Winona gadis 15 tahun harus menerima pernikahan kedua sang ibu Rosalie dengan ayah tirinya Edward Peterson. Edward memiliki seorang putra yang bernama Arthur, sejak kematian sang ibu Arthur menjadi anak nakal dan susah di atur. Ketika Edward berniat menikah lagi Arthur menolak pernikahan kedua sang ayah. Arthur memandang rendah wanita yang ayahnya akan nikahi, serta bagi Arthur Rosalie dan Winona hanyalah mengejar harta dari ayahnya. Arthur sang Casanova terpesona dengan sang adik tiri saat dia di rawat ketika kecelakaan. Arthur berusaha menahan hasratnya melihat seksinya sang adik yang baru berumur 15 tahun itu, akankah Winona terjatuh dalam pelukan sang Casanova atau ia mampu menolak pesona tampan kakak tiri.
Prang!
Vas bunga pecah ketika Arthur dengan kasar melemparnya ke tembok.
"Arthur, Daddy selama ini selalu mengikuti apa maumu! Jadi untuk kali ini Daddy tidak akan lagi melupakan cinta Daddy dan Daddy akan tetap menikahi Rosalie meski itu tanpa restu darimu!" ucap Edward tegas.
Arthur yang mendengar semua itu ia hanya mengepalkan tangannya.
"Baiklah Dad, kalau itu maumu Aku yang akan pergi dari rumah ini!" ancamnya mencoba mengeluarkan satu jurus terakhirnya itu.
"Silahkan, Daddy sudah tidak perduli jika kamu ingin pergi! Yang jelas Daddy tidak mengusirmu!"
Edward lalu pergi meninggalkan Arthur seorang di ruang tamu.
"Huh, gara-gara wanita murahan itu! Daddy bisa semarah ini." Arthur menyimpan dendam yang begitu dalam.
Setelah kepergian Edward, Arthur beranjak dari sofa ia langsung menaiki motor kesayangannya menuju tempat tongkrongannya.
Di tengah perjalanan,
"Aaron, kau urus anak berandalan itu! Jangan Sampai nantinya dia melukai Rosalie dan Winona karena Saya sudah tidak menuruti maunya lagi." Edward memperingatkan Aaron untuk menjaga keselamatan calon istri dan anak sambungnya itu.
Hari ini adalah pertemuan keluarga antara Rosalie dan juga Edward Yang
Sama-sama membawa anak mereka untuk membicarakan tentang
Pernikahan Rosalie dan juga Edward.
"Edward, sudah lama menunggu!" Sapa Rosalie duduk di kursi di sebuah Restoran mewah
Di kota haines city.
"Tidak kok, aku juga baru Sampai!" Sahutnya lembut.
Winona duduk bersebelahan dengan ibunya. Edward menatap tersenyum manis pada
Calon anak sambungnya itu.
"Hai sayang, bagaimana kabarmu?" tanya Edward sok akrabnya.
"Baik paman," jawabnya singkat.
"Hem ... Arthur mana Edward?" tanya Rosalie mengedarkan pandanganya di restoran itu.
"Dia tidak ikut, sedang ada les tambahan di kampusnya katanya!" elak edward yang tak ingin
Jujur bahwa Arthur menolak pernikahan kedua ayahnya.
"Hem ... Bagaimana dengan pernikahan kita, entah tanggalnya atau ..."
"Tenang saja aku sudah siapkan semuanya, seminggu lagi kita akan menikah!" tukas Edward.
"Baiklah, aku ikut apa kata kamu saja!" ucap Rosalie santai dengan acara pernikahan yang sudah di urus calon suaminya itu.
Winona hanya diam saja tanpa berkomentar, karena ia memang anak penurut dan tak pernah membantah momynya.
Arthur pulang, lalu ia mengemasi barang-barang miliknya yang ada di rumah Daddynya.
"Huh, gara-gara wanita sialan itu aku harus pergi dari sini. Ogah juga bertemu setiap hari dengan wanita murahan itu dan anaknya bocah kecil yang juga pasti sama liciknya dengan ibunya," umpat Arthur kesal sambil memasukkan pakaian ke koper.
Bibi Jane yang melihat pintu kamar anak majikannya terbuka ia mengira ada pencuri masuk,
"Hem, kalau ada pencuri di kamar Tuan muda maka aku harus gagalkan aksi pencuri itu!" gumam Jane mengambil pentungan di sudut rumah.
Dengan langkah pelan Jane menaiki tangga, ia sesekali matanya awas menatap ke atas alih-alih takut pencuri tiba-tiba saja keluar dari kamar Arthur.
Setelah menginjakkan kakinya di lantai atas, bibi Jane melihat bayangan seseorang sedang sibuk melakukan sesuatu.
"Pasti pencuri ini sedang mencari benda berharga milik Tuan muda, Awas saja kalau sampai berhasil mencuri di rumah ini!"
Lalu dengan menghela nafas panjang, Jane memasang ancang-ancang masuk ke dalam kamar.
"Hiaaaaatttt ..." Teriak Jane berlari ke arah orang di dalam kamar lalu memukul dengan pentungan.
"Aduh, sakit stop! Jangan pukul lagi," ucap Arthur menghindar.
"Enak saja kau mau mencuri di kamar Tuan muda," pekik bibi Jane tetap memukulnya.
"Pencuri dari mana bi, ini aku Arthur!" Ucap Arthur lantang.
"Apah, Tuan muda? Yang benar saja!" Timpal Jane menyalakan lampu.
Jane terkejut karena yang ia pukuli sejak tadi adalah Anak majikannya.
"Hah, kok Tuan muda masuk sembunyi-sembunyi sih. Bibi kan kira yang masuk pencuri!" elaknya takut kena semprot Arthur.
"Mau di jelasin juga percuma, bibi tentu sudah tahu bahwa aku menolak pernikahan Daddy." Arthur bersikeras dengan pendiriannya.
"Maaf Tuan Muda, bibi tak bisa bantu Tuan muda!" Lirih biji Jane menunduk sedih.
"Sudah tidak apa bi, kali ini bibi biarkan saja Daddy tetap menikah lagi pula ini keegoisan aku sendiri kok. Lebih baik aku pergi dari rumah ini!"
"Lalu bagaimana dengan bibi Tuan muda, bibi kan tidak bisa jauh dari Tuan muda! Bibi sudah anggap Tuan muda seperti anak bibi sendiri!" tukas bibi Jane yang memang merawat Arthur dari sejak kecil.
"Bibi tenang saja, sesekali aku akan temui bibi di sini kok," kata Arthur meyakinkan.
"Baiklah Tuan Muda, semoga Tuan muda sehat selalu ya," kata bibi Jane lalu memeluk Anak majikanya itu.
"Sabar ya Bi, hanya bibi yang selalu begitu perduli dengan Arthur!" tukas Arthur lalu meregangkan pelukannya.
Arthur pergi dari rumah Edward Peterson, ia lalu segera masuk ke dalam mobil tak ingin bertemu dengan sang ayah.
"Awas saja nanti, aku akan membuat bocah itu menanggung kelakuan ibunya." Batinnya begitu membenci Winona dan ibunya.
Setelah kepergian Arthur tak lama Edward lalu pulang dengan di supirkan oleh Aaron.
"Aaron cepat buka pagarnya," titah Edward yang memang rumah itu tak ada satpam sesuai permintaan Arthur dahulu.
Setelah Aaron selesai membuka pagar, ia lalu kembali ke dalam mobil lalu melakukannya masuk ke dalam rumah mewah Edward peterson.
Aaron turun dari mobil segera membuka pintu mobil untuk majikannya.
"Aaron, segera cari seorang satpam. Aku tak tega juga jika kau bekerja merangkap di rumah ini," titah Edward selalu di laksanakan dengan baik oleh Aaron.
"Sesuai keinginan Tuan, sekarang satpam yang akan bekerja di sini sudah berada di perjalanan," kata Aaron sigap.
Edward manggut-manggut bangga memiliki supir dan pandai juga menjadi orang kepercayaannya.
Edward lalu masuk ke dalam rumah yang langsung di sambut oleh bibi Jane dengan segelas kopi hitam.
"Tuan sudah pulang, bagaimana dengan perbincangan tanggal pernikahannya tuan?" tanyanya meletakkan kopi hitam itu.
"Lancar Bi, semua beres!" Sahutnya tegas.
"Syukurlah Tuan, oh iya saya memberitahukan kalau barusan Tuan muda datang ke rumah mengambil barang-barangnya," tutur Bibi Jane.
"Apah, jadi dia benar-benar ingin pergi dari rumah ini jika aku benar menikah!" Kata Edward menghela nafas pasrah.
"Iya Tuan, kata Tuan muda dia sadar bahwa dirinyalah yang egois tetapi dia tak ingin satu rumah dengan calon istri baru Tuan," ungkapnya sejujurnya.
Seminggu kemudian ...
Keluarga edward Peterson di sibukkan dengan acara pernikahan yang akan di gelar begitu meriah , semua orang sibuk mempersiapkan acara itu termasuk Edward dan juga rosalie yang terjun langsung membantu anak buah Edward semua kelangsungan acara akad yang akan di gelar.
Prang!
.terdengar suara kaca pecah!
Bab 1 Penolakan
30/06/2023
Bab 2 Pemuas ranjang
30/06/2023
Bab 3 Kecelakaan si brandal
30/06/2023
Bab 4 Pendekatan yang sia-sia
30/06/2023
Bab 5 Mulai melunak
30/06/2023
Bab 6 Basah- basahan
30/06/2023
Bab 7 Ingin menakhlukkan
30/06/2023
Bab 8 Pemburu wanita
30/06/2023
Bab 9 Awal rencana jahat
30/06/2023
Bab 10 Kesempatan dalam kesempitan
06/07/2023
Bab 11 Siasat
06/07/2023
Buku lain oleh Jevlizy_14
Selebihnya