Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Surprise Marriage

Surprise Marriage

Carly

5.0
Komentar
Penayangan
2
Bab

Harap

Bab 1 1.

ngan rambut panjang terurai itu menyandarkan kepala di bahu kekasihnya, tatapannya tak lepas dari langit malam yang dipenuhi bintang-bintang bersinar.

"Gak terasa ya, aja."

Malam ini mereka bertemu untuk merayakan annivahun. Dengan bungap di telinga, lilyang dibentuk seperti mahkota terpasang di kepala si gadis, itulah cara merek

Hanya sesederhana itu, tapi gadis dengan nama lengkap sudah sangat bahagia.

"Justru aku merasa Sudah empat tahun hubunga aku belum juga memberi kep

unggung, membalikkan badan untuk menatap wajah kekasihnya dengan lekaebagai anak tunggal yang akana keluargamuJalanmu untuk membawaku ke titik itu memang gak mudah."

Gad, menggenggamnya erat di atas pangkuan. Dia tersenyum manis, berharap dan aku gak terburu-buru, kok. Aku mau pernikahan kita nanti gak memaksa dan harus dengan restu orang tua."

atap iris keabuan di hadapannya dengan lekat. Lelaki itu terkekeh seraya menempelkan kening mereka be

"Maksudmu?"

Sekin lebar, raut wajahnya sangat berbinar. "Justru, kit

"A--apa?" sulit untuk memercayai kabar yang diucapkan kekasihnya. "Kamu serius, kan?

"Aku gak pernah berKamu gak lupa, kan kalau papa kita itn bisnis? Aku gak sengaja mendengar obrolan mereka yang membahas akan menjotinya mereka menjo

Gadis itu menutup mulutnya, syok tu. Air mata haru mulai menggeaya. Coba katakan sekali lagi."

ng telinga kamu dengar itu benar. Dari yang kudengar, mereka akan ms. Kamu tahh kita sudah akrab semenjak kita

luruh begitu serpejam dengan bahu mulai berga yang terharnya.

***

berkumpul di sebuah rumah megah. Pekarangan luasnya memberi kesan rumah tersebut menguasai komplek elit di sana. Mereka sedang melakukan suatu pembahasan pada ruang. Di sofa lebar berdesain elegan itu, mere

tanya dia ingin segera punya menantu yang bisa menemani kesehariannya di rumah." Pria berwajah tegas iteraya menoleh ke arah sdi sampingnya. Wanita modis yang sangat keibuan itu terse

"Tentuaya perhatikan kedua anak kita ternyata dekat, saya yakin mereka tidak akan menolak perjodohan ini, mereka diam-diam menjalin hubungan."

ertawa, matanya tertuju kepada seoadis yang duduk di tengah-tengah anstrinya. Gadis bermata teduh yang dibalut dress selutut itu, memiliki fiersi perempuan.

"Pak, lihatlah putri

Gadis itu menunduk, menyembunyikan pipinya yang meromengusap rambut sepanjang bahunya.

"Kalau begitu kita percepat saja. Tidak perlu la

Di tenga obrolan mereka, seorang wanita meli tengah dedak menyapa taang melihat itu seger bisakah kamu meng

melintas tadi menorupakan suaminya. Rautnya setenang air danau dan dia bertutur, "Mereka t

"Tapi mereka akan u." mencebik tidak terima. Dia segera meninggalkan ruang tamu, melangkah keluar ke pintu utama.

"Kau menunggu ankin saja dia sedang bermesraan dengan teman laki-laAnak haram itra mencela, me anak gadng dudu

rada di luar hanya mampu memejam setelah mendengar itu. Hatinya sebagai seorang ibu merasaperti itu, tetapi untuk marah dia masih ingat jika di sini ada tamu.

menyentuh lenena berkata demu kenal adikku."

"gadis baik. Bahkan adikmu membencimu, tapi kamu sangat menyayanginya-se-enyum pada suaminya sebahwa pilihannya tidak salah.

"ia sangat tidak sopan pada tamunya," bisik Se

"Aku rnya, Sayang."

"Iya, Mas. Jangan mau dilawan. Posisi kamu di rumah ini sebagai k sudah sangat kurang ajar kepadamu yang merupakan suami dan ayahnya. Tidak seperti ini."

M kepada ibunya.

***

"Hei, apa ini?"

Suasana di atika heng. Gadis itu membenahi lengan bajunyrtarik ke atas..ya luka baru?"

Mendengar pe langsung menegakkan punggung, tatapannya berubah sendu. Ia senang dengan perhatiantat lukanya. Dihawatirkann

"Coba aku li

ikan lukan baru itu terbuka, tampak darah yang mengering dengan bau anyir yang khas. Memang tidak lebar, tapi itu cukugis ngilu. "Aku akan obati lukamu, hanya di lengan saja, kan?"

Senuncul di bibidis itu, menatapiat yang tidak

"Ada," ajahnya kembali sendu

"Mana? Biar aku obaLelaki itu panik dan cemas. Luka Dishana harus segera diobati agar tidak terjadi etul kekasihnya itu selalu malas mengobati lukanya dengan alasan, percuma diobati jika akhirnya terluka lagi.

iat buruk, sudut bibirnya menahan senyum. Gadis itu menjawab, "Di punggung. Kamu bilang mau obati, aku pandangan, menolak dengan cepat, "Jaa belum menikah, aku gak mau mel

SeketiMerasa beruntung memiliki kekasih sepeng begitu mencintai dan selalu menjaganya, bahkreka menjmeminta hal macam-macam kepadanya.

"Ini sudah malam, lebih baik kamu pulang. Aku tahmu kalau pulang terlalu larut."

masang wajah cemberut karena ia belum puas berlama-lama menghabiskan waktuanpa meyang mulaayung rakit membawanya ke pinggir danau. Ia juga merasa pertemuan malam ini begitu singkat, tetapi ini se

kit dengan memegangi tangannya, lalu mereka berjalan menuju mobrparkir di bawah pohon. Sebelum meninggalkan danau, Dishana melepa bunga teratai dari telinganya.

***

bola mata ketika membuka pintu kamar. menjalin rumah tangga bersamanya selama dua puluh enam ting dengan bertelanjang dada di ranjangnya.

Setelah mengembuskan napas dalam, Liyana melangkah masuk dan menutup pintu. itu membuka mata, erubah posisinya keenarik kursi rias untuk duduk.

.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku