Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suamiku bos ayahku

Suamiku bos ayahku

mamih yoga

5.0
Komentar
133
Penayangan
2
Bab

Utami destiana putri gadis cantik berkulit putih dan berhidung mancung ,terlahir dari keluarga yang sederhana namun, karena keserakahan ayah nya yang di provokasi kan oleh ibu tiri nya ,hingga ayahnya Utami terlilit hutang hingga sepuluh miliar dan utami harus mau di jadikan jaminan oleh ayah nya ,utami harus mau menikah dengan pria yang seumuran dengan ayah nya ,dan naas nya lagi utami bukan jadi istri pertama melainkan istri ke tiga dan harus serumah dengan istri-istrinya yang lain

Bab 1 Kabur

" Tidak ayah ,aku tidak mau " ujar Utami yang

saat ini sedang duduk bersama dengan ayah

dan ibu nya di ruang keluarga.

" Tolong lah ayah mu ini tami, kalau kamu tidak

mau di nikahkan dengan tuan Dewo , lalu siapa

lagi "?ucap pak Hendra ayah nya utami .

" Anak perempuan ayah bukan tami saja , disini

ada kak Vera dan juga kak hani ,kenapa mesti

harus tami,lagian tami masih ingin kuliah dan

tami juga ingin kerja yah seperti kak Vera dan

kak hani,biar bisa bantu ayah " ucap tami sambil

terisak nangis .

" Tami dengar kan dulu ayah mu tami , ayahmu

itu berbuat begitu karena sayang sama kamu

jadi tolong mengertilah tami " ucap Sarah ibu

tirinya tami .

" Dan aku tidak mau , sampai kapan pun aku

tetap tidak mau " ujar tami sambil beranjak

bangkit dari duduknya.

" Dasar anak yang tidak tahu berterima kasih

bertahun-tahun kau di besarkan dengan peluh

dan kasih sayang , namun apa balasan mu hah!

dengar tami kami menyesal telah membesarkan

mu ,tahu begitu aku Sudi mengurus nya " teriak

Hendra yang saat ini merasa geram melihat tami

yang susah di atur .

"Mas sudahlah ,kamu yang sabar ya " ucap sang

istri yang saat ini sedang mengelus punggung

hendra .

Mendengar teriakkan itu ,tami langsung terhenti

dia kemudian berbalik badan dan menatap sang

ayah dan ibunya .

" Mak,,,mak,,,maksud ayah apa ,? apakah tami

buk,,,buk,,,kan anak ayah "???? tanya utami syok

dengan suara yang bergetar dia kemudian

berjalan kembali menuju ayah ibunya .

" Yah kamu bukan anak ku , kamu aku ambil di

tempat sampah dan saat aku temukan badanmu

sedang di kerebutin lalat hijau ," ucap hendra

lagi sarkas .

Mendengar hal itu utami kembali menangis

sesenggukan , utami pun meluruh ke lantai dia

merasa semua persendian nya menjadi lemas

Penjelasan hendra bagi tami bisa di ibaratkan

petir di siang hari , setelah berumur dua puluh

dua tahu tami baru di beri tahu kenyataan pahit

tentang kehidupan nya .

Di saat dia sedang duduk bersimpuh dengan

berderai air mata , tiba-tiba ada tangan yang

mengusap pundaknya .

" Yang sabar ya neng " ucap bi Ijah

Maka dengan refleks tami pun menghambur

kepelukan bi Ijah ,dan masih dengan berderai

air mata tami menyembunyikan wajah cantiknya

di dada bi Ijah yang berbadan tambun .

" bi ,bibi tahu semuanya kan " tanya tami di sela

Isak tangis nya ,

" iya neng ,ayo sekarang bangun neng kita ke

kamar neng tami" ajak bi Ijah .

Tami pun menurut pada ajakan bi ijah ,tami

berjalan sambil memeluk bi Ijah .

Setelah kepergian tami , pa hendra pun bangkit

dari duduknya ,pa hendra hendak pergi ke ruang

kerjanya , sementara bu Sarah hanya diam

membisu dan cuma menyaksikan kepergian

mereka satu persatu .

Tiba di ruang kerja ,pa hendra langsung duduk

dan beliau langsung memijit pelipis nya yang

terasa pusing dan ternyata bu Sarah pun

mengikutinya,

" yah ,seharus nya ayah tadi tidak mengatakan

siapa tami , bukan kah kita dulu sudah

sepakat kalau kita tidak akan mengatakan

identitas nya"ucap bu Sarah pada suaminya .

" Ayah juga tidak tahu bu, kebetulan tadi cuma reflek saja ,karena ayah merasa jengkel pada tami, karena dia tidak mau menuruti keinginan

kita " dengus pa hendra kembali wajah jengkelnya .

" ya tapi tidak gitu juga yah ,tak seharusnya ayah mengatakan identitas nya yah" ujar bu Sarah dengan berkaca-kaca dan tetap

menekan kesalahan pak hendra

" sudah lah bu, ayah sekarang lagi pusing ,sebaik

nya ibu pergi ke kamar kita ,dan ayah akan tidur

disini saja ," ucap pak hendra dengan wajah datar .

Melihat expressi wajah suaminya ,bu Sarah pun

undur diri untuk ke masuk kamar nya

Sementara di kamarnya tami ,dia masih terisak

wajahnya yang cantik dia benamkan ke bantal

sambil di temani bibi yang selalu di samping nya

" bi apakah betul yang tadi di omongkan oleh

ayah" tanya tami dengan suara parau nya

" bibi juga sebetulnya baru tahu sekarang neng

dulu saat neng di bawa oleh pak hendra dan Bu

Sarah katanya iya hasil Nemu " ucap bi Ijah

mencoba mengingat semua awal mula tami di

boyong ke rumah ini .

Kembali tami menangis keras sampai lama dan akhir nya tertidur karena kelelahan .

" Maafin bibi neng ,sengaja bibi tidak cerita akan

masalah ini karena bukan ranah nya bibi untuk

cerita biarlah nanti neng tahu sendiri akan siapa

neng sebenarnya " monolog bi Ijah sambil terus

mengelus rambut coklat nya utami.

Di saat bi Ijah sedang duduk sambil mengelus

rambut nya tami, Vera kakak nya tami masuk

tanpa mengetuk dulu ,hingga membuat bi Ijah

tersentak kaget.

" Sudah di bilang tidak usah ngeyel ,eh masih

ngeyel mulu" ucap vera tiba-tiba sudah ada di

samping BI Ijah sambil berkaca pinggang.

" eh neng vera,ada yang bisa bibi bantu "???

tanya bi Ijah sambil langsung berdiri .

" Ya bi ,aku kesini mau nyuruh bibi untuk buat

cemilan dan minuman,dan nanti bawa ke teras

samping rumah karena tamu nya ada di sana .

" ucap vera datar.

" berapa gelas yang harus bibi bikin neng "?

tanya bi ijah lagi.

" empat gelas semua nya ," jawab ketus vera.

Vera memang berbeda dengan tami dia agak

sombong,mungkin karena didikan pak hendra

jadi dia sangat sedikit tamak terutama terhadap

tami,yang setahu dia tami ialah anak pungut

Setelah memerintah bi Ijah ,vera pun bergegas

kembali keluar kamar dan akan kembali ke teras

Dimana teman-teman sedang menunggu .

namun di ruang tengah vera bertemu dengan

ibu tirinya yang sedang duduk sendiri .

" Bu kenapa bukan aku saja yang di nikahkan

sama pa dewo,bukan kah umur ku lebih tua dari

tami " ucap vera sengaja mencari muka

" bukan masalah umur ver,tetapi pak dewo yang

menginginkan utami lah untuk menjadi kan nya

istri ,entahlah ibu juga tidak mengerti " ucap Bu

sarah yang menatap lurus kedepan

" Mungkin vera kurang cantik ya bu" vera mulai

terisak mengeluarkan air mata buayanya .

" Tidak nak , kamu juga cantik kok " ucap bu

Sarah sambil tersenyum manis .

Disaat vera dan bu sarah sedang berbasa-basi,

di kamar utami sedang merencanakan sesuatu,

utami sedang mengemas sebagian baju nya ,

dan dia hendak kabur dari rumah yang selama

ini memberi kenyamanan,

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh mamih yoga

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku