Larisa kehilangan kedua orang tuanya di saat umurnya masih kecil. Musibah kecelakaan itu, akhirnya membawa Larisa menemui kehidupan barunya bersama orang asing yang tak lain adalah teman dari kedua orang tuanya. Keluarga barunya begitu menyayangi Larisa. Tidak ada yang kurang dan semua tercukupi. Namun, ada satu pria yang membuat Larisa terkadang seolah tidak dianggap. Hingga takdir memutuskan kalau Larisa harus menikah dengan pria tersebut. Bagaimana Larisa menjalani kehidupan bersama pria dingin itu?
Tanah itu masih basah saat Larisa berkunjung. Gundukan bertabur bunga juga masih belum ditumbuhi rumput liar karena memang pemakaman baru berlalu sekitar satu minggu.
Larisa berjongkok, lantas meletakkan bunga yang ia bawa masing-masing di dekat batu nisan bertuliskan nama ibu dan ayahnya. Larisa mengusap papan batu dengan nama kedua orang tuanya secara perlahan. Jari-jemarinya menelusuri setiap ejaan huruf yang tertulis. Kedua mata kini mulai terpejam, Larisa coba menarik napas dalam-dalam. Ketika udara itu berembus, rasa di dada kembali perih.
"Kenapa kalian meninggalkan aku secepat ini?" Isak itu sudah tak tertahan lagi. Tubuh Larisa bahkan sudah terguncang terlihat dari pundaknya yang naik turun.
"Ayo, Sayang." Seorang wanita berselendang putih menepuk pelan pundak Larisa. "Kita pulang," lanjutnya.
Larisa mengusap air matanya lalu perlahan mulai berdiri. Suasana di pemakaman terasa sunyi dan begitu sendu. Aroma khas area pemakaman, bahkan tercium semerbak saat angin berembus meniup beberapa pohon bunga kamboja putih dan pohon bunha kantil di sekitarnya.
"Antar aku pulang ke rumah saja, Om, Tante," pinta Larisa.
Pras yang sudah membuka pintu mobil dan hendak masuk seketika urung. Pras menatap sang istri lebih dulu sebelum menatap ke arah Larisa. Pun dengan sang istri.
"Kamu nggak bisa lagi tinggal di rumah itu, Larisa," kata Pras.
"Bener, Sayang. Kamu nggak ada sanak ke keluarga di sini," sambung Tamara.
Larisa menggandeng tangannya sendiri dan terlihat gelisah. Di desa ini dia hanya memiliki kedua orang tua saja dan tidak ada sanak keluarga. Menyangkut tetangga, memang banyak dan mereka sangat baik, tapi bukan berarti Larisa bisa menumpang kan?
"Tapi ... aku hanya akan merepotkan Om dan tante saja," lirih Larisa.
Tamara menghela napas pelan sambil tersenyum. Dia paham bagaimana perasaan Larisa saat ini karena dirinya juga pernah kehilangan waktu itu. Memang tidak mudah, tapi Tamara yakin Larisa akan terbiasa.
"Ikut kami. Om dan tante adalah keluarga kamu sekarang."
***
Bab 1 Prolog
03/10/2023
Bab 2 Bagian 1
03/10/2023
Bab 3 Bagian 2
03/10/2023
Bab 4 Bagian 3
03/10/2023
Bab 5 Bagian 4
03/10/2023
Bab 6 Bagian 5
03/10/2023
Bab 7 Bagian 6
03/10/2023
Bab 8 Bagian 7
03/10/2023
Bab 9 Bagian 8
04/10/2023
Bab 10 Bagian 9
04/10/2023
Bab 11 Bagian 10
04/10/2023
Bab 12 Bagian 11
04/10/2023
Bab 13 Bagian 12
04/10/2023
Bab 14 Bagian 13
04/10/2023
Bab 15 Bagian 14
04/10/2023
Bab 16 Bagian 15
04/10/2023
Bab 17 Bagian 16
04/10/2023
Bab 18 Bagian 17
04/10/2023
Bab 19 Bagian 18
04/10/2023
Bab 20 Bagian 19
04/10/2023
Bab 21 Bagian 20
04/10/2023
Bab 22 Bagian 21
16/10/2023
Bab 23 Bagian 22
18/10/2023
Bab 24 Chapter 23
21/10/2023
Bab 25 Chapter 24
23/10/2023
Bab 26 Chapter 25
25/10/2023
Bab 27 Chapter 27
27/10/2023
Bab 28 Chapter 28
30/10/2023
Bab 29 Chapter 29
02/11/2023
Bab 30 Chapter 30
04/11/2023
Buku lain oleh Irma W
Selebihnya