Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Budak Seksi Tuan Cedric

Budak Seksi Tuan Cedric

Heri

5.0
Komentar
11.2K
Penayangan
75
Bab

Falisha Marbella mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Ben Andrigo yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya. Lebih parahnya lagi! Tuan Cedric Andrigo seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Ben Andrigo, Tuan Cedric yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun. Tuan Cedric menganggap Falisha adalah penyebab Ben Andrigo anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Cedric dan sumpahnya akan membuat hidup Falisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Cedric menjadikan Falisha sebagai budak diatas ranjangnya. Lalu apakah Falisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Cedric? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke!

Bab 1 Murkanya Tuan Cedric

MC utama :

1. Cedric Andrigo (Tuan Cedric) Milyader kejam, yang memiliki segudang bisnis legal maupun ilegal, sosoknya tidak memiliki perasaan iba, berusia 40 tahun Ayah dari Ben Andrigo.

2. Ben Andrigo mahasiswa berusia 19 tahun, kekasih dari wanita sederhana dan cantik bernama Falisha Marbella.

3.Falisha Marbella mahasiswi cantik, sederhana dan ceria berusia 19 tahun.

4. Nicco Jackson ( Asisten pribadi Tuan Cedric) 30 tahun.

5.Fanona Marbella 17 tahun baru lulus SMA, adik dari Falisha yang sakit Leukimia, selalu lemah dan menghabiskan waktunya dikursi roda sering bolak balik ke rumah sakit! Cantik seperti Falisha.

Suasana malam yang bertiupkan angin kencang tak menghalangi niat Ben Andrigo untuk menemui kekasih hatinya, gadis tercantik di kampusnya dia adalah Falisha Marbella, parasnya yang cantik dan tubuhnya yang sangat ideal membuat siapapun yang melihatnya akan tertarik dan mudah jatuh cinta pada Falisha.

Tibalah Ben dihalaman sebuah rumah kecil yang memiliki jendela dari tiap kamarnya. Falisha Marbella hanya tinggal bersama adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan sepeda motor tiga tahun silam, Fanona Marbella yang baru saja lulus SMA namun menderita sakit Leukimia stadium 2, membuat Falisha harus kuliah sambil bekerja saat malam hari hingga pukul 23.00 malam untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan adiknya.

Falisha dan Ben sudah satu tahun ini sejak keduanya mulai kuliah di kampus yang sama, menjalin hubungan asmara. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, keduanya merasa hidup ini jauh lebih indah dan berwarna karena jalinan kasih diantara keduanya yang sama-sama tulus saling mencintai.

"Sutttt, suttt," kode dari Ben agar Falisha keluar rumah.

Falisha pun membuka jendela kamarnya dan melihat kekasihnya sudah berada didepan rumah. Falisha buru-buru keluar kamar untuk menemui Ben, namun saat hendak membuka pintu rumah! Fanona menatap Falisha dengan tatapan khawatir.

"Kamu kenapa menatap kakak seperti itu?" tanya Falisha.

"Apa kakak akan tetap berpacaran dengan laki-laki kaya itu?" tanya Fanona.

"Laki-laki kaya itu punya nama, dia Ben Andrigo! Dan kakak sangat mencintainya," kata Falisha.

"Jauhi dia, dan carilah laki-laki yang setara dengan kita kak! Aku tidak mau nantinya kakak menyesal kalau keluarganya tidak setuju dengan hubungan kalian!" kata Fanona.

"Sudahlah hubungan kami tidak sejauh itu, kamu tidak perlu khawatir Nona! Bahkan kakak saja tidak pernah mendengar Ben membicarakan keluarganya atau bahkan orangtuanya," kata Falisha.

"Terserah, aku sudah mengingatkan!" ketus Fanona.

"Hmm," menghembuskan nafas panjang.

Falisha tetap keluar rumah dan menemui Ben untuk kemudian berkencan seperti hari-hari sebelumnya! Ya mereka memang hanya bisa berkencan diluar kampus saat malam hari begini, karena Falisha harus bekerja sepulang kuliah.

"Hai, apa kamu menunggu terlalu lama?" tanya Falisha.

"Seribu tahun pun aku akan setia menunggumu keluar rumah," kata Ben.

"Dasar gombal!" kata Falisha.

"Apakah adikmu hari ini sudah control ke rumah sakit?" tanya Ben.

"Belum, besok baru aku antar dia! Ben, aku sedih sekali karena Nona sekarang sudah kehilangan kekuatan otot kakinya, dia harus memakai kursi roda terus," kata Falisha.

"Tidak masalah, besok aku akan mengantar kalian ke rumah sakit, dan kita akan beli kursi roda untuk adikmu!" kata Ben.

"Tidak usah Ben, kamu sudah terlalu banyak membantu aku," kata Falisha.

"Aku tidak mau kekasihku yang cantik ini sedih apalagi banyak pikiran, apapun yang membuatmu sulit aku akan coba ringankan," kata Ben.

Falisha pun tersenyum manis, Ben benar-benar laki-laki yang sangat baik, Falisha dan Ben pun masuk ke dalam mobil untuk pergi makan malam di sebuah cafe yang buka 24 jam dan menjadi tempat yang biasanya keduanya datangi.

Di sebuah rumah megah yang terdiri dari lima lantai, dilengkapi dengan fasilitas lift, area bilyard, tempat gym dan fasilitas lengkap lainya. Seorang asisten pribadi bernama Nicco Jackson berusia 30 tahun tengah sibuk mencari keberadaan Ben yang nyaris setiap malam menghilang dari kamarnya!

Nicco merogoh ponselnya yang sudah sejak tadi berdering.

"Hallo Tuan, maaf saya terlambat mengangkat telepon," ucap Nicco.

"Apa anak itu masih terus keluar malam?" tanya seorang laki-laki ditelepon itu dengan suara serak.

"Iya Tuan, Tuan Ben semakin sulit dikendalikan!" kata Nicco.

"Apa kau sudah mengetahui kenapa anakku sering keluyuran malam? Atau ada hal lain yang harus aku ketahui juga?" tanya laki-laki itu dengan suara tenang namun mencekam.

"Iya Tuan, aku sudah mengetahuinya! Tuan Ben, tengah menjalin hubungan dengan seorang gadis miskin penerima beasiswa di Universitas itu! Tuan Ben juga sering mengambil uang perusahaan akhir-akhir ini!" ujar Nicco.

Braghttttt.

Meja kerja mahal itu terdengar dipukul oleh penelpon itu dengan sangat keras.

"Katakan pada Ben, lusa aku akan pulang ke sana! Aku sendiri yang akan memisahkannya dari gadis miskin itu," kata laki-laki di telepon itu.

"Baik Tuan!" kata Nicco.

Dialah Tuan Cedric Andrigo, seorang Milyarder yang terkenal dengan kekejamannya dia mampu melakukan bisnis yang legal maupun ilegal yang terpenting itu menguntungkan, Tuan Cedric juga dikenal tidak memiliki rasa iba terhadap siapapun itu. Tuan Cedric adalah ayah dari Ben, dia seorang duda berusia 40 tahun dengan tubuh yang kekar dan wajah yang sangat tampan.

Semenjak isterinya meninggal, Tuan Cedric hanya menganggap wanita-wanita yang dia temui sebagai pemuas nafsu sesaatnya saja! Dia hanya fokus untuk menjalani bisnisnya yang legal ataupun yang ilegal, dan fokus membesarkan Ben dengan peraturan yang ketat namun sangat menyulitkan Ben, hingga hubungan keduanya tidak pernah akur.

Tuan Cedric yang sangat arogan, angkuh, dan emosional serta kejam itu mengepalkan tangannya setelah mengetahui satu-satunya pewaris Group Andrigo menjalin hubungan dengan gadis miskin yang tidak jelas asal-usulnya, ditambah lagi Ben, sudah berani memakai uang perusahaan untuk kebutuhan pribadinya.

"Ben, tidak akan pernah aku biarkan wanita jalang yang miskin itu merusak masa depanmu! Akan aku habisi gadis tidak tau diri itu!" Kecam Tuan Cedric.

Sementara itu, Ben dan Falisha tengah menikmati makan malam mereka di sebuah cafe, bahkan tangan Ben tak henti-hentinya memegangi tangan Falisha. Membuat keduanya makan dengan menggunakan satu tangan, dan satu tangannya lagi dipakai untuk berpegangan erat diatas meja.

"Ben sampai kapan kamu akan memegangi terus tanganku?" tanya Falisha.

"Sampai aku tidak memiliki lagi kekuatan untuk bisa menggenggam tanganmu Lisha!" kata Ben.

"Maksudmu?" tanya Falisha.

"Tidak ada maksud, aku hanya ingin menikmati setiap detik saat-saat aku bersamamu!" kata Ben..

"Aku ingin sekali kita cepat lulus kuliah, agar aku bisa segera menjadi isterimu Ben," kata Falisha.

"Aku pun berharap begitu!" kata Ben.

"Ben, tapi kenapa kamu tidak pernah menceritakan ayahmu? Kamu memberitahuku bahwa Ibumu meninggal saat kamu masih kecil, lalu bagaimana dengan ayahmu? Aku tidak pernah sekalipun mendengarmu menceritakannya?" tanya Falisha.

Ben hanya menatap wajah Falisha dan tak berniat menjawab pertanyaannya itu.

"Andaikan kamu tahu Lisha, betapa kejamnya ayahku, dia sangat membuat hidupku tertekan, dia adalah orang paling egois dan tidak berperasaan. Aku tak pernah ingin membahasnya." Dalam hati Ben..

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Heri

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku