Tambatan Hati
genap lima tahun berlari sambil berteriak me
ta seraya mengangkat tubuh jagoan kecilnya, lalu duduk di sof
" jawab bocah keci
sang ayah sambil men
uh baya yang bernama Bi Minah dengan logat jawanya. Bi Minah
a,
an kopi, Den?"
ja, karena kita mau jalan-jala
di pangkuan ayahnya kegirangan. "Ayah, aku
jawabnya sambil mengusap kepal
tu gembira, karena sang ayah sudah lama tidak
dulu," ucap Bi Minah sambil tersenyum sen
u, Aarav tunggu sebentar
ecil yang bernama Aa
n, lalu bangkit dari tempat duduknya dan sege
berniat menjalin hubungan lagi ataupun mencarikan ibu sambung untuk jagoan kecilnya. Dia s
n, Adrian sudah menganggap bahwa ibu kandung dari Aarav telah tiada. Dia juga tidak m
iantar dan ditemani oleh ibu mereka. Tentu saja hal itu membuat Aarav menjadi mempertanyakan t
*
menit k
lihat lebih segar dan menawan setelah mandi. Aarav la
rsama Aarav dan Bi Minah langsung menuju ke restoran yang ada di lantai t
e cream?" tanya Aarav saa
v harus makan nasi dul
cah kecil itu dengan
ikan pelayan kepadanya, kemudian bert
a ice cream vanilla!" seru Aarav dan pelayan
nya Adrian
rav menjawab den
ndang, karena terpesona dengan ketampanan pria itu. "Ganteng banget sih nih
atat pesanan Adrian serta Bi Minah. Setelah mengoreksi pesanan agar tidak salah, pela
ap Adrian pada Aarav. "Bi, titip Aarav
a,
a itu segera keluar dan hendak kembali ke mejanya. Namun, tiba-tiba ada seorang gadis yang
dekapan pria itu. Bahkan tanpa sadar kedua tangan gadis itu melingkar di leher Adrian. Dia menatap pria tampan sejuta pesona ta
erjarak beberapa sentimeter saja di depan mat
datar dan wajahnya yang dingin, tetapi gadis it
t nih cowok!"
endorong pelan gadis itu hingga membuat tangan y
u ga sengaja," ucap gadis it
" Adrian kemudian ber
et sih dia, tapi sayang, dia jutek," gumamnya sambil mengedikkan
*
ngan mulut yang penuh dengan makan
sengaja nabrak ayah," jawab Adrian sambil merai
ia per
nya, lalu dia terkekeh pelan. Bi Minah yang duduk di hadapan m
bertanya balik sambil meraih kopi yang su
ab bocah kecil itu dengan polos sambil mengunyah makanannya,
-uhuk
u Bi Minah ketika melihat Adrian
asa bimbang. Aarav menginginkan sosok seorang ibu, sedangkan dirinya tidak ingin mencari pendampi
lum bisa melupakan rasa kecewa dan sa
*
Mey membuang
n aja," celetuk Aleena ketika melihat Mey ya
aja ketemu seorang pangeran," jawab
rnyit heran. "Pangeran dari k
i!" ajak Mey sambil menarik tangan Aleena
ran setelah Aleena membayar semua makana
apkan untuk keperluan besok di hari per
a ketika mereka berj
Mey menoleh k
yan cantik, lo juga pinter ..
ya Mey sambi
e yakin deh, lo pasti langsung keterima," keukeuh Aleena yang masih berharap agar sahabatnya itu
dulu aku suka dengan anak kecil, dan pengen banget jadi guru TK yang dikelilingi anak-anak,
o cari suami deh! Terus, lo bikin anak sendiri sama s
mbarangan aja kalau ngomong!" balas Mey sambil memukul pelan lengan Aleena.
hirnya mengalah dan tida
ksi untuk pulang ke rum
.