Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Diantara Gairah Dua CEO Dingin

Diantara Gairah Dua CEO Dingin

Roro Halus

5.0
Komentar
146
Penayangan
3
Bab

Nia dipertemukan kembali oleh Rio, laki-laki yang telah merenggut kesuciannya dan menghadirkan putri cantiknya, setelah merencanakan hidup panjangnya dengan Reza, - Suaminya. Reza menyelamatkan Nia saat terlunta-lunta dijalanan, dan hamil diluar pernikahan. Rio yang mengetahui putri itu mikiknya, menculik Nia. Bagaimana kelanjutan cerita Nia dan Rio, -Duda dingin yang membenci cinta karena dipecundangi mantan istrinya? ~Aku bukan piala bergilir yang bisa kalian nikmati bergantian! Aku bukan barang!~ Tania Anastasia.

Bab 1 1. Kuserahkan mahkotaku pada Bapak.

"Apa yang akan saya dapatkan, jika saya bisa membuat bapak puas." jawab Nia mencoba membuat kesepakatan karena masa depannya yang akan hancur setidaknya bisa Nia selamatkan.

"Hahaha, keluar juga jalangmu Nia. Berapa harga yang harus aku bayar untuk lubang basahmu." jawab Rio sambil terkekeh menghina Nia.

Ternyata dia laki-laki kejam bu, ibu salah. Dia hanya kebetulan baik waktu itu bu. Dia monster dingin dan kejam batin Nia dengan hati tersayat dengan perlakuan Rio.

Dengan menelan ucapan pedas dan pahit Rio, Nia menguatkan dirinya sendiri, mencoba bernegosiasi dengan Rio.

"Apa yang bisa bapak tawarkan?" kata Nia sambil mengusap air matanya karena dia tidak lagi ingin terlihat lemah dimata Rio.

Nia mau tidak mau menerima kenyataan jika dirinya telah dijual, dan pasti akan kehilangan kesuciannya. Akan tetapi sekarang setidaknya Nia memiliki pilihan untuk melepas kesuciannya dengan cara seperti apa.

"Jika lubang basahmu nikmat, maka kamu akan ikut aku ke Jakarta dan tinggal di apartemenku dengan semua fasilitasnya dan uang saku yang banyak karena kamu harus siap kapanpun gagak hitamku minta di manjakan ...." jawab Rio terjeda.

"Kalau ternyata aku tidak suka, maka kamu akan aku jual ke tempatmu yang sesungguhnya. Tapi tenang, aku akan memilih germo kelas VIP agar bayaranmu banyak." jawab Rio dengan seringai yang menyebalkan.

"Anda kejam!" desis Nia mendengar penawaran Rio.

"Ha-ha-ha ... Memang!" jawab Rio dengan terkekeh dan seringai yang menyebalkan.

"Jika ternyata saya nikmat, maka bapak harus melepaskan saya dan berikan saya 100 juta. Namun jika ternyata saya tidak nikmat maka bapak boleh jadikan saya pembantu, jangan jual saya. Bagaimana?" tanya Nia menatap intens Rio.

"Boleh ... Aku juga tidak memakai barang bekas lebih dari satu kali." jawab Rio dingin.

"Saya pegang janji bapak." jawab Nia.

"Ya, segeralah manjakan gagak hitamku." kata Rio sangat sombong dan dingin.

Deg!Deg!Deg!

Apa yang harus aku lakukan dengan benda besar itu batin Nia tetap berada di tempatnya.

"Ayo! ... Tunggu apa lagi?" kata Rio sambil melihat Nia dengan ekspresi yang dingin.

Dasar laki-laki tak punya malu, Monster bedebah ... Aku mana tau harus apa! Monster dingin tanpa ekspresi ... Bedebah gila! batin Nia mengutuk Rio.

"B--bapak, S--saya harus apa?" jawab Nia akhirnya.

"Jangan sok polos, ayo tunjukkan kelihaianmu dalam melum-at dan memanjakan gagak hitamku!" jawab Rio dengan sinis.

Nia tak bisa berkata-kata lagi, kemudian dia mengulurkan tangannya dengan ekspresi tegang dan menurunkan celana bahan yang di pakai Rio.

"Hah ... Besarnya gagak hitam bapak!" pekik Nia sambil memundurkan tubuhnya karena ketakutan melihat ukuran gagak hitam Rio.

"Apa ini burung terbesar yang kamu layani?" jawab Rio dingin menanggapi keterkejutan Nia.

"S--saya ...!"

"Cepat!" teriak Rio tidak sabaran dengan tingkah Nia yang dianggapnya sedang mempermainkan dirinya.

Karena teriakan Rio yang menggelegar, sontak Nia yang ketakutan mencondongkan tubuhnya cepat dan langsung mengul-um gagak hitam yang berwarna pink merona itu.

Nia tidak tau apa yang harus dia lakukan, sehingga Nia diam setelah memasukkan gagak hitam itu ke mulutnya. Rio yang sangat tidak sabar dan kesal pun menarik rambut Nia dengan tangan kanannya dan tangan kiri memegang kepala Nia untuk dia gerakkan.

Nia meringis kesakitan karena ulah Rio yang sangat kasar, tanpa sadar matanya kembali panas dan bulir air mata turun tanpa permisi.

"Shiittt ... Kau sangat payah! Gigimu menyakiti gagakku!" pekik Rio sambil menarik rambut Nia kasar sampai Nia mendongakkan kepalanya sambil meringis kesakitan.

"B--ba--bapak!"

"Kau sangat tidak nikmat!" pekik Rio sambil mendorong Nia di atas kasurnya dan Rio langsung berdiri melepas seluruh pakaian yang tersisa.

Nia ketakutan melihat Rio melepas pakaian dengan kasar dan ekspresi dingin hingga Nia merasa membeku.

"P--pak jangan kasar, saya akan menurut tapi jangan kasar." kata Nia tanpa sadar sambil berusaha mengikis jarak.

Rio yang melihat gadis di depannya berkata lirih penuh permohonan pun tergugah hatinya kemudian Rio berjalan mendekat dan mulai menindih tubuh mungil dan putih Nia.

Rio memberikan ciuman yang dalam dan menuntut pada Nia. Sedangkan Nia yang mendapat serangan dadakan itu pun menerima tanpa membalas kelembutan benda kenyal itu menye-sap dan melum-at.

Hingga naluri kewanitaan Nia pun bangkit dan mendorong untuk membalas ciuman memabukkan Rio.

Gadis ini tidak pandai ciuman apa bagaimana sih? kaku sekali batin Rio sambil terus menikmati benda kenyal yang manis dan memabukkan itu.

Tangan Rio mulai meraba dua bulatan kenyal yang menantang milih Nia di balik baju nerawangnya. Rio meremas benda kenyal itu sambil memainkan kelereng hidupnya.

"Hosh ... Boleh saya menyusu ini!" kata Rio sambil melepas ciuman nya dan menatap wajah Nia yang mulai menikmati permainan.

"I--iya bapak!" jawab Nia malu dengan pipi merah karena permintaan Rio.

Rio kemudian menarik baju kurang bahan Nia dan langsung melahap dua sumber kehidupan itu secara bergantian seperti bayi yang kesenangan mendapat mainan baru.

"Ahhhh ... B--bapak, pelanhh-pelanhh!" kata Nia sambil menyangga tubuhnya sendiri dengan dua tangan nya ke belakang sambil mendes-ah karena perlakuan Rio.

"Enak sekali menyusu ini, Nia!" jawab Rio sambil terus melanjutkan aktifitasnya memainkan dua kelereng hidup sambil merem-as galonnya.

"B-bapakhhh!" racau Nia karena rasa nikmat yang baru dirasakannya.

"S-silahkan menyusu semau B-bapak, aku serahkan tubuhku dengan suka rela sebagai penebusan balas budi ibu saya!" kata Nia sambil meracau.

Tanda disadari Nia, Rio sudah memposisikan dirinya siap tempur di hadapan Nia tanpa melepas dua bulatan kenyal yang memabukkan dan menjadi favorit Rio.

Baru pertam kali aku menyusu seenak ini, menemukan benda senikmat ini batin Rio

"Ahhh... Oke Nia, ibumu tidak berhutang budi padaku. Mari kita ke intinya!" kata Rio sudah di ujung hasrat.

Nia terkejut saat membuka mata dan melihat Rio mulai mengarahkan gagak hitam yang besar itu menuju miliknya.

Nia yang kedua tangannya menyangga tubuhnya sendiri di kasur itupun melemah, kemudian tubuh Nia ambruk di kasur itu.

"B-bapak, A-apa bisa dikecilkan dulu burung bapak!" kata Nia dengan bodohnya.

"Tidak Nia, jangan banyak bicara!" jawab Rio yang sudah di ujung gairahnya itu kemudian mencoba membobol gawang pertahanan lawannya.

"Aaaaa ... S-sakit pak. Bu-burung bapak terlalu besar! Tidak muat bapak!" kata Nia kesakitan dengan upaya Rio membobol gawang itu.

Jiwa kelelakian Rio tertantang dengan ucapan Nia, keperkasaan dan harga diri seorang Rio Adi Sanjaya dipertaruhkan disini. Rio mulai berkeringat karena percobaannya yang terus gagal.

Kenapa tidak bisa masuk? apa aku sepayah itu? tidak bisa dibiarkan! batin Rio kemudian mendorong sekuat tenaga kepala gagak hitam yang sudah masuk itu.

"Arrgggh!" lenguhan Rio dan pekikan Nia bergabung saat gagak hitam itu berhasil membobol gawang lawan.

Tes!

Bersamaan dengan mengalirnya darah segar sebagai tanda kesucian yang sudah di berikan.

"Kuserahkan mahkota ku pada bapak!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Roro Halus

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku