Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kontrak Eksklusif untuk Kanaya

Kontrak Eksklusif untuk Kanaya

Suzy Ru

5.0
Komentar
2.8K
Penayangan
48
Bab

Uang, seseorang bisa gelap mata karena uang. Seperti halnya kisah hidup kanaya. Sifat egois dan tamak yang di miliki ibu tirinya, membuat dirinya harus menerima kenyataan pahit yang bisa menghancurkan masa depannya. Tanpa sepengetahuan Kanaya, ibu tirinya dengan tega menjaminkan dia pada salah satu rentenir yang sangat kejam di kota tersebut. Akankah Kanaya bisa menyelamatkan masa depannya atau akan pasrah dengan keadaan?

Bab 1 Kejutan yang menyakitkan

Tepat dua tahun sudah, Kanaya meninggalkan kota kelahirannya. Kota yang meninggalkan banyak kenangan indah dan pahit bagi dirinya. Berparas cantik dan manis itulah yang melekat di diri seorang designer berbakat itu. Demi melunasi hutang ayahnya, ia harus bekerja keras untuk melunasinya seorang diri.

Pagi yang cerah secerah senyum manis Kanaya. Kedua matanya yang berwarna coklat, lentik bulu matanya yang tebal tak berhenti mengerjap menatap pemandangan yang berlari mengikuti laju kendaraan yang ia tumpangi saat ini

"Akhirnya, aku bisa pulang!" kata Naya yang seakan tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya. Karena pekerjaannya yang menumpuk, kanaya tidak bisa mendapatkan cuti seperti teman-temannya yang lain. Sebuah tanggung jawab yang harus ia pikul seorang diri menjadi seorang designer di tempat kerjanya.

Perlahan, kedua bola mata indah itu mulai terpejam. Sebuah rumah yang merupakan peninggalan terakhir dari ayahnya, mulai melintas dalam pikirannya. Banyak kenangan indah dan manis yang ada di rumahnya tersebut.

"Naya, mama dan Laura akan ke Bogor. Mama juga sudah merenovasi rumah sesuai dengan keinginan kamu!" Perkataan mama Dina yang terucap dua hari sebelum Kanaya mengambil cuti. Kanaya membuka kedua matanya kembali. Ia tersenyum lebar saat dirinya telah tiba tepat di depan rumahnya.

Kedua kakinya yang mulus mulai turun dari taksi yang telah mengantarkannya sampai rumah. Jaket tebal merah yang melekat di dirinya membuat Naya terjaga dari dinginnya udara di kota kembang tersebut.

Naya membuka kacamata hitamnya, manik bola matanya berbinar menatap rumah yang mempunyai banyak kenangan indah bagi dirinya. Tak ada yang berubah. Halaman rumah, tanaman bunga peninggalan mamanya bermekaran begitu indah. Banyak kupu-kupu yang hinggap dan seakan tak mau jauh dari bunga tersebut.

"Kalian begitu indah! Aku tak menyangka, mama Dina dan Laura mau merawat kalian selama aku pergi!" ucap Naya memegang kelopak bunga mawar dan mencium aroma wanginya.

Naya tersenyum. Kedua matanya berputar mencari keberadaan pak Udin yang merupakan satpam di rumahnya tersebut. Ia mulai berjalan ke arah pos jaga yang biasanya menjadi tempat bagi pak udin untuk melakukan pekerjaannya.

Naya mengernyit. Ia sama sekali tak menemukan pak Udin di tempat pos jaga.

"Ke mana pak Udin? Apa beliau ada di dalam?" tebak Naya menoleh ke arah rumahnya."Yach, mungkin pak Udin ada di dalam. Pasti lagi mengecek keadaan rumah!" gegas Naya menuju ke dalam rumah seraya menggeret koper miliknya.

Ceklek

Sepi dan hening.

Sesaat, Naya terkejut ketika ada yang berbeda dengan rumahnya. Kondisi rumahnya yang masih sama seperti dua tahun yang lalu dan tak ada renovasi seperti apa yang ia inginkan.

"Ke mana foto keluargaku? Kenapa nggak ada?" Kedua matanya berputar mencari keberadaan foto keluarganya yang biasa tidak terpajang di dinding.

"Apa mama Dina membuangnya?" tanyanya memicing. Ia mulai melangkah dan melihat isi rumahnya yang benar-benar tak ada yang berubah. Hanya foto keluarga besarnya yang hilang dari rumahnya.

"Kenapa jadi seperti ini? Bukankah mama Dina bilang sudah merenovasinya?" Naya bingung sembari melipat bibirnya. Rasa kecewa mulai menghampiri wanita cantik dan putih itu. Ia tak menyangka jika mama tirinya tega berbohong kepadanya akan hal ini.

"Apa maksud mama Dina membohongiku seperti ini?" gumam Naya seraya memegang kedua tangan di pinggangnya. Tatapan matanya memicing menatap ke arah kaca yang memantulkan barang yang ada di belakangnya. Sosok beberapa orang yang bertubuh besar, mengenakan jas hitam tersenyum ke arahnya.

"Selamat Siang, Nona Inzen!" sapa seseorang yang membuat Naya kaget dengan panggilan itu. Nama yang tak pernah lagi ia dengar sejak ayahnya menikah dengan mama Dina.

Naya menoleh dan terkejut melihatnya. Kedua mata indahnya tak berhenti mengerjap, kedua tangannya seketika gemetar melihat mereka yang terlihat begitu menyeramkan.

"Si-a-pa kalian? Kenapa kalian masuk ke rumah saya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu!" tanya Naya menghentikan langkah mereka.

Mereka hanya tersenyum dan menyodorkan seberkas surat yang ada di dalam map berwarna hitam.

"Apa ini?" tanya Naya mengernyit dan mulai membuka surat tersebut dan membacanya secara perlahan.

Sejenak, Naya terbelalak kaget dengan isi surat yang mencantumkan atas nama Lukman Argantara sebagai pemilik rumahnya yang sah.

"Apa maksud semua ini? Kenapa rumahku menjadi milik pak Lukman Argantara?" tanya Naya dengan mata berkaca-kaca.

"Pak Lukman sudah menunggu Anda, Nona Inzen. Beliau akan menjelaskannya tentang masalah ini," tutur Roy, salah satu kepercayaan pak Lukman Argantara.

Naya menghela nafas panjang. Ia bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Spontan, ia mengusap air mata yang menetes begitu saja. Tenggorokannya kering dan terasa sakit saat salivanya tertegak dengan paksa.

"Mari Nona!"

"Kenapa pak Lukman ingin bertemu dengan saya? Dan kenapa beliau juga tidak datang ke sini untuk menjelaskannya?" tanya Naya penasaran.

"Saya tidak tau, Nona!" jawab Roy.

Alih-alih tidak mau berdebat dengan mereka. Naya memilih untuk diam dan mengikuti perintah mereka yang akan membawanya untuk bertemu dengan rentenir yang sudah meminjamkan uang pada ayahnya dulu.

*****

Semua bertepuk tangan menyambut pimpinan terbaru Hotel De Lena. Tampan, cool dan begitu perfect itulah yang di miliki pewaris tunggal dari keluarga Towsar. Alen Towsar, putra tunggal dari Elena Towsar yang sebelumnya berprofesi sebagai pembalap motor.

Demi keinginan sang ibunda tercinta, Alen terpaksa meninggalkan pekerjaan sekaligus hobinya itu. Memimpin beberapa hotel yang telah di bangun oleh sang bunda.

"Ya ampun, aku tak menyangka kalo Alen Towsar adalah anak dari ibu presdir. Sungguh seperti mimpi!" kata Agnes, salah satu karyawan hotel yang juga mengidolakan Alen Towsar.

"Iya, tapi dengar-dengar ia berhenti menjadi seorang pembalap demi menggantikan ibu presdir!" sahut Nita.

"Benarkah? Oh No! Jadi, sekarang aku tak bisa melihatnya memakai baju balap lagi, dong!" kata Agnes mengernyit menatap ketampanan Alen yang terlihat begitu jauh dari dirinya."Tapi nggak apa, deh! Setiap hari aku 'kan bisa melihatnya secara langsung, tidak di layar televisi lagi," ucap Agnes sumringah sembari memegang kedua pipinya.

Sepanjang perjalanan, Naya menyandarkan kepalanya seraya memejamkan mata.

"Yang saya tau, Ibu dina telah menjual rumah ini untuk membayar hutang ayah nona yang bertumpuk di pak Lukman. Rumah ini juga belum bisa melunasi hutang ayah nona sendiri. Dan, sebagai kurangannya, pak lukman menginginkan nona untuk menjadi istrinya." Perkataan orang suruhan pak Lukman mulai melintas kembali diingatannya.

Naya spontan membuka kedua matanya. Ia melirik ke arah mereka yang duduk di depan dan di samping dirinya. Ia merasa seperti seorang tawanan yang ada di film yang biasa ia tonton. Sangat sulit baginya untuk melarikan diri dari semua ini.

Ya Tuhan, apa maksud mama dina? Bagaimana bisa aku dijadikan jaminan untuk menjadi istrinya pak lukman? Seharusnya, uang yang aku kirim setiap bulan itu sudah bisa membayar sebagian hutang ayah. Tapi, kenapa hutang dan bunga ayah semakin banyak? batin Naya bertanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Suzy Ru

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kontrak Eksklusif untuk Kanaya
1

Bab 1 Kejutan yang menyakitkan

08/10/2024

2

Bab 2 Melarikan diri

08/10/2024

3

Bab 3 Sebuah pertanggungjawaban

08/10/2024

4

Bab 4 Amarah pak lukman

08/10/2024

5

Bab 5 Pemimpin perusahaan

08/10/2024

6

Bab 6 Pak Lukman menginginkan kanaya

09/10/2024

7

Bab 7 Kabur

09/10/2024

8

Bab 8 Amarah Alen

09/10/2024

9

Bab 9 Pertemuan dengan sang bunda

09/10/2024

10

Bab 10 Berlari di tempat yang sama

09/10/2024

11

Bab 11 Pernikahan yang sah

17/10/2024

12

Bab 12 Di balik sikap kasarnya

18/10/2024

13

Bab 13 Hipotermia

19/10/2024

14

Bab 14 Bulan madu

19/10/2024

15

Bab 15 Satu koper

20/10/2024

16

Bab 16 Sulit untuk di bayangkan

24/10/2024

17

Bab 17 Tak semudah yang dibayangkan

25/10/2024

18

Bab 18 Gugup berkepanjangan

26/10/2024

19

Bab 19 Makan malam spesial

27/10/2024

20

Bab 20 Malam pertama

30/10/2024

21

Bab 21 Rasa ini

31/10/2024

22

Bab 22 Luka hati Naya

02/11/2024

23

Bab 23 Kelembutan hati Kanaya

03/11/2024

24

Bab 24 Alien adalah Alen

04/11/2024

25

Bab 25 Gantungan kunci Eila

05/11/2024

26

Bab 26 Menjemput bunda

08/11/2024

27

Bab 27 Pertemuan Azka

09/11/2024

28

Bab 28 Empat jam

10/11/2024

29

Bab 29 Pesan dari bunda

12/11/2024

30

Bab 30 Mendarah daging

15/11/2024

31

Bab 31 Anggur hijau

18/11/2024

32

Bab 32 Gaun

03/12/2024

33

Bab 33 Pilihan yang sulit

12/12/2024

34

Bab 34 Program Kb

17/12/2024

35

Bab 35 Mama Dina terusir

19/12/2024

36

Bab 36 Berpihak pada Naya

20/12/2024

37

Bab 37 Resepsi pernikahan

22/12/2024

38

Bab 38 Resepsi pernikahan 2

27/12/2024

39

Bab 39 Laura syok

28/12/2024

40

Bab 40 Resleting gaun

30/12/2024