Aletta tak menyangka pertemuannya dengan Raymon membuatnya harus bisa berpura-pura menjadi gadis miskin yang butuh pekerjaan. Hanya karena kekasihnya berselingkuh, ia sampai membuat skenario seperti itu bahkan menjauh dari keluarganya yang kelimpungan mencarinya. Mungkinkah Raymond bisa menguak hati diri Aletta sesungguhnya?
AMSTERDAM.
Suara hingar bingar musik DJ memenuhi ruangan yang sangat luas. Di pertengahan malam seperti ini bukannya di gunakan untuk istirahat, malahan sosok pemuda dan pemudi berkumpul menjadi satu.
Bahkan bisa dilihat jelas disana, adegan tak senonoh begitu terpampang dengan nyata. Tak ada yang melarangnya, apalagi negara ini adalah negara bebas yang kesekian kalinya.
Berbeda dengan sosok wanita yang tengah berjalan dengan pria yang memakai kaos biru muda itu. Wanita itu terkesan enggan masuk ke arena tersebut, tapi sedari tadi pria yang berada di dekatnya selalu saja meyakinkannya dengan berbagai rayuan.
"Honey. Tempatnya ramai sekali. Aku malu jika harus memakai seperti ini," ucap si wanita dengan berbisik.
Entahlah, harusnya wanita itu sudah terbiasa berpakaian seperti itu. Bukannya dirinya tinggal di negara bebas, harusnya dia mengikuti segala trend yang ada.
"Aletta. Nanti kita ganti ya pakaiannya tapi tidak disini," ujarnya dengan senyuman yang terdapat maksut di dalamnya.
Yah, dia Aletta Caroline Damanik wanita berumur 20 tahun. Anak bungsu dari Kenny Damanik, seorang pengusaha yang bergerak di bidang kecantikan.
Memiliki wajah cantik dan kulit bak porselen membuat Aletta di buru oleh produser agar mau terikat kontrak dengannya. Namun , ia tak mau, hanya dengan perusahaan Papanya lah ia mau menjadi model tanpa harus terikat kontrak.
"Aku risih ,Honey," timpal Alleta lagi ketika Darren sang kekasih mengusap bahu terbukanya dengan tatapan liarnya.
Bagaimana tidak, tubuh molek bak gitar spanyol itu begitu menggoda sekarang di matanya. Ditambah lagi dengan kulit yang mulus itu. Ingin sekali Darren membuat sang kekasih mendesah keenakan di bawahnya. Namun, semua itu hanya angan belaka. Sosok Aletta sangatlah susah di rayu untuk memberikan hal yang ia mau.
"Wihhh, Daren. Kayaknya malam ini bakalan berhasil bikin si Aletta menjerit tuh," ucap Devano ketika ia melihat Darren sahabatnya berjalan kearahnya.
Kaivan dan Alan menoleh ke arah pandang Devano. Yah disana ada Darren dan Alleta kekasihnya yang sudah berjalan ke arahnya.
"Kenapa si Aletta makin kesini makin bening aja ya! Salah gak kalau aku naksir kekasih sahabatku," celetuk Kaivan hingga mendapatkan sebuah jitakan kasar dari Alan yang mendengar dengan jelas .
"Jangan kurang ajar, Si Darren gak akan lepasin Aletta sampai kapanpun apalagi buat kamu," terang Alan. "Apalagi dia masih perawan," imbuhnya dengan tatapan yang berpusat pada Aletta.
"Sini duduk," ujar Darren ketika dirinya sudah sampai di meja yang sudah di pesan ketiga sahabatnya.
Tatapan Aletta bergantian menatap ketiga sahabat Darren yang terkesan menelanjanginya. Bahkan ada yang terang-terangan mengedipkan mata sebelahnya pada Aletta disana.
"Honey, minumlah," ucap Daren memberikan sebuah minuman pada Aletta.
Aletta menggeleng. "Aku tidak minum alkohol, Daren." Sahutnya mendorong pelan gelas yang di pegang Daren.
"Sedikit saja." Daren kembali menyodorkan minuman itu dan langsung meminumkannya pada Alleta, ia tidak sesabar itu dalam membuat Aletta yang notabenenya keras kepala untuk luluh padanya.
"Daren. Kamu kok maksa sih," ketus Aletta ketika dirinya hampir tersedak karena ulah Daren. Pria itu membuatnya menelan semua alkohol yang berusaha ia hindari saat ini, terlebih ia melihat hawa tak enak berada di lingkaran pertemanan Darren.
Pria yang sudah menjadi kekasihnya satu tahun lalu. Dan akan merangkap sebagai tunangan beberapa Minggu lagi. Namun, ia baru saja menemukan faktanya jika Darren tengah menjalin cinta dengan wanita lain selama menjalin hubungan dengannya.
"Iya sayang, nanti aku akan membatalkan pertunangan ku dengan Aletta, kamu yang sabar dulu ya!"
Ucapan itu yang sedari tadi masih terngiang-ngiang di otaknya setelah mendengar sendiri ucapan Darren dengan seseorang di balik telpon. Hingga ia memutuskan untuk ikut dengannya malam ini hanya ingin memastikan siapa wanita yang sudah menjalin hubungan dengan Daren calon tunangannya.
"Shhh.. Daren. Aku mau ke kamar mandi dulu," ujar Aletta memegang kepalanya yang mulai berdenyut ketika sudah menghabiskan tiga gelas minuman beralkohol tinggi dan itupun di paksa oleh Daren.
Dengan berjalan tertatih-tatih sembari memegang pelipisnya. Aletta sangat kesusahan sekali membawa tubuhnya yang lemah seperti ini. Sungguh ia paling benci mabuk-mabukan karena akan membuatnya menjadi wanita lemah.
Ceklekk...
Aletta terus berjalan ke arah wastafel. "Pusing banget," gumam nya.
Aletta menggelengkan kepalanya kala matanya menatap nanar pantulan dirinya di depan cermin wastafel. " Dasar kurang ajar si Darren. Mana bisa cari tau kalau udah kayak gini," keluh Aletta berusaha tetap sadar dalam pengaruh alkohol itu. Ia tak bisa mengonsumsi alkohol banyak-banyak, beginilah efeknya bahkan bisa membuatnya tak sadarkan diri.
Ceklekk ...
Aletta menoleh ke sumber suara ketika ia membasuh mukanya agar tetap sadar. Dahinya mengernyit ketika melihat siapa yang baru saja masuk kedalam kamar mandi dengan senyuman miringnya.
"Daren mau ap___."
Akhhh...
"Kenap___."
Ucapan Aletta tiba-tiba saja terhenti ketika Daren mendorong tubuhnya ke dinding bahkan mengikat tangan gadis itu dengan tali yang tadi di bawanya.
Daren sangat antusias mencumbui Aletta meskipun wanita itu memberontak sebisa mungkin. Walaupun nyatanya semuanya sia- sia ketika tenaga Daren jauh lebih besar darinya.
"Darren, No. Plisss jangan," teriak Aletta ketika Darren melahap buah besar miliknya itu dengan sangat lahap dan penuh nafsu. Aletta terus saja menggelengkan kepalanya dan berteriak hingga suaranya hampir habis disana.
"Ini sangat nikmat, Honey. Kau harus tau rasanya," ucap Daren menggendong tubuh Aletta agar wanita itu terduduk di wastafel. Niat Daren hanya ingin menikmati liang milik Aletta dengan tangannya sebelum ketahap selanjutnya. Ia akan memainkan tubuh Aletta terlebih dulu. Jika Aletta nanti meminta lebih, dengan senang hati dirinya akan memberikannya.
Lagi, Aletta menggeleng dengan cepat ketika tangan kekar Daren menyingkap gaun mini yang hanya menutupi sejengkal paha mulusnya. "No, Daren. Gua gak___."
Akhhh....
Bukan suara Aletta yang terpekik disana melainkan suara Darren. Tubuh pria itu mundur beberapa langkah ketika tangan Aletta sudah terlepas dari ikatannya. Apalagi Aletta juga memukul bahu Darren dengan besi shower yang ia gapai dengan keras.
"Bajingan," teriak Aletta ketika ia sudah membenahi pakaiannya. Ia berusaha lari dari Daren yang masih berusaha menangkapnya.
"Aletta," teriak Daren, pria itu terus saja mengejar Aletta dengan memegang bahunya yang sangat sakit akibat hantaman dahsyat yang dilakukan Aletta padanya.
Langkah kaki Darren berlari ke arah mejanya tadi, ia yakin jika Aletta masih berada disana untuk mengambil tas yang tidak di bawanya.
Tapi semuanya nihil, Aletta membiarkan tasnya teronggok di atas meja tanpa membawanya.
"Daren. Why?" Tanya Kaivan yang sedari tadi ketar-ketir ketika Daren berhasil merasakan nikmatnya tubuh Aletta.
Bersambung...
Bab 1 prolog
11/09/2024
Buku lain oleh Mheyes25
Selebihnya