icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Larisa

Bab 4 Bagian 3

Jumlah Kata:1007    |    Dirilis Pada: 03/10/2023

uh sepatu pantofel di samping sofa, lalu meletakkan setelan pakaian di atas mej

akaiannya. Dia berdiri sambil mencengkeram bibir wasta

rti ini terus?" gumam Larisa. "Sepuluh tahun aku bersama mer

i pipi. Sisa berdebatan semalam kembali terin

terisak. "Aku juga ingin membuka hat

suara tangis yang mulai menggema. Rahangnya yang kecil menguat hingga gigi

lirih Revan da

memang selalu acuh, tapi jujur saja hampir tidak pernah melihat saat Larisa menangis. Dulu Larisa terma

ketika Larisa menjadi gadis yang lebih banyak diam hingga berlanjut sampai sekarang. Jujur saja terkada

ak menjauh dari pintu kamar mandi. Dia

am keadaan bersih, segar dan wangi. Dia sudah memakai baju terusan dengan pit

mbuh dengan sangat sempurna," batin Revan sa

memilih acuh saja, toh Revan tidak peduli. Seperti biasanya, Revan juga

rapat, Larisa menurunkan sisir dari rambutnya lalu

terus bertahan dan coba meluluhkan hati kamu, ta

erkedip cepat dan sedikit terjungkat saat penghuni di dalamnya ke

an kamu," kata

rambutnya dengan handuk. Tidak lama, karena setelah itu Larisa kembal

amu?" sahut L

i. "Bereskan saja semua pakaian k

tertegun denga

ak. Dua matanya mulai berkedut dan semakin lama terasa perih. B

ari ruang ganti sudah memakai baju lengkap. "Bereska

tegun dan hanya sedik

i sudah benar-benar meninggalkan kamar, perlahan Larisa mundur lalu menjatuhkan diri di atas sofa. Dia menggengg

Larisa. "Tapi ... kenapa dia mengajakku

tok

menoleh. "Ya, s

ri pintu sebelum seseora

Sayang. B

risa sudah berdiri di balik

tanya Mama lagi sebe

lan mama mertuanya masuk. Setelah sudah sampai di

Ma?" tan

Revan ngajak kamu

asakan tubuhnya yang sejujurny

k salah jika Larisa merasa takut pindah. Selama ini Revan be

lu meraih dan menggenggam dua tangan Larisa. "Kamu nggak

apa detik sebelum kemudian memberanikan diri menatap ibu mertuanya. Dan sebe

evan begitu membenci aku? Apa kar

lu melempar senyum tipis. Dia angkat satu tangan--mengusap pipi

a Tamara. Tatapan itu berubah sendu. "Mama h

la Larisa, dan rasa penasaran s

am kedua pundak Larisa. Senyum itu juga kini terlihat lagi. Mun

," kata Tamara yang masih belum Larisa me

menga

a begitu kehilangan Adiknya waktu itu. Revan yang dulu sangat ceria

sekali bertanya karena merasa bingung dengan hubun

s pada Larisa. "Kamu pengen t

mengang

mu sudah membuat

ntak tapi hanya bisa terbe

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka