Menjadi istri tak di anggap bukanlah hal yang mudah Nayra lalui, bukan itu saja, setiap malam ia harus menelan pil pahit ketika melihat suaminya pulang bersama dengan wanita yang tak lain kekasih suaminya Gerald. "Apa salahku Ge, kenapa kamu terlalu menyakitiku?" Pilu Nayra. Bukan tanpa sebab Gerald melakukan itu semua, hanya karena Poto editan di berikan oleh seseorang membuat Gerald sangat membenci Nayra, di tampah pernikahan paksa di lakukan membuatnya semakin benci kepada Nayra. Mampukah Nayra bertahan, ketika melihat hubungan Gerald dengan kekasihnya semakin intim, bahkan dirinya harus terusir dari kamarnya ketika Gerald ingin tidur bersama kekasihnya? Penasaran? Cinta Untuk Nayra siap membuat para readers naik darah. Book cover, by Niadesing
Mendambakan pernikahan sempurna itulah Nayra inginkan, apalagi ketika mengetahui pemuda yang akan menikah dengan dirinya adalah Gerald, pemuda yang sangat di sukai, entah kenapa Nayra begitu sangat menyukai pemuda itu, ketika bertemu dengannya untuk pertama kalinya di tempat ia bekerja.
Apa ini namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?...
Nayra gadis berusia 19 tahun, anak yatim, ibunya telah tiada, ketika masih sekolah di tingkat menengah, dan kini ia tinggal bersama dengan ayahnya. Hidup sederhana itulah ayah dan anak itu lalui, karena semua harta mereka miliki telah habis di jual untuk membiayai pengobatan rumah sakit Ibu Nayra yang kini telah tiada.
Nayra gadis periang, cantik, dan baik, senyuman manis tidak pernah luput dari bibirnya. Wajahnya yang mungil, alis berbentuk, mata sedikit membulat dengan bulu mata lentik, hidung mancung dan kecil, bibirnya yang mungil berwarna peac, dengan bentuk tubuh sempurna memperlihatkan Nayra yang anggung.
Namun, itu semua tidaklah membuat Nayra berbangga diri dengan apa yang dimiliki, karena baginya semua hanyalah titipan, kecantikan, kekayaan semua akan sirna ketika sang pencipta menginginkan semua itu.
Gadis itu tidak berhenti menampakkan senyuman, meski dalam keadaan membereskan sisa makanan para pelanggan yang baru saja meninggalkan resto tempat ia bekerja. Bagaimana tidak menampakkan senyuman, ucapan sang ayah semalam benar-benar telah membuatnya merasa bahagia.
"Nay, kamu akan menikah dengan putra teman ayah, namanya Gerald Mahenra."
"Menikah?..."
"Ia, Ayah dan Mahenra, ayah Gerald telah setuju untuk segera menikahkan kalian berdua."
"Tapi ayah?..."
Ucapan Nayra terpotong ketika ayahnya segera melanjutkan ucapannya.
"Ayah semakin tua, takut jika suatu hari ayah tidak bersamamu, kalau kamu menikah secepatnya ayah akan merasa lega, karena seseorang akan menjagamu dengan baik," tutur kata Danu ayah Nayra.
Danu merasa khawatir dengan putri tunggalnya, usianya semakin tua, hingga akhirnya ia langsung menerima usul Mahenra untuk segera menikahkan Nayra dan Gerald. Karena sejak usia 5 tahun Gerald dan Nayra memang telah di jodohkan.
"Jangan berkata begitu ayah," menangis, sambil berlari berhambur memeluk ayahnya "Selamanya ayah akan selalu bersamaku."
Danu tersenyum ketika mendengar ucapan putrinya, di usap bahu putrinya dengan lembut.
"Tugas seorang ayah akan selesai, ketika membawa putrinya ke pelaminan, dan setelah kamu menikah, tanggunjawab ayah akan selesai, dan di gantikan oleh suamimu kelak, percayalah kepada ayah cinta suamimu akan jauh lebih besar daripada cinta selama ini ayah berikan padamu," tutur Danu, semakin membuat Nayra terisak, mempererat pelukan di tubuh sang ayah.
"Tidak! Selamanya ayah akan menjadi cinta pertamaku, tidak akan tergantikan oleh siapa pun, bahkan dengan suamiku sendiri."
"Baiklah, ayah mengalah, tapi kamu setuju kan menikah dengan Gerald, dia itu anak yang sangat baik, baru kembali dari luar negri. Dan, setelah menikah ia akan mengurus bisnis ayahnya."
Nayra terdiam sejenak, berpikir, apakah Gerald mau menikah dengan dirinya mengingat kasta Gerald dengan dirinya sangat jauh berbeda, dia hanya lulusan SMA sementara Gerald lulusan terbaik dari luar negri. Begitupun sebaliknya Gerald berasal dari keluarga kaya, sementara dirinya hanyalah sebutir debu, yang bisa terbang kapan saja ketika tertiup angin.
"Ayah, apa dia mau menikah dengan gadis miskin sepertiku?"
Danu tersenyum, melepas pelukan putrinya, lalu mengajak Nayra untuk duduk di sopa.
"Mahenra telah memastikan pernikahan ini, mereka akan segera datang kemari untuk melamarmu," jelas Danu.
"Baiklah, jika itu telah menjadi keputusan ayah, aku setuju."
Siang ini Nayra terlihat bersemangat, senyuman merekah tidak lepas dari bibirnya, dan itu membuat para pelanggan merasa dimanjakan ketika melihat senyuman pelayan cantik itu.
Tepat pukul 6 sore. Nayla bersiap untuk pulang, karena jam kerjanya telah selesai, kini di lanjutkan oleh pelayan yang bekerja di malam hari, pergantian sip tepatnya.
Di kediaman Mahenra.
"Aku tidak mau menikah Pah!" teriak Gerald di depan kedua orangtuanya.
Pemuda tampan berusia 27 tahun itu nampak terlihat marah dan kesal, ketika mendengar keputusan ayahnya yang ingin agar dirinya segera menikah dengan gadis yang telah di jodohkan dengan dirinya ketika masih berusia 13 tahun.
Gerald masih ingat dengan gadis kecil, gendut, ingusan, ileran, dan wajahnya yang aneh karena penuh dengan bintik merah. Ia masih berpikir jika gadis itu akan tumbuh menjadi gadis yang gendut dan tentunya sangat jelek.
akh... itu akan menjatuhkan harga diriku di hadapan semua teman-temanku, dan juga, apa tanggapan Clara? aku menikahi gadis jelek dan meninggalkan dirinya yang sangat cantik dan seksi, batin Gerald.
Clara adalah kekasih Gerald, mereka berdua menjalin hubungan selama enam bulan terakhir ini. Hubungan keduanya sangat dekat bahkan keduanya sering melakukan hal terlarang ketika masih di luar negri.
"Ini sudah keputusan Papa Gerald, tidak ada penolakan! Kecuali kamu ingin semua pasilitas kamu miliki Papa cabut semua," ancam Mahenra penuh dengan penekanan, kilat matanya begitu tajam, menandakan laki-laki itu srius dengan ucapannya.
"Ma, bantu Gerald donk, aku tidak mau menikah, aku memiliki kekasih yang sangat cantik, aku hanya ingin menikah dengannya titik!" bantah Gerald kembali.
"Hem... ah..." Mahenra menarik napas, lalu membuangnya kasar "Baiklah, menikah saja dengannya."
Mahenra duduk di kursi tepatnya di samping istrinya, ketika menyelesaikan kalimatnya.
Dan. Kalimat baru saja di katakan Mahenra membuat Gerald sangat senang dan bahagia.
"Tapi??"
"Tapi apa Pa?"
"Semua pasilitas kamu miliki akan Papa cabut, menikahlah dengan kekasih matremu itu," sinis Mahenra.
Bagaimana tidak mengatakan hal itu, selama sebulah Gerald bisa menghabiskan 1M dalam sebulah, padahal sebelumnya pengeluaran Gerald tidak pernah sebanyak itu.
"Pa! Ini tidak adil bagi Gerald, aku putra Papa satu-satunya, kenapa Papa memperlakukanku seperti anak tiri!" kesal Gerald.
Geral sangat marah, apalagi ketika mendengar sindiran Papanya, mendengar kata matre di tujukan untuk kekasihnya.
"Tidak adil bagaimana? Semua hartaku, terserah aku mau melakukan apa, bahkan tidak memberimu uang sepeserpun itu adalah hak aku, kecuali jika kamu bersedia menikah, semua harta Papa miliki akan aku berikan padamu."
Tidak ada pilihan yang bisa di lakukan, kecuali menerima pernikahan ini. Gerald sangat membutuhkan uang, karena baginya uang adalah segalanya, bisa memajakan kekasihnya dengan semua uang di miliki.
Bagi Gerald tidak ada wanita yang matre, karena semua biaya di keluarkan untuk kekasihnya, itu semua untuk dirinya sendiri, karena dia sendiri yang akan malu ketika jalan bersama sang kekasih jika terlihat jelek.
Melihat putranya terdiam menundukkan kepala, Mahenra tersenyum, berpikir ini saatnya Gerald meninggalkan wanita matre itu.
"Jadi bagaimana, kamu bersedia menikah dengan wanita pilihan Papa?"
Dengan malas Gelald mengangukkan kepala, "Bailah aku setuju Pa."
"Iyes... malam ini juga Papa akan kerumah Danu, untuk menentukan hari dan tanggal pernikahan kalian."
TO BE COUNTINUED.
Hai...hai... jumpa lagi dengan Novel terbaru Diana Ana, hehehe...
Jangan lupa follow Instagram.
@dianaana265_ buat pantau seputar update dan informasi lainnya.
Semoga suka dengan ceritanya, jangan lupa tinggalkan komentarnya ya...
Salam Otor Autor Alay.
Buku lain oleh Diana Ana
Selebihnya