For 18+ & 21+ Wanita cantik ini bernama Ella Zen, usia 26 tahun-berpostur tubuh sintal seksi. Dia adalah petinju yang berlaga di liga Kickboxing yang diadakan beberapa negara di Asia, dan juga di liga judi olahraga tersebut. Dia sebenarnya adalah gadis cilik yang diselamatkan Damar Zen sang ayah angkat ketika diculik oleh dua pria di Bandara. Ayahandanya itu adalah pelatih Kickboxing wanita, punya sarana pelatihan olahraga tersebut. Pertemuannya dengan Steven Sanders, usia 30 tahun-berparas tampan dengan postur tubuh tinggi atletis-profesi sebagai dokter spesialis Neurologi anak di Sanders Hospital ketika sang dokter menonton dia berlaga di liga judi kick boxing di Bandung. Si dokter yang cool man alias dingin terhadap cinta kepicut cinta ke perempuan tersebut, tapi gengsi mengakuinya, tapi terus mengintili si nona. Membuat gadis itu kesal, hingga mereka jadi sering bertengkar. Satu ketika di mana sang dokter dirampok segerombol orang di jalan, si nona menolongnya hingga terluka lumayan parah. Beruntung mereka dibantu Bayu pria gagah yang kebetulan lewat tempat kejadian. Sang dokter dan Bayu membawa si nona ke rumah sakit terdekat, lantas menemukan dua kalung dengan liontin berbeda. Liontin yang satu berlambang Howart Company, lainnya berukiran nama Steven Sanders. Lantas ditemukan pula tanda lahir berbentuk bunga mawar di lengan kanan si nona. Steven langsung teringat masa kecilnya yang pernah memberikan kalung tersebut ke gadis kecil berusia 6 tahun sebelum dia dibawa pergi oleh Brylee kakak mendiang ayahnya ke Los Angeles. Dia memberikan kalung itu karena berharap kelak menikah dengan sang gadis. Sedangkan Bayu teringat ke Bella Howart putri tunggal mendiang James Howart billionaire terkemuka Amerika yang meninggal tragis dalam satu tragedi mengerikan. Bella Howart adalah pewaris sah tahta Howart Company dan seluruh kekayaan James Howart. Apa yang terjadi selanjutnya?
Malam yang mencekam di rumah James Howart billionaire asal Las Vegas yang bermukim di Jakarta, Indonesia. Tampak di dalam rumah, sang billionaire yang dibeberapa bagian tubuh terhias red liquid bertarung dengan Adrian Sanders salah satu musuhnya di dunia bisnis perminyakan dunia.
Adrian menyerang James karena merasa sakit hati sebab satu kilang minyaknya di Abu Dabi disegel Badan Pengawas Industri Perdagangan karena diketahui beroperasi tanpa izin resmi, serta menindas para pekerjanya dengan mengupah di bawah upah minimum yang ditetapkan lembaga Badan Dunia tersebut. Lantas satu unit bisnisnya yang lain yaitu Kasino di Las Vegas di bredel sebab di sana ditemukan memperjual belikan remaja putri di bawah umur ke beberapa rumah bordil ilegal, serta pengedaran narkotika.
Setelah diselediki ternyata apa yang dilakukan badan tersebut atas laporan dari James yang bukan hanya billionaire pemilik Howart Company yang tersohor di dunia, ternyata tangan lembaga tersebut yang bertugas mengawasi dan menyapu para bisnisman seperti Adrian. Namun sebenarnya bukan dari laporan James, melainkan dari pengaduan Gonzales sahabat baik Adrian yang sakit hati karena pria itu menculik putri tunggalnya yang masih berusia 12 tahun lantas dijual entah ke rumah bordil mana.
Saat ditanya mengenai itu Adrian mengelak karena memang tidak pernah menyelidiki para remaja yang diculik para bawahannya untuk dijual ke rumah bordil. Akhirnya kasus tersebut diajukan ke jalur hukum di Las Vegas, tapi Adrian menang karena tidak bukti atau saksi yang kuat bahwa putri Gonzales diculik oleh kaki tangannya. Tidak lama Gonzales mendapat kiriman berupa jenasah putrinya tersebut entah dari siapa. Gonzales semakin dendam, maka ke lembaga pengawas tersebut melaporkan secuil bisnis haram Adrian.
Maka kemudian lembaga tersebut mengutus James untuk melakukan menyitaan, pembredelan, dan lainnya atas secuil bisnis haram Adrian tersebut. Pria tersebut tentu sangat marah karena selama ini meski mereka bermusuhan tiada pernah saling mengusik bisnis satu sama lain yang mereka punya. James sudah menjelaskan bahwa dia hanya melaksanakan tugas dari Badan Pengawas Industri Perdagangan, siapa melaporkan pun sudah diterangkan.
Namun Adrian tetap tidak terima, sehingga terjadilah malam ini penyerangan ke rumah James di Jakarta.
Di sisi lain terlihat Bayu salah satu ajudan James, menggendong Bella putri tunggal sang presdir, sambil fighting dengan para petarung timnya Adrian, agar bisa menerobos keluar dari rumah membawa lari sang nona kecil yang berusia 6 tahun, dan Airine istri tercinta James.
"Nyonya!" terdengar pekikan kaget sang ajudan karena si nyonya menjadikan sasaran peluru timah yang mengarah ke Bella, "Nyonya!" pekiknya segera melempar belati di tangannya ke Adrian yang memuntahkan peluru tersebut.
Belati pun mengenai tangan pria tersebut yang memegang pucuk senjata.
"Akh!" pekik sang presdir Lian Company yang terkemuka seperti Howart Company milik James.
Melihat ini, James cepat menendangkan kaki-kakinya bertubi ke badan presdir tersebut, lantas berlari secepat mungkin untuk membantu Bayu yang kewalahan menghadapi para petarung karena sambil melindungi Airine yang sekarat dan Bella digendongannya. Sang billionaire yang jago kungfu dengan cepat menyikat para petarung tersebut dengan tangan kosong dan senjata ditangannya yang berupa pistol dan pedang pendek.
"Bayu!" jeritnya ke Bayu yang masih memeluk pinggang Airine dan menggendong Bella, "Lekas keluar dari sini! Selamatkan Airine dan Bella!" jeritnya minta agar si ajudan cepat pergi karena dia sudah membuka jalan untuk itu, "Lekaslah!"
Bayu tidak ada pilihan, dengan kemampuan kungfunya, dibawa lari secepat mungkin kedua wanita malan yang bersamanya keluar dari rumah ini, di mana James melindungi dari belakang bersama para ajudan sang presdir yang tersisa.
Adrian cepat menyambar senapan mesin dari tangan salah satu jenasah di lantai, lantas memberondongkan peluru timah ke arah rombongan tersebut. James segera menjadikan diri sebagai sasaran.
"James!" terdengar jeritan kaget Airine karena sang suami terkena serbuan peluru, "James!" jeritnya hendak ke si suami yang perlahan rubuh dengan kedua lutut membentur keras ke lantai, "Lepas, Bayu!" jeritnya karena Bayu mengeratkan pelukan dipinggangnya, "Lepas, Bayu!"
Bayu tidak mengindahkan segera melanjutkan pelarian, lantas saat berhasil sampai di luar, terdengar ledakan sangat keras dari rumah tersebut, sejurus kemudian di udara tampak semburan si jago merah disertai gulungan asap hitam.
Airine mendengar ini menjadi lemas, kedua lututnya dijatuhkan ke atas rumput.
"Nyonya!" jerit Bayu cepat mengangkat kembali tubuh si nyonya, tapi sang nyonya malah melepaskan pelukannya, "Nyonya?!" sang ajudan segera berjongkok di hadapan ibunda Bella.
"Mama." Terdengar suara lirih Bella yang sedari tadi hilang akibat ketakutan luar biasa. Wajah gadis kecil ini mulai bersimbah air mata.
"Bayu." Airine bicara dalam napasnya yang mulai pendek-pendek ini, "Lekas kamu bawa Bella ke ayah saya di Italy." Dia segera menurunkan perintah, "Di sana, kamu bantu ayah saya mengasuh Bella baik-baik, karena dia pewaris Howart Company dan seluruh kekayaan James. Mengenai semua itu sudah ada ditangan ayah saya. Karena James feeling hari ini akan terjadi sebab dia gagal meyakinkan Adrian bahwa bukan dia yang melaporkan unit-unit bisnis haram Adrian ke Badan Pengawas Industri Perdagangan."
"Anda ikut kami, nyonya."
"Tidak, Bayu, karena James segera menjemput saya." Airine tahu dirinya segera dijemput sang suami ke alam abadi. Dengan sisa tenaganya, dikeluarkan sesuatu dari dalam saku celana panjangnya, kemudian dipasangkan ke leher Bella, "Bella," dia pun menegur putrinya, "Dengarkan mama. Kamu harus tetap hidup, karena kamu pewaris Howart Company dan seluruh kekayaan ayahmu. Belajar yang rajin nantinya di sekolah dan ke kakekmu. Jangan lupa lanjutkan berlatih kungfumu ke paman Bayu. Paham anakku?"
"Aku mau sama mama." Terdengar suara lirih si mungil ini yang semakin berlinang air mata.
"Jangan cengeng, sayang." Airine menyeka air mata putrinya, "Mulai saat ini kamu bersama kakekmu dan paman Bayu di Italy." Ditegarkan sang anak, "Ingat semua pesan mama tadi, karena kamu putri ayahmu, James Howart billionaire terpandang di dunia, kelak kamu harus sehebat ayahmu itu."
Bella yang baru berusia 6 tahun hanya sesunggukan menangis, belum mengerti semua yang dikatakan sang mama.
Mendadak Bayu bersikap waspada karena telinga anginnya mendengar desingan peluru dan langkah kaki berlari cepat mengarah ke mereka. Dia segera merangkul kembali pinggang Airine, hendak dibawa lari bersamanya dan Bella, tapi sang nyonya cepat melepas pelukan itu, didorong menjauh.
"Lekas Bayu, pergilah!" jeritnya minta sang ajudan segera melarikan Bella, "Lekaslah!"
Bayu tidak ada pilihan, segera meninggalkan sang nyonya demi menyelamatkan Bella sang pewaris tahta milik James Howart. Air mata Airine berlinang melihat kepergian tersebut,
"Tuhanku," dia berdoa dengan lirih, "Aku mohon Engkau menyelamatkan nyawa anakku karena dia satu-satunya keturunan James putra tunggal mendiang Keith Howart yang masih ada trah keluarga diraja Spanyol."
Selesai dia berdoa, tubuhnya rubuh ke depan sebab desingan peluru itu masuk ke dalam badannya, membawanya ke alam abadi.
+++
Bayu berhasil sampai ke bandara dengan membawa Bella. Dia dan nona kecil melakukan perjalanan lumayan panjang dari rumah James di Kalibata ke Bandara di Cengkareng di mana terpaksa menumpang kendaraan sana- sini sebab sang ajudan tidak berani mampir ke Bank terdekat untuk menarik sejumlah uang tunai. Takut di sana bertemu orang-orangnya Adrian.
Dia sadar sang presdir tahu dirinya berhasil menyelamatkan Bella sang pewaris, maka pasti di utus banyak tangan untuk mengejarnya agar mendapatkan si nona kecil untuk dikirim ke alam abadi menyusul orang tua sang nona.
Adrian adalah pria keji karena menghabisi musuh sampai ke seluruh keluarganya. Namun dia tidak berani menyentuh William Estefan ayahanda Airine yang tinggal di Italy, karena sang tuan besar adalah bangsawan yang masih keluarga Diraja Italy di masa jaman Italy kuno. Keluarga tersebut hingga saat ini tetap disegani di Italy.
Bayu segera mendudukan Bella di salah satu bangku yang ada di aula utama terminal A Bandara.
"Nona." Dia segera bicara ke nonanya ini, "Nona tunggu di sini ya. Paman mau ambil uang dulu lantas beli tiket pesawat." Ujarnya meminta si nona menantinya dengan duduk manis saja di sini, "Paman segera kembali. Nona pokoknya tetap di sini ya."
Bella menganggukan kepala. Setelah itu Bayu dengan berlari segera ke Bank cabang yang ada di aula ini untuk menarik uang tunai agar bisa membeli tiket ke Italy. Dia tidak bisa menghubungi Kapten Bian kapten pesawat jet pribadi milik James, takut kena sadap Adrian.
Tidak lama setelah kepergiannya, perlahan mendekat dua pria ke gadis kecil itu yang terus memandang ke arah sang ajudan pergi.
"Hallo nona kecil." Salah satu dari pria itu menyapa sang nona, "Mengapa sendirian? Mana mamamu?" dia mengajak putrinya James bicara dengan suara lembut. Dia pun meraih tangan kanan si kecil, di mana kedua matanya terlihat mencari sesuatu di lengan sang putri.
"Paman siapa?" tanya Bella polos memandang kedua pria itu.
"Kami petugas di bandara ini, sayang." Sahut si pria, "Kami lihat kamu sendirian, maka kami mendekatimu. Kami akan bantu kamu menemukan mamamu." Ujarnya tersenyum karena kedua matanya menemukan tanda lahir berbentuk bunga mawar di lengan si gadis kecil ini. Lantas kedua maniknya menyisir ke bagian lain badan sang putri, lantas melihat liontin di kalung yang dipakai si mungil.
Liontin itu lambang Howart Company milik James, karena itu kalung milik tuan presdir yang sempat diberikan ke Airine agar dipasangkan sang istri ke leher Bella, sebelum Adrian melakukan penyerangan. Dengan begitu Bella sah pewaris tahta Howart.
"Tapi," terdengar suara Bella, "Mamaku sudah meninggal." Ujarnya mengatakan bahwa Airine sang ibu meninggal, "Adanya paman Bayu. Paman bilang aku tunggu di sini."
Rekan sang pria pelan berbisik di telinga pria itu, "Yung, aku tidak tega anak semanis ini dihabisi tuan Adrian. Baiknya kita cari anak lain yang mirip anak ini untuk dihabisi tuan." Ujarnya sambil melirik Bella yang dirasa anak manis yang menggemaskan.
"Tega ngga tega," desau si pria, "Kita harus kerjakan. Daripada nanti beliau tahu kita membohonginya, keluarga kita pasti disikatnya."
Rekan sang pria menghela napas.
"Sayang," si pria kembali bicara sama Bella, "Ayuk ikut kami, biar kami kembalikan kamu ke paman Bayu itu." Dibujuknya si nona.
"Tidak mau." Sahut sang nona, "Paman Bayu suruh Bella tunggu di sini, tidak boleh kemana-mana." Ujarnya mematuhi pesan Bayu sang ajudan yang sedari bayi memomong dan menjaganya.
Ini karena tidak ada pengasuh perempuan yang cocok sama si nona. Sang nona selalu menangis kesal ke para pengasuh itu. Namun saat Bayu menggendongnya, ditimang pula, si nona tenang, bahkan bisa tertawa geli ketika digoda si ajudan. Melihat ini, James meminta kesediaan Bayu menjadi pengasuh sekaligus ajudan Bella.
Sang pria menghela napas, terpaksa menggendong Bella, lantas segera dibawa pergi. Bella terkaget, langsung menjerit-jerit sambil meronta. Dia juga memanggil-manggil Bayu. Semua pengunjung bandara melihat ini tapi tidak ada yang berani mendekati, karena belum tahu keadaan sebenarnya.
Bab 1 Tragedi Di Rumah Sang Billionaire
22/08/2023
Bab 2 Akibat Kecerobohan
22/08/2023
Bab 3 Dijadikan Putri Pelatih Kickboxing
22/08/2023
Bab 4 Putra Adrian Depresi
22/08/2023
Bab 5 Bertemu Nona Pewaris
22/08/2023
Bab 6 Berlatih Kickboxing
22/08/2023
Bab 7 Pertemanan Yang Indah
22/08/2023
Buku lain oleh Sonya Carter
Selebihnya