tidak akan tahu sayang. Mama kamu sudah tidur dengan lelap malam hari ini," balas Revan sembari mengendus leher kekasih hati sekaligus anak tirinya itu dengan mesra malam hari ini.
"Tapi Laras tmas mama akan bangun tidur mas. Tidak aman bagi kita berdua jika mama bangun diur mas," sambung Laras berusaha untuk melmaskan pemberontakan dengan apa yang dilmaskan oleh kekasih hatinya itu di lehernya saat ini.
"Mama kamu tidak akan bangun tidur malam hari ini. Mas kangen sam kamu sayang. Kamu sibuk satu hari ini dengan pekerjaan di kantor. Apak amu tidak kangen sama mas, sayang?" seru Revan merajuk kepada Laras.
Huft..
Laras menghela nafas berat setelah mendengar apa yang diucapkan oleh kekesih hatinya itu. Laras memutar tubuh untuk menghadap ke arah di mana kekasih hatinya itu berada saat ini.
"Listen. Laras selalu kangen sama mas jika tidak bertemu dengan mas satu hari saja seperti hari ini. tapi kita berua juga harus bisa menjaga sikap kalau sedang berada di rumah agar mama tida merasa curiga dengan hubungan kita mas. Apalagi maam ada di rumah malam hari ini," ucap Laras sembari memberikan penjelasan kepada kekasih hatinya dengan menangkup kedua wajah laki-laki tampan yang berusia tiga puluh tahun itu.
Revan menganggukan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh Laras kepada dirinya. "Iay sayang. Mas ngerti apa yang kamu maksud malam hari ini. Tapi mas benar-benar merindukan kamu hari ini. Mas butuh vitamin dari kamu agar mas bisa lebih semangat lagi besok."
Laras mengesah pelan setelah mendengar apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu. Ya. Laras tahu jika laki-laki muda yang telah menjadi ayah tirinya itu memiliki sifat yang sangat manja sejak mereka berdua memutuskan untuk menjalani hubungan cinta di belakang sang mamanya itu beberapa waktu yang lalu. Laras bahkan sering dibuat senam jantung dengan tingkah lmas kekasih hatinya itu saat ada sang mama di rumah seperti malam hari ini.
Laras hendak membuka mulut menjawab apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu. Namun Laras seketika mengatupakn mulutnya kembali saat mendengar suara derap langkah kaki sedang berjalan menuju ke arah dapur malam hari ini.
"Mas.. Lepaskan. Ada orang yang sedang berjaaln ke sini. Mas bisa dengar kan suara langkah kakinya?" ucap Laras dengan suara lirih agar tidak terdengar dari luar dapur.
Revan menajmakna indera pendengarannya setelah mendengar apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu. "Itu bibi sayang. Tidak apa-apa sayang. Kamu tidak usah merasa tmast dengan bibi."
"Mas.. Kamu coba dengarkan lagi mas. Itu bukan suara bibi mas. Ini kan sudah pukul dua belas malam. Bibi sudah tidur mas. Pintu belakang penghubung paviliun juga sudah ditutup dan dikunci mas," balas Laras.
Revan terkseiap setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Laras wanita yang sangat dicintai oleh dirinya itu. Revan seketika melepaskan dekapan di tubuh kekasih hatinya itu seetlah menyadari jika apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu benar adanya jika itu bukan suara langkah kaki bibi. Revan menjauhkan tubuh dari samping Laras lalu berpura-pura mengambil air minum sembari menunggu siapa yang datang menuju ke arah dapur malam hari ini.
Beberapa detik kemudian, tepat saat Laras ingin keluar dari dapur dan Revan sedang mengambil air minum di dalam lemari pendingin yang ada di dapur itu dikejutkan dengan kehadiran mama Dina yang datang ke dapur dengan pakaian tidur lengkap dan muka bantal malam hari ini.
"Mas dan Laras kenapa bisa ada di dpur bareng malam hari ini?" tanya mama Dina yang terkejut saat melihat keberadaan kekasih hati dan sang putra kesayangannya itu di dapur malam hari ini.
"Bukannya mama tahu kalau Laras pasti bangun tengah malam untuk membuat susu dan mengisi teko air putih yang habis ma? Kalau papa sih Laras tidak tahu sedang apa di dpur ma. Laras juga sudah mau pergi dari dapur saat papa masuk ke dalam dapur tadi," jawab Laras dengan alibi dan wajah yang meyakinkan agar sang mama tidak merasa curiga kepada dirinya malam hari ini.
"Sayang.. Kenapa kamu bangun?" tanya Revan tanpa menjawab apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu kepada dirinya saat ini.
"Mas haus mas. Tapi mas tidak menemukan teko air putih di dalam kamar tadi. Mas pikir masih di dapur dan mas lupa membawa ke dalam kamar sebelum tidur malam hari ini," jawab Dina.
"Mas sedang mengisi teko dengan air dingin sayang. Jadi kamu tidak usah repot untuk mengambil ke bawah lagi," sambung Revan.
"Iya mas," seru mama Dina.
Laras yang masih berada di dapur memutar kedua bola mata dengan malas saat mendengar apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu kepada sang maam saat ini. tidak dapat dipungkiri oleh Laras jika ada rasa cemburu yang menyelimuti di dalam hatinya saat kekasih hatinya itu memanggil sang mama dengan panggilan sayang dan manja seperti saat ini. Namun Laras tidak dapat melmaskan apapun itu selain menahan rasa cemburunya agar sang mama tidak merasa curiga dengan hubungan dirinya dan sang papa tirinya itu saat ini. Lars menyadari jika resiko emnjadi yang kedua di dalam satu hubungan itu akan seperti ini. Namun Laras telah siap menerima resiko apapun itu karena rasa cinta yang sangat besar kepada alki-laki tampan itu.
"Papa.. Mama.. Laras pergi ke kamar terlebih dahulu iya," ucap Laras berpamitan kepada sang papa dan sang mama sebelum pergi meninggalkan dapur menuju ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua rumah kelaurganya itu.
"Iya sayang. Kamu hati-hati iya sayang," balas mama Dina dan Revan dengan kompak malam hari ini.
"Iya pa. Iya ma," sambung Laras.
Tak lama kemudian, Laras melangkahkan kaki pergi meninggalkan dapur di mana sang papa tiri dan sang mama amsih berada di sana dengan wajah tampak kesal dan cemburu malam hari ini. Ya. Laras merasa kesal karena kehadiran sang mama mengganggu suasana romantic yang sedang dirasakan oleh Laras dan sang papa tiri sekaligus kekasih hatinya itu. Laras bahkan masih merasa sangat rindu kepada kekasih hatinya setelah dirinya tidak bertemu dengan laki-laki yang dicintai oleh dirinya selama satu hari ini.
"Resiko jadi yang kedua iya seperti ini. Menahan rindu daripada ketahuan mama nanti. Kamu yang sabar iya Laras. Semangat," ucap Laras menyemangati dirinya sendiri sembari melangkahkan kaki menaiki anak tangga menuju ke kamarnya malam hari ini.
Buku lain oleh Diandra05
Selebihnya