Tambatan Hati
" tanya Bi Minah dengan pelan dan hati-hati ketika mereka dalam perjalanan pulang setelah Aarav p
dan enggan untuk menjawab pertanyaan Bi Minah. "Bi, t
den kecil saja. Apa Den Adrian ga kasihan sama den kecil?" Bibi bertanya lagi s
Wanita paruh baya itu juga tidak berbicar
masalah besar yang menimpa Adrian hingga pria itu harus diusir dari rumah lantaran telah mencoreng nama bai
gar bisa mengetahui kabar serta perkembangan Aarav, cucunya, karena Surya Widjaya, papanya Adrian tidak mengizinkan se
seumuran Aarav masih sangat membutuhkan sosok ibu, dan sudah beberapa
man-teman Aarav ditemani oleh ibu mereka. Hal itulah yang membua
Aarav masuk ke dalam rumah, lalu naik ke lantai dua menuju kamar bocah kecil itu y
sisi tempat tidur, menatap wajah damai putranya saat tidur. "Maafkan ayah, Aarav," ucap Adrian pelan
balkon dan duduk di sana. Pria yang berstatus
aruhkan nyawanya demi putra kesayangannya itu. Hanya saja, dia masih belum bisa memberikan seorang ibu pe
.
kan h
Padahal pria itu tahu, jika hari ini dia harus menghadiri sebuah acara di sekolah Aarav. Seluruh wali
mberikan hadiah juga penghargaan bagi anak-anak yang berprestasi. Sebelumnya, Adrian sudah berja
nggemaskan itu tampak murung dan bersedih. Matanya sudah berkaca-kaca, karena mengingat bahwa ayahnya su
ji mau datang," gumam Aarav sambil mengusap ai
i Aarav. "Kenapa kamu masih duduk di sini? Semua teman-temanmu sudah berkum
g menoleh ke arah wanita muda yan
uda itu tertegun ketika melihat mata A
ik bertanya sambil kemba
um manis seraya mengulurkan tangan
ang dirasakan oleh Aarav saat ini. Bocah kecil itu melihat sosok Mey yang cantik dan juga ra
arav," ba
, kita sekarang adalah teman, oke!" Mey dengan senyum khasny
engan kakak yang cantik," ucap Aarav denga
lebih senang bisa mengenalmu," balas Mey sambil menangkup waja
temanmu sudah ke sana," ajak Mey seraya bangkit
. Ayahku sudah janji mau datang," u
embali duduk, lalu mengusap pipi chubby Aarav sambil
dah janji mau datang." Aarav menjawab
u, ibumu? Apa ibumu juga sedang b
nunduk. "Ibuku ... Aku tidak punya ibu," jawab Aarav melirih, lalu
ketika memudar. Gadis itu merasa sangat bersalah dan menyesa
au aku yang nemenin kamu dulu? Seenggaknya sampai ayahmu datang. Apa kamu mau?" imbu
menemaniku?" tanya
u mau?" Mey menj
," jawab Aara
kit dari tempat duduknya dan mengulurkan tangan ke Aarav. Boc
bersama sambil bergande
.