Harap
ngan rambut panjang terurai itu menyandarkan kepala di bahu kekasihnya, tatapannya tak lepas dari langit malam yang dipenuhi bintang-bintang bersinar.
"Gak terasa ya, aja."
Malam ini mereka bertemu untuk merayakan annivahun. Dengan bungap di telinga, lilyang dibentuk seperti mahkota terpasang di kepala si gadis, itulah cara merek
Hanya sesederhana itu, tapi gadis dengan nama lengkap sudah sangat bahagia.
"Justru aku merasa Sudah empat tahun hubunga aku belum juga memberi kep
unggung, membalikkan badan untuk menatap wajah kekasihnya dengan lekaebagai anak tunggal yang akana keluargamuJalanmu untuk membawaku ke titik itu memang gak mudah."
Gad, menggenggamnya erat di atas pangkuan. Dia tersenyum manis, berharap dan aku gak terburu-buru, kok. Aku mau pernikahan kita nanti gak memaksa dan harus dengan restu orang tua."
atap iris keabuan di hadapannya dengan lekat. Lelaki itu terkekeh seraya menempelkan kening mereka be
"Maksudmu?"
Sekin lebar, raut wajahnya sangat berbinar. "Justru, kit
"A--apa?" sulit untuk memercayai kabar yang diucapkan kekasihnya. "Kamu serius, kan?
"Aku gak pernah berKamu gak lupa, kan kalau papa kita itn bisnis? Aku gak sengaja mendengar obrolan mereka yang membahas akan menjotinya mereka menjo
Gadis itu menutup mulutnya, syok tu. Air mata haru mulai menggeaya. Coba katakan sekali lagi."
ng telinga kamu dengar itu benar. Dari yang kudengar, mereka akan ms. Kamu tahh kita sudah akrab semenjak kita
luruh begitu serpejam dengan bahu mulai berga yang terharnya.
***
berkumpul di sebuah rumah megah. Pekarangan luasnya memberi kesan rumah tersebut menguasai komplek elit di sana. Mereka sedang melakukan suatu pembahasan pada ruang. Di sofa lebar berdesain elegan itu, mere
tanya dia ingin segera punya menantu yang bisa menemani kesehariannya di rumah." Pria berwajah tegas iteraya menoleh ke arah sdi sampingnya. Wanita modis yang sangat keibuan itu terse
"Tentuaya perhatikan kedua anak kita ternyata dekat, saya yakin mereka tidak akan menolak perjodohan ini, mereka diam-diam menjalin hubungan."
ertawa, matanya tertuju kepada seoadis yang duduk di tengah-tengah anstrinya. Gadis bermata teduh yang dibalut dress selutut itu, memiliki fiersi perempuan.
"Pak, lihatlah putri
Gadis itu menunduk, menyembunyikan pipinya yang meromengusap rambut sepanjang bahunya.
"Kalau begitu kita percepat saja. Tidak perlu la
Di tenga obrolan mereka, seorang wanita meli tengah dedak menyapa taang melihat itu seger bisakah kamu meng
melintas tadi menorupakan suaminya. Rautnya setenang air danau dan dia bertutur, "Mereka t
"Tapi mereka akan u." mencebik tidak terima. Dia segera meninggalkan ruang tamu, melangkah keluar ke pintu utama.
"Kau menunggu ankin saja dia sedang bermesraan dengan teman laki-laAnak haram itra mencela, me anak gadng dudu
rada di luar hanya mampu memejam setelah mendengar itu. Hatinya sebagai seorang ibu merasaperti itu, tetapi untuk marah dia masih ingat jika di sini ada tamu.
menyentuh lenena berkata demu kenal adikku."
"gadis baik. Bahkan adikmu membencimu, tapi kamu sangat menyayanginya-se-enyum pada suaminya sebahwa pilihannya tidak salah.
"ia sangat tidak sopan pada tamunya," bisik Se
"Aku rnya, Sayang."
"Iya, Mas. Jangan mau dilawan. Posisi kamu di rumah ini sebagai k sudah sangat kurang ajar kepadamu yang merupakan suami dan ayahnya. Tidak seperti ini."
M kepada ibunya.
***
"Hei, apa ini?"
Suasana di atika heng. Gadis itu membenahi lengan bajunyrtarik ke atas..ya luka baru?"
Mendengar pe langsung menegakkan punggung, tatapannya berubah sendu. Ia senang dengan perhatiantat lukanya. Dihawatirkann
"Coba aku li
ikan lukan baru itu terbuka, tampak darah yang mengering dengan bau anyir yang khas. Memang tidak lebar, tapi itu cukugis ngilu. "Aku akan obati lukamu, hanya di lengan saja, kan?"
Senuncul di bibidis itu, menatapiat yang tidak
"Ada," ajahnya kembali sendu
"Mana? Biar aku obaLelaki itu panik dan cemas. Luka Dishana harus segera diobati agar tidak terjadi etul kekasihnya itu selalu malas mengobati lukanya dengan alasan, percuma diobati jika akhirnya terluka lagi.
iat buruk, sudut bibirnya menahan senyum. Gadis itu menjawab, "Di punggung. Kamu bilang mau obati, aku pandangan, menolak dengan cepat, "Jaa belum menikah, aku gak mau mel
SeketiMerasa beruntung memiliki kekasih sepeng begitu mencintai dan selalu menjaganya, bahkreka menjmeminta hal macam-macam kepadanya.
"Ini sudah malam, lebih baik kamu pulang. Aku tahmu kalau pulang terlalu larut."
masang wajah cemberut karena ia belum puas berlama-lama menghabiskan waktuanpa meyang mulaayung rakit membawanya ke pinggir danau. Ia juga merasa pertemuan malam ini begitu singkat, tetapi ini se
kit dengan memegangi tangannya, lalu mereka berjalan menuju mobrparkir di bawah pohon. Sebelum meninggalkan danau, Dishana melepa bunga teratai dari telinganya.
***
bola mata ketika membuka pintu kamar. menjalin rumah tangga bersamanya selama dua puluh enam ting dengan bertelanjang dada di ranjangnya.
Setelah mengembuskan napas dalam, Liyana melangkah masuk dan menutup pintu. itu membuka mata, erubah posisinya keenarik kursi rias untuk duduk.
.