🔞🔞Warning !!! khusus DEWASA. "Jalang! Kau hanya pura-pura tidak merasakan sesuatu. Cih! Kau takut harga dirimu hancur di depan suamimu karena menikmati permainan ini, hum? Lihat saja. Kau akan kalah, Resti cantikku!' ucap andreas dalam hati. Sesekali resti menahan nafas manakala rasa geli itu benar-benar meradang menghantam tubuhnya. Ia bersusah payah agar tidak orgasme, menerima jilatan demi jilatan di vaginanya itu dengan cara memanipulasi pikirannya. Ia terus berpikir jika Andreas menjijikkan. la berpikir jika ia sedang kesakitan. 'Bajingan... kenapa dia bermain lembut! Arghhh!!!' resti benar-benar frustasi, dia perlahan mulai menikmati kegiatan tersebut, tapi enggan buat mengakuinya, karena menjaga harga dirinya dan tak mau membuat suaminya kecewa".
"Jangan sentuh istriku, keparat!" Teriak
denis frustasi melihat beberapa orang
penagih hutang itu merabai tubuh istrinya.
Adrian sendiri dalam keadaan terikat
dikursi. Lehernya ditodong dengan pisau
belati.
"Hihihi, siapa suruh kau tak bisa melunasi hutangmu, bung! Kau anggap kami ini apa, hum?
Mau mempermainkan kami? Cih!
Bahkan kami bisa menemukan kalian
meski kalian kabur diam-diam!" kata andreas
dengan geramnya.
"Aku akan melunasinya! Tolong lepaskan
kami. Kami tidak kabur, kami ingin
mencari uang untuk membayar hutang!"
kata denis.
"3 Milyar bukan uang sedikit, Pak denis!
Mau cari di mana, hum? Rumah, tanah,
dan mobil kalian itu, hahaha, berapa
harganya?
Oh, bukankah sudah digadaikan juga ya! Jadi kalian punya apa!" kata andreas memandang denis dengan tatapan sinis.
andreas tentu tak percaya apa yang dikatakan
oleh denis sebab jelas-jelas pasutri itu
mencoba lari dari hutang.
"Beri kami waktu, aku mohon..." kata
denis
"Kamu sudah mengatakan hal itu berulang
kali. Dan zonk! Tapi kamu masih punya
istri cantik, pak denis. Jadi masih ada
peluang kamu bisa hidup. Hihihi, ibu resti sayang... ayo lekas, sini... atau kau akan melihat leher suamimu tergorok
pelan-pelan!" kata andreas
Resti hanya bisa menangis ketakutan. Ia sungguh tak mau dilecehkan. Apalagi di
depan suaminya sendiri.
Semua petaka itu bermula dari denis
yang berkali-kali ditimpa kesialan, mulai
dari bisnisnya yang bangkrut, hingga orang tuanya yang sakit jantung dan butuh biaya banyak.
denis bisnis ekspor impor berbagai jenis barang. Terkahir itu, ia mengimpor barang elektronik dari sebuah perusahaan di luar negri. Tergiur dengan harga murah, ia
mengambil banyak barang. Sayangnya
semua itu zonk. Padahal ia sudah
membayar lunas dan percaya dengan
perusahaan yang direkomendasikan oleh
salah satu temannya.
Perusahaan itu tak terlacak alias abal-abal.Dan peliknya, untuk modal pembelian itu, denis meminjam uang dalam jumlah
besar ke berbagai pihak.
Salah satu pihak yang menjadi tempat
denis meminjam uang adalah organisasi
illegal alias komplotan penjahat kelas elit.
Lantas denis mengajak istrinya kabur
dengan meninggalkan anak semata wayang
mereka di rumah orang tua Luna di kota
lain.
Sayang sekali, pasangan suami istri itu
ketahuan dan kini mereka berakhir di salah
satu markas kelompok itu.
andreas adalah salah satu anggota penting
kelompok mafia itu yang mengepalai
puluhan anak buah. Semuanya preman
tentu saja.
Di tempat itu ada sekitar 10 orang
termasuk Andreas yang menyekap denis dan
Resti
.
"Aku mohon... jangan sentuh istriku. Dia
tidak bersalah. Bunuh saja aku..."
kata Denis frustasi.
"Hahaha, apa gunanya membunuhmu?
Kami akan menjual istrimu! Dengan
begitu, kalian bisa melunasi hutang!" kata
andreas dengan sikap pongahnya.
andreas sudah sejak tadi memaksa resti untuk melayaninya di depan suaminya sendiri.
Tentu saja resti, ibu muda berusia 27 tahun yang wajahnya mirip artis film dewasa yang sangat ikonik di Jepang terkenal itu menolaknya.
Wajah resti memang benar-benar mirip
dengan salah satu pemain film dewasa
Jepang yang terkenal itu,
mungkin hanya beda gaya rambut dan sebetulnya resti
lebih natural kecantikannya. Meski pun ia
sudah memiliki 1 orang anak, namun ia
masih tetap cantik dan seksi serta tak membosankan untuk dilihat.
andreas memandangi resti yang masih
menangis itu dengan tatapan mesum.
Benar resti akan laris manis khususnya
bagi pelanggan yang ingin berfantasi
sedang bercinta dengan seorang artis
pemain film dewasa dari Jepang itu.
Lalu andreas kembali menoleh menatap
denis dengan ekspresi berbeda penuh
ancaman.
"Tapi sebelum aku menjual istrimu ini,
tentu aku ingin merasakan pelayanan
pertamanya. Begitu, pak denis. Paham?"
kata andreas sambil tertawa sinis.
"Brengsek! Bajingan keparat!" teriak
denis.
"Terserah! Tapi dengarkan aku. Kami
memang penjahat, tapi kami menawarkan
solusi bijak! Kami akan menjual Ibu resti
sebagai salah satu pelacur kami sampai
hutang kalian lunas!" kata andreas.
"Tidak! Jangan! Kami mohon...
kasihanilah kami!" denis mulai memelas.
"Bukan penjahat namanya jika kami bisa
mengasihani kalian!
Tono, sumpal
mulutnya yang berisik itu!" pinta andreas.
"Baik, bos!" Maka Tono, salah satu anak
buah andreas yang ada di situ segera
mengikat mulut Denis dengan seutas kain.
denis memberontak dengan sekuat hati.
Tapi sia-sia saja.
Kini andreas menoleh ke arah resti. "Ibu
resti, jika kau menolak melayaniku, aku
akan sungguh-sungguh meminta anak
buahku untuk menggorok leher suamimu.
Setelah itu menculik anakmu dan
membunuhnya di depan matamu. Lalu
orang tuamu!
Lantas bagaimana denganmu? Hohoho,kami akan tetap menjadikanmu pelacur untuk ganti rugi uang yang telah kalian habiskan. Kamu tak punya pilihan. Yang ada hanyalah bekerjasama dengan baik
atau dengan paksaan! Semoga kau punya
pilihan tepat, Ibu resti!" kata andreas dengan
senyum mengejek.
resti masih menangis ketakutan dan tak
ada yang bisa ia lakukan kecuali tetap
bersikap seperti itu.
resti benar-benar mencintai suaminya.
Meski denis jatuh terpuruk, ia tak
sekalipun berniat untuk mengkhianatinya.
denis terlalu tampan dan sempurna
baginya.
Maka mana mungkin ia bisa menyanggupi
permintaan andreas. Tapi ancaman itu
benar-benar membuat Resti tak punya
pilihan lain. Ia tak mau suaminya mati dan kini ia berpikir untuk berkorban.
Bukankah mereka pernah berjanji akan selalu setia sehidup semati? Bukankah akan
menanggung suka dan duka
bersama-sama?
denis pun begitu mencintai resti, istri
cantiknya itu adalah wanita paling
sempurna di matanya. Ia sungguh tak rela
dan lebih memilih untuk mati daripada
istrinya disakiti.
Tapi jika sudah seperti itu, ia bisa apa?
Jangankan untuk melawan, bunuh diri pun
ia tak bisa jika diikat seperti itu.
"Bagaimana, Ibu resti? Waktuku tidak
banyak. Kami punya acara untuk
membuang mayat suamimu. Akan kami
potong-potong dan kami buang ke sungai!"
kata andreas.
"Tolong... jangan lakukan itu!" kata resti
dengan isakan tangisnya. Sungguh
benar-benar petaka.
"Maka bekerjasama lah. Berhenti
menangis dan layani aku di depan
suamimu, dan juga di depan anak buahku.
Ini adalah pilihan terbaik.
Jika tidak, suamimu akan mati, lalu kami akan secara bergilir memperkosamu, setelah itu
membiusmu dan menjadikanmu pelacur.
Kau ingin tahu bagaimana cara paling
kejam untuk membuatmu tunduk? Kami
akan menggunakan morfin. Kau akan
kecanduan dan mau tak mau akan tunduk
dengan terpaksa. Nah, mana yang kau
pilih?
Dan jika kau melakukan hal bodoh,
suamimu akan mati, anakmu, juga
keluargamu yang lainnya!" kata andreas.
resti benar-benar dihadapkan pada pilihan yang sama-sama buruk. Intinya, mau tidak mau ia harus tetap mau melayani Andreas.
Tak ada ruang negosiasi lagi. Tak ada celah
untuk melarikan diri.
andreas mulai kesal mendapati resti masih
diam saja dan sibuk dengan air matanya.
"Tono, potong saja dulu jari-jari tangan
kanannya. Sekarang!" kata andreas memberi
perintah.
"Siap, bos!" jawab Tono.
""Tunggu... jangan lukai suamiku...
jangan... aku akan turuti apa mau kalian!"
kata resti panik.
denis hanya bisa membelalakkan
matanya. Ia sungguh tidak rela istrinya
dilecehkan, dipaksa untuk melayani nafsu
bejad Andreas.
"Bagus! Gitu dong! Cobalah berhenti
menangis terlebih dahulu!" kata andreas.
"Aku... tidak bisa berhenti... hiks..."
balas resti. Ia memang sedang berusaha dan menyeka air matanya. Namun tetap saja gagal. Tak semudah itu bisa berhenti menangis manakala ia benar-benar ketakutan.
"Ya sudah kalau begitu. Sini mendekat.
Aku ingin tahu seberapa baik kau bermain
dengan mulutmu!" kata andreas.
Tanpa malu dan dengan santai, lelaki itu
membuka resleting celananya, sedikit
memelorotkannya hingga penisnya itu
menyembul keluar.
Jantung resti seolah berhenti berdetak saat
itu juga. Sungguh ia tak mau. Tak sudi.
Tapi ia tak punya pilihan lain.