Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tambatan Hati

Tambatan Hati

rain_08

5.0
Komentar
846
Penayangan
23
Bab

Amanda Mey Diana, atau panggil saja Mey. Dia adalah seorang gadis desa yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria duda beranak satu, yaitu Adrian Aditya Widjaya. Pertemuan pertama antara Mey dengan Adrian sama sekali tidak direncanakan. Awal mulanya, mereka bertemu di restoran sebuah Mall ternama yang berada di pusat kota. Gadis itu tidak sengaja menabrak Adrian ketika berjalan dengan terburu-buru. Pertemuan kedua mereka, di taman kanak-kanak yang saat itu, kebetulan Mey adalah seorang guru TK di sana. Adrian merasa tidak asing ketika melihat sosok wanita yang sedang bersama anaknya di taman sekolah, bahkan anak Adrian sudah terlihat akrab dan sempat bercerita bahwa dirinya tidak punya ibu, sedangkan sang ayah selalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Tak ayal, anak itu tampak kesepian. Terlihat jelas bahwa anak itu butuh kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sadar sang ayah datang, anak itu pun segera menghampiri dan menarik tangan gurunya untuk ikut. Sejak hari itu, mereka menjadi sering bertemu, membuat si anak semakin akrab hingga merasa mendapat kasih sayang seorang ibu dari gurunya dan tidak mau jauh-jauh darinya. Hal itu membuat perasaan Adrian menjadi gelisah. Di satu sisi, dia tidak ingin menjalin hubungan lagi dengan seorang wanita, tapi di sisi lain, anaknya menginginkan sang guru untuk menjadi ibunya.

Bab 1 Amanda Mey Diana

"Leen, sorry ya ... Aku tadi kena macet, karena ada kecelakaan di jalan," ucap Mey pada Aleena, teman baiknya. Saat ini mereka sedang janjian bertemu di sebuah Mall yang ada di pusat kota.

"Gapapa kali, Mey. Gue juga baru nyampai kok," balas Aleena, kemudian mereka berjalan sambil mengobrol. "By the way, lo jadi ngelamar kerja di kantor gue?" sambungnya.

Mey menggeleng. "Aku udah diterima di TK Nusa Bangsa, TK terbaik di kota ini."

"Astaga, Mey! Kenapa ga jadi ngelamar di kantor gue sih?" sungut Aleena.

"Sorry, Leen. Kamu 'kan tau sendiri, aku pengen banget jadi guru TK." Mey memperlihatkan wajah memelasnya, agar teman baiknya ini tidak marah lantaran kecewa.

Aleena menghentikan langkahnya, otomatis Mey ikut berhenti. Aleena menghela napas dan menatap Mey. "Ya udah deh. Mau gimana lagi? Lo juga udah keterima jadi guru," ucapnya sambil mengedikkan bahu. "Selama lo nyaman dan bahagia di tempat lo sekarang," lanjutnya sambil tersenyum. "Tapi, kalau lo udah ga nyaman di tempat kerja lo, lo harus langsung hubungin gue, ya! Ntar biar gue minta ke bos gue buat merekomendasikan lo, ok!" Alesna merangkul Mey dan Mey mengangguk, menyetujuinya.

Mereka melanjutkan langkahnya untuk jalan-jalan dan berbelanja sejenak.

Tentang Mey yang memiliki nama lengkap Amanda Mey Diana, dia seorang gadis yang berasal dari desa. Namun, meski lahir dan besar di desa, Mey memiliki otak yang cukup pintar hingga dia mendapat kesempatan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di kota metropolitan ini.

Mey sudah menjadi yatim piatu sejak usianya dua belas tahun. Ibunya lebih dulu meninggal di usia Mey masih dua tahun. Sang ibu meninggal dunia akibat penyakit paru-paru yang dideritanya, sedangkan ayahnya meninggal saat usia Mey dua belas tahun akibat terkena serangan jantung.

Sejak itu, Mey hanya tinggal bersama sang nenek. Neneknya harus bekerja keras untuk menghidupi Mey dan membiayai sekolah gadis itu. Mey tidak pernah sedikit pun kehilangan kasih sayang dan perhatian dari neneknya.

Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, Mey sudah pintar mencari uang untuk membantu sang nenek. Gadis cantik itu bekerja serabutan, apa pun akan dia kerjakan selama pekerjaan itu halal. Setiap mendapat upah, Mey selalu berikan kepada neneknya. Dia juga bisa membiayai sekolahnya sendiri hingga akhirnya dia bisa lulus SMA.

Pihak sekolah memberikan bantuan beasiswa bagi murid-murid yang berprestasi dan Mey salah satunya. Awalnya, Gadis cantik itu merasa ragu. Jika dia menerima beasiswa itu, dia harus pergi ke kota dan meninggalkan neneknya sendirian di rumah untuk melanjutkan pendidikannya di sana.

Akan tetapi, sang nenek terus meyakinkan dan memberi semangat agar Mey pergi untuk menyelesaikan pendidikannya, karena itu juga demi kebaikan hidupnya nanti. Nenek selalu mendoakan Mey agar kelak kehidupan gadis cantik kesayangannya itu bisa berubah menjadi jauh lebih baik.

Akhirnya, Mey pun pergi ke kota metropolitan dan tinggal di indekos yang letaknya tidak jauh dari kampusnya. Selama empat tahun lamanya, Mey tinggal di kota metropolitan dan mampu menyelesaikan pendidikannya hingga mendapat gelar sarjana S1. Mey begitu bahagia, karena dia masuk dalam deretan mahasiswa dengan nilai terbaik, bahkan Mey sudah langsung mendapat tawaran kerja di sebuah perusahaan ternama di kota tersebut.

Mey pulang ke desa untuk memberi kabar bahagia ini kepada sang nenek, bahkan gadis itu berencana akan mengajak neneknya tinggal di kota bersamanya nanti. Namun, kesempatan itu menguap begitu saja, karena saat Mey kembali ke desa, ternyata neneknya sedang sakit parah hingga akhirnya meninggal dunia.

Mey begitu terpukul dan sangat kehilangan sosok orang tua satu-satunya yang selama ini menyayanginya setulus hati. Tidak ingin larut dalam kesedihan, Mey pun memutuskan kembali merantau ke kota metropolitan untuk mencari pekerjaan di sana, dan di sinilah sekarang ini dia berada.

"Ayo kita ke sana! Gue pengen beliin lo baju, abis itu, gue traktir lo makan, ok!" ajak Lina, teman baik Mey.

Aleena Azreen Shalom adalah sahabat Mey. Mereka mulai menjalin hubungan persahabatan sejak pertama kali masuk kuliah di universitas dan fakultas yang sama. Selain baik, Aleena juga begitu menyayangi Mey.

Aleena merupakan gadis blasteran Inggris, ayahnya berdarah Inggris dan ibunya Indonesia tulen. Aleena terlahir di keluarga yang berada. Namun, yang membuat Mey kagum pada sosok Aleena, sahabatnya itu memiliki pribadi yang sangat baik, tidak sombong, dan sering membantu orang-orang yang membutuhkan.

"Leen, ga usah deh! Mending uangnya kamu tabung. Kamu ga perlu beliin aku baju segala." Mey berusaha menolak dengan halus, tetapi Aleena tidak pernah menerima penolakan dari Mey.

"Udah, ga usah banyak protes! Nurut aja, ayo! Duit gue ga bakal habis cuma buat beliin lo baju doang." Aleena menarik tangan Mey memasuki departemen store.

Keduanya kemudian menikmati pertemuan mereka setelah lama tidak bertemu dengan berbelanja. Aleena yang loyal, dia mengambil beberapa pakaian. Mulai dari pakaian kerja dan pakaian santai untuk sehari-hari. Tentu saja semua itu buat Mey, sahabat terbaiknya.

"Astaga, Aleena ... Udah ya, cukup! Ini udah banyak banget, ntar uang kamu beneran habis loh," rengek Mey sambil cemberut, tetapi hatinya merasa begitu terharu dengan kebaikan sahabatnya ini.

"Biarin! Uang masih bisa dicari, sahabat kayak lo tuh, ga bakal bisa gue dapet di mana pun alias limited edition," balas Aleena sambil terkekeh.

"Dasar, mentang-mentang anak sultan!" gumam Mey.

"Eits, ngaco! Ini gue pake duit gue sendiri ya!" protes Aleena dan Mey hanya terkekeh geli.

Meski Aleena terlahir di keluarga kaya, bahkan ayahnya merupakan seorang pengusaha sukses pemiliki perusahaan makanan ringan yang cukup terkenal, tetapi gadis itu tetap ingin berdiri di kakinya sendiri. Dia memutuskan untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain, karena ingin membuktikan bahwa dia juga bisa sukses dengan kemampuannya sendiri.

Setelah merasa puas berbelanja pakaian, Aleena mengajak Mey berbelanja keperluan rumah dan lain sebagainya. Mey tidak bisa menolak, karena diancam oleh Aleena. Jika Mey menolak, maka Aleena mengancamnya tidak akan pernah mau mengenalnya lagi.

Mey hanya bisa pasrah, tetapi dalam hati terus mengucap syukur, karena diberikan seorang sahabat yang begitu baik seperti Aleena. Dalam hati, Mey berjanji akan membalas semua kebaikan Aleena suatu saat nanti.

"Semoga kamu cepat dapat jodoh, biar ga terus maksa aku kayak gini," gumam Mey yang langsung mendapat tatapan tajam oleh Aleena, tetapi dia malah terkekeh geli melihat sahabatnya itu.

"Gue bakal cari jodoh setelah sahabat gue yang imut ini dapet jodoh dan nikah duluan," balas Aleena sambil mendengus sebal. "Dengan catatan, cowok yang bakal jadi jodoh lo itu harus good looking dan sayang sama lo lebih dari gue!" imbuhnya dengan serius.

"Cieee, kalau gitu ... Gimana kalau kamu aja yang berubah jadi cowok dan nikahin aku?" gurau Mey yang langsung mendapat sentilan di kening dari Aleena..

"Untung aja gue cewek, kalau enggak ... Bakal langsung gue kawinin lo!" seloroh Aleena, kemudian keduanya tertawa renyah.

...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku