Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Isteri Kedua

Gairah Isteri Kedua

Heri

5.0
Komentar
30K
Penayangan
46
Bab

Ellea harus menjadi isteri kedua dari seorang CEO muda bernama Anderson, lalu apakah penyebab Ellea bisa mau menjadi isteri kedua?

Bab 1 Bos yang galak

Ellea seorang gadis berusia 25 tahun memiliki paras yang ayu dan menawan, memiliki kulit kuning langsat, hidung mancung yang lancip, bertubuh sexy dan tinggi tubuh ideal 159 cm nyaris sempurna bukan untuk gadis se usia itu yang tak kunjung menikah. Bukan karena Ellea tidak ada yang menyukainya, tapi karena Ayah dan Ibu Ellea selalu tidak setuju ketika Ellea mengenalkan laki-laki pilihannya pada mereka.

Dengan usia yang sudah cukup matang begini tentunya Ellea sangat ingin sekali secepatnya menikah dengan pria impiannya. Selain malasnya dengan gunjingan para tetangga, teman-teman di kantor, tentunya Ellea pun tidak bisa berbohong bahwa hasrat se*xsual di usianya yang sekarang ini mulai menggebu-gebu menginginkan untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan nakal oleh pria tentunya yang kelak akan menjadi suaminya.

Ellea tinggal dengan Ayah dan Ibunya, mereka lah penyemangat hidup Ellea selama ini Ellea selalu mendapatkan kasih sayang, kehangatan dari Ayah dan Ibunya meskipun hidup dengan serba kekurangan, tapi akhirnya berkat semangat dan kerja keras Ayahnya Ellea masih tetap bisa sekolah.

Dan beruntungnya saat lulus SMA Ellea bisa mendapatkan beasiswa di salah satu Universitas di kota ini. Tahun ini Ellea sudah lulus dan langsung mendapatkan pekerjaan menjadi seorang Sekertaris di sebuah perusahaan iklan milik Anderson group.

"Ellea bangun ini sudah siang kamu tuh gadis apa kebo si susah banget dibanguninnya? Nanti telat ngantor kamu!" teriak Ibu.

"Emmm,,,,,,," mengulet.

"Ayah!!!! Ayah itu buru bangunin Ellea nanti dia kesiangan. Anak gadis bangun siang mulu tuh anaknya!" teriak Ibu.

"Apa si Bu? Ayah lagi sibuk nih ngasih makan burung, sama mandiin burung biar nanti berangkat ke toko engga kepikiran," kata Ayah.

Ya beginilah sensasi di pagi hari Ellea, Ibu yang cerewet tapi selalu bangun pagi sekali dan Ayah yang selalu mengurusi burung peliharaannya sebelum dia berangkat bekerja ke toko untuk bersih-bersih. Meski sudah dilarang oleh Ellea untuk berkerja namun Ayah selalu bilang masih cukup sehat untuk terus bekerja.

Ellea Gabriella si gadis cantik nan imut yang kerap menjadi dambaan perjaka sekaligus duda di wilayah tempat tinggalnya, begitu banyak laki-laki yang mengejar cinta Ellea namun tak satupun yang direstui oleh Ayah dan Ibunya hingga detik ini. Kalau ada acara Take me out mungkin Ellea sudah mendaftar menjadi peserta agar secepatnya menemukan pria sesuai dengan keinginan Ayah dan Ibunya.

Sebenarnya tidak muluk-muluk hanya saja Ayah dan Ibu meminta kelak yang menjadi suami Ellea ialah seorang dengan pekerjaan mapan, sopan, baik hati, ramah dan tidak urakan penampilannya.

Pernah suatu ketika Ellea mengenalkan seorang pria bernama Joger berpenampilan serba hitam, memakai gelang dan kalung dari rantai, rambut gondrong, kuping pakai anting tapi sebelah doang engga tau yang sebelahnya dia lupa pake atau ilang entah kemana, pokonya si Joger itu laki-laki funk dan rock and roll banget deh tapi tetep ganteng dan baik hatinya.

"Selamat pagi Om Tante, perkenalkan nama saya Joger alias Abang gondrong alias anak funk," ujar Joger sambil bersalaman dengan Ayah dan Ibu.

"Kamu itu anak funk sama anak siapa lagi gitu? Masa kamu lahir dari bapak kamu si funk. Terus nama ibu kamu siapa?" tanya Ibu dengan polosnya.

"Oh bukan begitu Tante maksudnya saya, saya anak bapak dan ibu saya kalau funk itu sebutan untuk saya sendiri sebagai pria yang funk! Rock and roll gitu," kata Joger berusaha menjelaskan.

"Oh begitu aneh banget ya Yah, udah Ayah aja yang ngajak ngomong dia Ibu ga ngerti sama bahasanya bikin pusing," kata Ibu.

"Begini nak Joger atau Abang gondrong, maksud kedatangan nak Joger kesini ada perlu apa ya?" tanya Ayah.

"Oh iya hampir lupa saya, tentu saja maksud kedatangan saya ke rumah Ayah dan Ibu adalah untuk melamar si gadis cantik Ellea Gabriella dambaannya para perjaka maupun duda di wilayah sini," kata Joger dengan percaya diri.

"Astaga Ayah," teriak Ibu yang langsung terkaget-kaget

"Kenapa Tante?" tanya Joger.

"Engga,,,, engga ada apa-apa kok nak Joger si Ibu hanya syok berat," kata Ayah.

"Syok berat? Karena tidak menyangka ya? Kalau Joger si anak funk ini mau melamar si cantik Ellea sekarang juga?" tanya Joger.

"Saya itu syok berat karena mengkhawatirkan masa depan anak saya," kata Ibu.

"Jangan khawatir gitu dong Tan, kita pasrahkan saja semuanya pada yang diatas," kata Joger sambil menengok kearah atas tak lama cicak dari plafon mengeluarkan pupnya dan jatuh tepat di pipi Joger.

"Nak Joger, itu!" ujar Ayah sambil menyentuh pipinya sendiri untuk memberitahu Joger bahwa ada sesuatu yang menempel di pipi Joger.

Tak lama Joger bangun dari kursi dan mendekati Ayah lalu dengan percaya dirinya Joger menyosor pipi Ayah. Joger mengira kalau Ayah menunjuk ke arah pipinya sendiri agar Joger mencium pipinya padahal maksud Ayahnya Ellea itu menunjukkan bahwa ada pup cicak di pipi Joger.

"Apa-apaan kamu Joger?" teriak Ayah yang kesal pipinya disosor.

"Kamu tuh keterlaluan banget Joger!! Ayah ini laki-laki normal ngapain kamu maen sosor aja," teriak Ibu.

"Saya kira tadi Om minta di anu sama saya, maaf Om Tante saya benar-benar tidak tahu," kata Joger.

Lamaran dari Joger pun sudah dapat dipastikan gagal.

"Ellea, kamu itu yang beneran sedikit kenapa si kalau cari calon suami tuh. Masa modelan begitu kamu bawa kesini!" kata Ibu yang benar-benar kesal dengan si Joger.

"Maksud Ibu modelan kaya gimana Bu? Kan si Joger itu tampan, terus gagah apa lagi yang kurang Bu?" tanya Ellea.

"Ya itu tadi kamu engga liat dia maen nyosor-nyosor saja sama Ayah kamu terus juga dileher sama tangannya itu dipakein rantai udah kaya guguk pelacak ih serem," kata Ibu.

"Ih Ibu sembarangan itu kan gelang sama kalung rantai yang lagi viral. Ibu aja nih yang engga gaul, ketinggalan jaman," kata Ellea.

"Ayah kamu jangan diem aja dong! suruh nih anaknya kenalin laki-laki yang beneran dikit jangan yang begitu bisa-bisa Ibu jantungan setiap hari," kata Ibu.

"Tapi Lea, kali ini Ayah setuju dengan Ibu kamu, laki-laki seperti itu kurang tepat lah buat kamu," kata Ayah.

"Aduh Ayah Ibu, Lea tuh udah pusing tujuh keliling maunya Ayah sama Ibu laki-laki yang gimana? Kalau kaya begini terus bisa-bisa Lea jadi perawan tua selamanya," kata Ellea.

"Ya makanya kamu tuh bawa laki-laki yang bener, ini yang di bawa duda anak lima, perjaka yang manja sama mamihnya, eh sekarang malah anak funk aneh itu," kata Ibu.

Itulah sekilas ingatan Ellea tentang beberapa laki-laki yang pernah datang melamar ke rumah namun selalu gagal mengantongi restu dari Ayah dan Ibu.

Lanjut ke Ellea yang masih tidur.

"Astaga Ayah Ibu ini udah siang banget bukanya bangunin Ellea!" teriak Ellea yang langsung bergegas mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.

Di meja makan Ayah dan Ibu tengah menyantap sarapan bersama, sedangkan Ellea berlarian dan hanya membawa satu roti tawar untuk dimakan di jalan.

"Lea sarapan dulu," teriak Ibu namun Ellea sudah lebih dulu pergiburu-buru agar tidak terlambat ke kantor.

"Udah Bu biarin aja! Ellea sudah kesiangan tuh," kata Ayah.

"Lagian Ayah daritadi disuruh bangunin Ellea susah banget, malah yang diurusin tuh ngasih makan burung, mandiin burung. Ibu bingung yang anaknya Ayah itu burung atau Ellea si?" kata Ibu.

"Udah ah Ayah pusing, lebih baik Ayah berangkat ke toko sekarang!" kata Ayah.

Baru beberapa hari Ellea diterima bekerja di perusahaan iklan ini tapi sialnya hari dia telat satu menit untuk melakukan absensi tapi Ellea berpikir bahwa tidak apa-apa telat satu menit karena atasan yang merupakan CEO perusahaan ini bernama Pak Anderson belum pernah masuk ke kantor sejak Ellea mulai bekerja di perusahaan ini entah apa alasannya.

Saat Ellea tiba di meja kerjanya ada seorang laki-laki muda berparas tampan, berpakaian sangat rapi, berkulit putih usianya masih 25 tahun namun dia sudah menjadi seorang CEO diperusahaan milik mendiang Ayahnya ini dialah Emerald Anderson.

Anderson duduk dengan tegap dikursi kerja Ellea, membuat Ellea bingung kenapa kursi kerjanya diduduki oleh lelaki ini.

"Maaf Pak, ini kan meja kerja saya. Anda mungkin salah tempat," kata Ellea.

Laki-laki itu kemudian mengangkat tangan kanannya dan melirik jam tangannya.

"Saya perkirakan kamu telat absen satu menit dan berjalan menuju ke meja ini menjadi telat lima menit. Lalu apa pantas kamu bilang ini meja kerja kamu?" tanya Anderson.

"Lalu apa urusannya dengan Anda saya mau telat satu menit kek lima menit kek. Sekarang cepat enyahlah dari meja saya!" kata Ellea dengan nada tinggi sambil mengayunkan jarinya agar Anderson pergi.

Tak lama seorang karyawan lama datang menghampiri Pak Anderson untuk memberikan beberapa dokumen penting.

"Permisi Pak Anderson, ini berkas yang bapak minta," kata karyawan itu lalu bergegas pergi.

Mendengar karyawan lama tadi memanggil dengan sebutan Pak Anderson yang berarti itu adalah atasannya saat ini, membuat tangan Ellea gemetaran dan langsung memasang wajah melas.

"Pak saya bisa jelaskan tolong jangan salah paham dulu," ujar Ellea dengan ketakutan.

Anderson bangkit dari kursi dengan mata penuh rasa kesal dan bicara dengan santainya.

"Kemasi barang-barang kamu! Kamu saya pecat!" kata Anderson.

Membuat Ellea seketika langsung menarik tangan Anderson dan memohon belas kasihan.

"Saya mohon Pak jangan pecat saya Pak, keluarga saya orang tidak punya kalau saya dipecat nanti bagaimana hidup saya dan keluarga saya Pak," kata Ellea.

"Lepaskan tangan kamu!" kata Anderson dengan sinisnya.

Ellea pun melepaskan tangannya dari tangan Anderson.

"Sekali lagi kamu telat, saya akan langsung pecat kamu!" ancam Anderson yang langsung berlalu dari hadapan Ellea.

"Berarti ini artinya aku engga jadi dipecat, yes, yes makasih Pak," teriak Ellea yang lega tak jadi dipecat.

Sepulang kerja Ellea merasa dikerjai habis-habisan oleh atasannya itu, hingga seluruh tubuhnya pegal-pegal, Ellea bahkan sampai ketiduran di bus dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Ibu sedang membuka sebuah undangan pernikahan berwarna biru.

"Bu, Lea pulang," sapa Ellea sambil memijat-mijat bahunya sendiri dan duduk dikursi samping Ibunya.

"Kamu kecapean banget hari ini Lea? Engga seperti biasanya," tanya Ibu.

"Iya Bu atasan Lea udah masuk kantor tadi jadi banyak kerjaan. Itu undangan dari siapa Bu?" tanya Ellea.

"Ini untuk kamu Lea, dari anaknya Tante Catlyn itu loh yang dulu waktu kecil sering main kesini saudara jauh kita, ternyata resepsinya diadakan di gedung mewah" kata Ibu.

"Em iya iya, Ellea inget kok Bu hebat ya dia nikah sama lelaki kaya. Itu untuk kapan Bu?" tanya Ellea.

"Untuk besok Sabtu. Kamu libur kan Lea?" tanya Ibu.

"Iya Bu libur, nanti Ellea pasti dateng kok," kata Ellea.

"Sendirian lagi?" sindir Ibu.

"Ya gimana lagi Bu. Lea kan belum punya pasangan. Tapi siapa tau nanti diresepsi pernikahan Lea dapet jodoh," kata Ellea.

"Kamu tuh ada-ada aja. Ya sudah kalau gitu Ibu doa'kan," kata Ibu.

Keesokan harinya Ellea berdandan sangat cantik untuk menghadiri resepsi pernikahan saudara jauhnya itu disebuah gedung mewah hingga membuat Ellea harus mencari-cari pakaian terbaiknya dari dalam lemari, tapi yang ada hanyalah pakaian seadanya maklum Ellea baru beberapa hari bekerja jadi belum mendapatkan gaji untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya.

Ellea pergi seorang diri meski memakai pakaian seadanya namun kecantikan wajah Ellea mampu menutupi pakaian sederhananya, dia justru menjadi pusat perhatian tamu undangan lain terutama kaum laki-laki.

Ellea pun menikmati secangkir minuman lemon yang tersedia dimeja, tak lama seorang laki-laki tampan, brewokan, tubuh berotot, berbadan tegap dan berpenampilan oke banget, usianya sama dengan Ellea yakni baru 25 tahun laki-laki itu bernama Gerry Yohanders, Gerry menghampiri Ellea.

"Hai, sendirian aja?" tanya laki-laki itu.

"Iya nih, maklum belum memiliki pasangan," kata Ellea.

"Boleh kenalan?" tanya laki-laki itu.

"Boleh, boleh aku Ellea," kata Ellea dengan senyuman.

"Aku Gerry, salam kenal ya Ellea," kata Gerry.

Obrolan itupun berlanjut hingga saling bertukar nomor handphone diantara keduanya, Ellea merasa Gerry adalah sosok laki-laki impiannya yang selama ini dia cari bertubuh gagah, berparas tampan dan pekerjaannya pun sangat menjanjikan.

Gerry seorang pemilik Bar besar di pusat kota yang ramai pengunjungnya, Ellea bahkan sempat diberikan alamat Bar milik Gerry agar sesekali bisa berkunjung kesana.

Pagi, siang, sore, malam Ellea dan Gerry selalu bertukar pesan untuk sekedar memberikan perhatian kecil dan mengingatkan untuk menjaga kesehatan.

Ellea dan Gerry semakin sering bertemu dari hari kehari keduanya sudah sangat akrab dalam beberapa bulan ini, Gerry akhirnya meminta kepada Ellea agar mengenalkannya pada orang tua Ellea.

Ayah dan Ibu Ellea sangat senang dengan sikap ramah Gerry dan akhirnya Gerry berhasil mengantongi restu dari Ayah dan Ibu Ellea. Meskipun Ellea dari keluarga tidak mampu namun tak menghalangi niat Gerry untuk dapat meminang gadis pujaan hatinya itu.

Tanggal pernikahan sudah ditentukan pernikahan Gerry dan Ellea akan dilaksanakan dengan sangat meriah karena Gerry lumayan cukup kaya dan sangat mampu sekali menyewa gedung mewah untuk resepsi pernikahan mereka.

"Lea Ibu sangat senang sekali akhirnya kamu akan segera menikah," kata Ibu dengan mata berbinar-binar.

"Iya Ayah juga sangat senang kamu tidak akan hidup sulit lagi bersama kami, maafkan Ayah Lea tidak pernah memberikan hidup yang layak untuk kamu," kata Ayah sambil menangis.

"Ayah Ibu, Ellea bangga bisa menjadi anak dari Ayah dan Ibu. Ellea janji akan tetap bekerja di perusahaan itu untuk melunasi hutang-hutang kita pada rentenir itu," kata Ellea

Keluarga Ellea berhutang sangat banyak pada seorang rentenir. Rentenir itu yang memberikan pinjaman pada orang-orang yang membutuhkan uang banyak dengan bunga yang sangat tinggi, Ayahnya Ellea pernah melakukan operasi pengangkatan satu ginjalnya dikarenakan infeksi sehingga terpaksa Ellea dan Ibunya harus berutang pada rentenir pada saat itu.

Hingga kini hutang-hutang keluarga Ellea semakin bertambah bunganya hingga membuat Ellea kekeh untuk tetap bekerja meskipun nanti sudah menikah dengan Gerry.

Malam hari sebelum pernikahan Ellea menelpon Gerry karena tidak bisa tidur.

📞" Hallo Ger," sapa Ellea.

"Hallo Lea, kamu kok belum tidur si jam segini?" tanya Gerry.

"Iya nih aku gerogi besok akhirnya aku sama kamu akan menikah," kata Ellea.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Heri

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku