B X B Kisah cinta antara 3 pasangan, masing-masing mereka memiliki masalah yang harus mereka hadapi. JoongDunk harus mengikhlaskan hari pernikahan mereka yang harus gagal karena kecelakaan yang dialami Joong dan membuatnya mengalami amnesia. PondPhuwin kurangnya komunikasi membuat hubungan mereka yang awalanya begitu romantis harus menjadi renggang. ForceBook sejak awal hubungan mereka tidaks sehat. Force sring melakukan kekerasan ketika moodnya tidak baik, Book yang begitu mencintainya pun tidak bisa melepaskan hubungannya begitu saja.
Hiru Pikuk, sebuah jalan yang ramai dengan banyak orang di setiap sudutnya. Di sepanjang jalan ini, terdapat banyak orang yang berkerumun, mungkin untuk berbagai kegiatan atau sekadar melintas.
Di salah satu bar malam di sepanjang jalan tersebut, musik menggema keras dan mungkin mengundang perhatian dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Dentuman musik yang keras ini menciptakan atmosfer yang energik dan penuh semangat di tempat tersebut.
Sementara itu, di tengah keramaian dan kebisingan ini, ada seorang pria yang tidak melepaskan pelukannya dari kekasihnya. Hal ini menunjukkan kedekatan dan ketenangan di antara mereka, di tengah gemerlapnya suasana sekitar.
Ia adalah Joong, Pria dengan alis yang tebal dengan wajah dingin itu tak sedetikpun menjauhkan diri dari tubuh kekasihnya Dunk.
"semua orang akan tau jika dia kekasihmu Joong" ucap pria yang ada didepan Joong tanpa mengalihkan pandangannya sedetikpun. Ia adalah Pond.
"aku memang ingin memberitahu semuanya bahwa Dia adalah orang yang ku cintai" ucap Joong.
Dunk yang tampak risih itu segera menjauh dari Joong.
"berhenti bersikap seperti itu, apa kau tidak bosan mengatakan hal itu selama 5 tahun?" tanya Dunk.
"kenapa kau bosan ?" tanya Joong.
"kau akan membuat mereka muntah jika terus mengatakan hal itu" ucap dunk.
"sudah sampai mana persiapan pernikahan kalian ?" tanya Phuwin yang memotong pembahasan tidak penting mereka.
"sudah hampir 95%, kami hanya menunggu hasil jas kami" jawab Joong.
"sangat tidak terasa ya, aku ingat sekali waktu memperkenalkan Dunk 5 tahun lalu pada Joong dan sekarang kalian akan menikah." ucap Phuwin yang menjadi orang yang memperkenalkan Joong dan Dunk hingga bisa bersama.
"aku berterima kasih sekali padamu phuwin, berkat kamu aku menemukan orang yang benar-benar tidak bisa ku tinggalkan"ucap Joong.
"awas aja jika kau menyakiti sahabatku, tidak akan ku biarkan kau bahagia" ucap Phuwin.
Pond menenangkan phuwin yang juga adalah kekasihnya.
"jangan emosi sendiri, jika perlu aku akan membantumu" ucap pond.
"apa kalian berdua akan melawanku ?"
"sayang, kau tidak akan membela ku ?" tanya joong pada dunk.
"kau akan melawan kami bertiga jika itu terjadi" jawab dunk.
Meskipun ramai, suasana di dalam bar tetap nyaman. Orang-orang duduk di meja-meja kayu atau berdiri di sekitar bar, tertawa dan berbicara dengan teman-teman mereka.
Pond dan Joong berbicara dengan lainnya , sementara Dunk dan Phuwin duduk menikmati segelas wine dan musik yang mulai melow.
"aku senang dia memperlakukan kamu dengan baik Dunk" ucap Phuwin.
"aku juga bersyukur karena bisa menjadi orang terakhir baginya" sambung Dunk.
"bagaimana pond? dia memperlakukanmu dengan baikkan ?" tanya Dunk
Phuwin mengangguk.
"yaa. dia bahkan tidak membuatku sekalipun kesulitan" ucap phuwin.
masing-masing mereka memuji setiap pasangan mereka.
Diperjalanan pulang, Dunk memperhatikan ponselnya.
"besok kita harus pergi melihat lokasi tempat dimana kita akan melakukan pesta ya Joong, kamu sempat ? kalau tidak, aku akan pergi sendiri" ucap Dunk.
Joong menggelengkan kepalanya.
"aku akan menemanimu, ini pernikahan kita kenapa harus melihat sendiri ?" tanya Joong.
"bukankah kamu bilang akhir-akhir ini perusahaanmu sedang sibuk ? apa kita tunda saja pernikahan kita ?" tanya Dunk.
"Hei dunk, tunda bagaimana ? kita sudah menyebar undangan, semuanya sudah hampir rampung."
"tidak akan ada yang bisa menghentikan pernikahan kita" ucap joong.
Dunk hanya mengangguk lalu memperhatikan ponselnya kembali.
---
Keesokan harinya Dunk menunggu Joong menjemputnya untuk pergi bersama menuju tempat yang telah mereka reservasi untuk pernikahan mereka. Namun setelah menunggu hampir 1 jam, Joong tak kunjung datang bahkan ketika dihubungi pun tidak ada jawaban. Akhirnya Dunk menghubungi Phuwin untuk pergi bersama.
"Maaf win, aku mengajakmu tiba-tiba , Joong tidak bisa dihubungi pasti dia masih meeting dan ponselnya dimatikan" ucap Dunk ketika ia sudah berada dimobil yang sama dengan Phuwin.
"tidak masalah dunk, aku juga sedang tidak ada kesibukan."
"Joong harus mulai mengatur waktunya, jika dia tidak bisa maka dia tidak boleh membuat janji padamu" ucap phuwin.
"akhir-akhir ini menjelang pernikahan kami, dia cukup sibuk." ucap dunk.
"apa kami tunda saja ya pernikahan kami ?"
"Jangan ! kenapa harus menundanya ? kalian sudah memikirkan ini matang-matang" ucap phuwin.
"masalah di waktu pernikahan pasti ada, jangan terlalu dipikirkan. selama sikapnya tidak berubah padamu maka tidak ada yang perlu kau khwatirkan" ucap Phuwin.
"terima kasih broo.. entah kenapa aku selalu tenang jika mendengar jawaban atas pertanyaanku" ucap Dunk.
"ehmm. jangan sungkan. seperti yang selalu ku katakan, jika dia menyakitimu beritahu aku" ucap phuwin sembari tertawa kecil.
--
Mereka kemudian telah sampai ditempat yang begitu indah, sebuah taman dengan konsep hijau yang benar-benar menarik.
"atas nama Joong dan Dunk ?" seorang pelayan menghampiri Dunk dan Phuwin.
"ya, benar" jawab Dunk.
"mari saya tunjukan beberapa hal yang mungkin saja ingin diubah atau lainnya" ucapnya.
Kemudian pelayan itu membawa Dunk kesetiap sudut, memperlihatkan bagaimana nanti lampu akan menyala, beberapa peralatan yang akan disiapakan dan lainnya.
"bagaimana tuan ? apa ada yang ingin diperbaiki ?" tanya pelayannya.
"semua sudah sesuai dengan permintaan kami, jaditidak ada yang perlu diubah" ucap Dunk
"baik kalau begitu, namun jika ada perubahan dan penambahan mohon diinfokan 2hari sebelum acara" ucapnya.
"baik terima kasih" ucap Dunk.
Tak lama setelah itu, ponsel dunk berdering.
"hallo ?"
"sayang, maaf.. aku benar-benar tidak bisa meninggalkan ruangan. mereka terus menahanku" ucap Joong.
"kamu sudah berada dilokasi ?" tanya Joong.
"emm.. tidak apa-apa, aku bersama Phuwin disini" ucap Dunk.
"aku akan kesana, mungkin dalam waktu 15 menit lagi ? jalanan cukup padat"
ucap Joong.
"ya.. aku akan tunggu kamu disini" ucap Dunk
Ia lalu mematikan sambungan teleponnya dan kemudian menghampiri Phuwin.
"bagaimana ? mau dekor seperti ini ?" goda dunk.
Phuwin menoleh lalu menurunkan ponselnya.
"tentu saja tidak, harus berbeda dari yang lainnya bukan ?" jawab phuwin
Dunk tertawa kecil.
"Joong masih belum bisa dihubungi ?" tanya Phuwin.
"sudah, dia tadi menghubungi ku dan mengatakan bahwa sudah dijalan menuju tempat ini" ucap Dunk
"kamu masih cukup sabar dibanding aku yang kesabaran setipis tisu dibelah dua" ucap Phuwin.
Dunk hanya tertawa kecil, ia sendiri menyadari bahwa Phuwin tidak memiliki kesabaran ekstra untungnya ia memiliki kekasih Pond yang selalu sabar dan mengalah atasnya.
Joong tampak buru-buru meninggalkan mobilnya dan bergegas menghampiri Dunk.
"aku minta maaf sayang," Ucap Joong dengan wajah yang memelas.
Dunk yang memiliki hati yang lembut itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
"tidak apa-apa aku sudah melihat tempatnya, apa kamu mau melihatnya? mungkin saja ada yang ingin kamu ubah ?" tanya Dunk.
Joong menggelengkan kepalanya.
"tidak ada, aku percaya dengan pilihanmu. Pilihanmu pasti yang terbaik" ucap Joong.
"Phuwin, terima kasih karena sudah menemani kekasihku ini. kau ingin makan apa? aku akan mentraktirmu." tanya Joong.
"terima kasih. tidak perlu. kamu bawa saja kekasihmu makan, dia pasti sudah sangat lapar. habis ini aku ada janji lagi" ucap Phuwin.
"baiklah"
"terima kasih karena sudah menemaniku Win," ucap Dunk
"tidak masalah. kalau begitu aku tinggal ya" ucap Phuwin lalu ia pergi.
Joong lalu meraih tangan Dunk dan mengajaknya meninggalkan lokasi.
"mau makan apa?" tanya Joong.
"ehmm... apa ya ? gimana kalau sppagetting aja ?" ajak dunk.
"boleh juga, yuk"
Mereka pun kemudian meninggalkan lingkungan gedung dan menuju restoran untuk makan siang.
Sementara Itu Phuwin membawa mobilnya menuju tempat dimana Pond bekerja.
ia memarkirkan kendaraannya ditempat parkiran, gedung itu adalah gedung rumah sakit.
Pond bekerja disebuah rumah sakit.
Phuwin tidak datang dengan tangan kosong, sebelum menuju rumah sakit ia memilih membeli makanan dan membungkus makan siang untuk Pond.
"selamat pagi kekasih dokter Pond" seorang suster menyapa Phuwin dengan senyuman.
"hallo sus.. Pond masih sibuk ?" tanya Phuwin.
"iya, hari ini jadwalnya cukup padat" jawab suster.
"baiklah, aku akan menunggu ditempat biasa." ucap Phuwin.
"tolong beritahu dia ya sus, terima kasih" ucap Phuwin.
"baik"
Ditempat yang berbeda, Pond berada diruangn UGD. dia memeriksa pasien yang datang dengan keluhan sakit perut.
"kita akan melakukan tes darah, kemungkinan pasien mengalami alergi terhadap makanan yang ia makan" ucap pond setelah memeriksa tubuh pasien.
"Tuan, tolong ikuti anjuran kami. kami tidak bisa membantu kalau anda tidak memberitahu kami sejujurnya" ucap salah satu dokter yang tengah memeriksa pasien lain.
Pond yang melihat kejadian itu penasaran dan mendekati suster yang tidak jauh dari pasien tersebut.
"kenapa sus ??" tanya Pond dengan berbisik.
"itu dok, pasien meminta resep antibiotik, tapi yang bersangkutan tidak mau memberi tahu keluhannya" ucapnya.
Pond memperhatikan pasien itu, pasien tersebut menutup tubuhnya dengan jaket, masker dan juga topi didalam ruangan seperti itu tentu saja akan menganggu pernafasannya.
"bukankah dia sama dengan pasien 1 minggu lalu ?" seorang suster mendekat dan mulai bertanya.
Pond pun mulai penasaran siapa pasien dengan gelagat aneh itu..