Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan

Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan

Park_Nurmin

5.0
Komentar
141
Penayangan
45
Bab

Dasar anak haram! Anak pembawa sial! Enyah dan pergilah! Hidup Aruna hancur seketika, ditambah penolakan atas perasaan tulusnya pada seorang pria dijadikan taruhan. Dia menjadi seseorang yang jauh berbeda sejak saat itu. Hingga takdir mempertemukan dirinya kembali pada Nathan, pria yang menolaknya mentah-mentah. Kini dengan perubahannya, dia akan membalaskan dendam!

Bab 1 Balas Dendam

Dasar anak haram! Anak pembawa sial! Enyah dan pergilah!

Kata-kata menyakitkan yang terucap dari bibir wanita yang sudah melahirkannya itu terus menggema di kepala Aruna.

Seorang ibu yang seharusnya menyayangi dan melindunginya malah dengan tega mengatakan kata-kata tidak pantas padanya.

Aruna menyeka air mata yang tidak sengaja keluar dari sudut matanya.

"Sialan!" gumam Aruna. Dia lalu menenggak minuman dalam gelas kecil yang berada di atas meja dalam satu kali teguk. "Akkhh!" Minuman dengan kadar alkohol rendah selalu membuat Aruna merasa jauh lebih baik. Walau terkadang tetap saja membuatnya mabuk.

Aruna menengadahkan kepalanya menatap langit-langit tempat dimana dia berada, dia mengerjapkan mata dan membuka mata lebar-lebar saat pandangannya sedikit agak buram.

"Dia pikir aku mau dilahirkan olehnya? Aku pun tidak sudi dilahirkan olehnya! Wanita sialan! Dia yang murahan, kenapa malah aku yang disalahkan." umpat Aruna, dia menunduk memegang kepalanya. "Kenapa aku harus terlahir dari rahimnya? Dari sekian banyak ibu di dunia ini, kenapa harus dia!"

Saat masih muda, Desi yang tak lain ialah ibunya Aruna adalah wanita cantik yang anggun dan menjadi primadona di desa. Gadis kembang desa yang menjadi incaran para pria.

Nasib malang menimpa Desi saat dia mulai jatuh cinta pada seorang pria kota yang sedang datang ke desanya bernama Dirgantara. Desi termakan akan bujuk rayu Dirgantara hingga akhirnya memberikan kehormatannya secara cuma-cuma.

Dirgantara hanya mengatakan kata manis semata untuk bertanggung jawab jika nanti Desi hamil. Namun, setelah puas bermain, sebulan kemudian Dirgantara meninggalkan desa begitu saja tanpa berpamitan pada Desi.

Desi begitu frustrasi, fakta lebih gilanya lagi ternyata dia hamil. Ayahnya terkena serangan jantung hingga akhirnya meninggal.

Kabar kehamilannya juga menjadi buah bibir di desa, membuat ibunya malu dan bunuh diri. Setelah ketiadaan kedua orangtuanya, Desi dan sang adik kabur ke kota. Desi berniat mencari Dirgantara tetapi tak kunjung bertemu juga.

Perutnya semakin hari semakin besar, dia berusaha menggugurkannya namun selalu gagal hingga akhirnya dia lelah dan akhirnya lahirlah Aruna Zunita.

Desi begitu sangat membenci Aruna karena wajah Aruna selalu mengingatkannya pada Dirgantara. Pria brengsek yang sudah meninggalnya. Saat masih bayi Aruna sempat dibuang, tapi hati kecilnya merasa tidak tega hingga akhirnya Aruna tetap dibesarkan namun tidak mendapatkan kasih sayang darinya layaknya seorang ibu pada anaknya.

Aruna mengetahui kisah kelam sang ibu di masa lalu dari bibinya, adik dari sang ibu.

Aruna membuang napas dengan sangat kasar, ia lalu melihat ke segala arah, suara musik terdengar dengan sangat keras di seluruh penjuru club malam. Aruna duduk sendirian, dia lalu menatap lurus ke arah orang-orang yang tengah bergoyang menggerakkan tubuh mengikuti alunan musik. Dia lalu menoleh menengok ke arah kiri, seorang pria terduduk manis dengan wanita di kanan dan juga kirinya.

Usianya sekitar 28 tahun, masih terlihat sangat muda, dengan setelan jas kerja. Pria lain yang duduk di sofa lain sesekali tersenyum melihat ke arah temannya yang sibuk dengan para wanitanya. Temannya itu hanya sesekali melihat, tersenyum lalu fokus pada layar ponsel yang sedang dipegangnya.

Alis Aruna bertaut saat melihat pria itu, dia menelisik wajah pria yang tengah minum dengan para wanitanya. "Tunggu ... dia? Cih! Dia semakin gila saja ternyata," gumam Aruna lagi saat mulai menyadari siapa pria yang ia lihat itu.

Memori masa lalu yang tak akan pernah bisa dia lupakan setelah sekian tahun itu kembali terlintas di pikirannya. Dia pernah menangis di depan pria itu, tetapi sama sekali tidak dihiraukan dan pria itu malah menertawakannya.

Sebuah ide gila tiba-tiba saja terlintas di pikirannya, dia tersenyum smirk saat memikirkan ide gila itu.

Aruna menghela napas panjang. "Ini saat yang tepat untuk membalas semua yang pernah dia lakukan padaku dulu," gumam Aruna, dia lalu beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah sofa yang sedang pria itu duduki. "Lihat saja, apa yang akan aku lakukan."

Tap tap tap.

Byur!

Aruna mengambil gelas di atas meja lalu mengarahkannya ke wajah pria itu.

"SHIT! APA YANG KAU LAKUKAN HUH?" Pria itu kaget bukan main saat Aruna menyiram segelas air ke wajahnya. Ia lantas beranjak dari duduknya dan berdiri tegak di hadapan Aruna. Matanya menatap tajam dan mendelik dengan sangat sinis. "APA KAU GILA?" teriaknya lagi.

"Harusnya aku yang berucap seperti itu padamu! Dasar pria gila!" Aruna tak kalah berteriak.

Plak!

Satu tamparan Aruna daratkan di atas pipi pria itu dengan sangat kasar.

Pria itu menatap Aruna dengan tatapan yang semakin kesal karena Aruna menamparnya. "Kau! Apa masalahmu, perempuan gila!"

Semua orang yang sejak tadi sibuk dengan dunianya sontak langsung menghentikan apa yang mereka lakukan dan menonton pertengkaran Aruna dan seorang pria.

Club malam yang biasanya mengasyikan dan biasa dinikmati kini tak lagi heboh dengan jogetan para pengunjungnya. Mereka yang sedang berjoget menikmati musik sontak langsung menghentikan aktivitas mereka dan melihat ke arah Aruna dan juga seorang pria yang tengah berdebat.

"Apa yang kamu lakukan sampai wanita ini semarah ini padamu?" tanya Pria yang tadi terduduk namun sibuk dengan ponselnya. Dia nampak begitu kaget saat seorang wanita datang dan menyiram atasan sekaligus sahabatnya.

"Dia melecehkan aku!" ucap Aruna yang dengan tidak sengaja mendengar ucapan teman dari pria yang berdiri di depannya. Suaranya melengking tinggi hingga orang-orang yang sejak tadi berjoget itu mulai berbisik-bisik.

"What?" Pria bernama Nathan itu menatap Aruna dengan tatapan yang semakin kaget tak mengerti. "Melecehkan?"

"Tidak usah berlagak kaget! Dasar pria mesum! Tidak tahu diri! Pria cabul! Setelah melecehkan aku, kau malah asik bermain dengan wanita lain. Dasar pria sialan!" umpat Aruna lagi, dia kembali mengambil gelas lain yang isinya jauh lebih banyak kemudian mengarahkannya lagi ke wajah Nathan.

Byuur!

"APA YANG KAU LAKUKAN! WANITA GILA!" teriak Nathan lagi hingga semua orang yang berada di tempat itu menjadikannya dan Aruna sebagai pusat perhatian. Kini bajunya juga sudah sangat basah dengan minuman yang tadi dia pesan.

"AKU TIDAK TERIMA DILECEHKAN!" Aruna ikut berteriak. Berbicara dengan nada yang sarkas. "Aku bukan wanita murahan yang bisa seenaknya kau sentuh! Jangan hanya karena kau punya banyak uang, kau bisa melakukan semaumu!"

"Wanita gila! Stress! Tidak waras!" ucap Nathan. "AKU SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MELECEHKANMU!" teriaknya lagi tidak terima.

"Aku? Gila? Stress? Tidak waras? Setelah melakukan hal gila padaku bak aku ini wanita murahan dan sekarang kau mengatakan aku ini gila?!"

Sudut bibir Aruna terangkat, menatap Nathan dengan senyum smirk-nya.

"Memang laki-laki pandai sekali memutar balikkan fakta! Kau yang melakukan kesalahan, tetapi malah kau yang balik marah dan berteriak padaku. Sudah tau salah bukannya meminta maaf, malah bersikap seolah kalau kau tidak melakukan apa-apa dan tanpa dosa malah balik mengataiku. Woaahh ... pria sekarang sudah pandai memainkan drama!"

Alis Nathan semakin bertaut, dia benar-benar tidak mengerti kenapa wanita dihadapannya itu tiba-tiba saja marah dan menuduhnya melecehkannya padahal dia sama sekali tidak melakukan apapun pada wanita yang berdiri di hadapannya itu.

"Aku tidak pernah melakukan apa pun padamu!" tegas Nathan dengan gigi yang menggertak begitu sangat kesal.

"Ada apa ini?" tanya seorang pria tiba-tiba.

Semua orang sontak langsung melihat ke arah pria itu.

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan
1

Bab 1 Balas Dendam

08/08/2023

2

Bab 2 Kalah Telak

08/08/2023

3

Bab 3 Orang Yang Pernah Kau Hancurkan

08/08/2023

4

Bab 4 Aku Bukan Anak Haram

08/08/2023

5

Bab 5 Siapa Dia Sebenarnya

08/08/2023

6

Bab 6 Mantan Kekasih

08/08/2023

7

Bab 7 Kisah Dimasa Lalu

08/08/2023

8

Bab 8 Cintaku Dimasa Lalu

08/08/2023

9

Bab 9 Maafmu Tidak Bisa Mengubah

08/08/2023

10

Bab 10 Berhenti Dari Pekerjaan dan Ikut Bersamaku

08/08/2023

11

Bab 11 Jadi Asisten Pribadiku

08/08/2023

12

Bab 12 Maukah Kembali

08/08/2023

13

Bab 13 Perempuan Itu Tak Menyukaiku

08/08/2023

14

Bab 14 Saingan

08/08/2023

15

Bab 15 Dia Kekasihmu

08/08/2023

16

Bab 16 Cemburu

08/08/2023

17

Bab 17 Sempurna

08/08/2023

18

Bab 18 First Kiss

08/08/2023

19

Bab 19 Berhenti Menatap Wanitaku

08/08/2023

20

Bab 20 Pindah ke Apartemenku

08/08/2023

21

Bab 21 Akan Kujadikan Kamu Ratu

11/08/2023

22

Bab 22 Simpanan Om-om

11/08/2023

23

Bab 23 Hanya Memanfaatkan

12/08/2023

24

Bab 24 Buaya Darat

16/08/2023

25

Bab 25 Membantu Mendapatkannya

01/10/2023

26

Bab 26 Dilema Menjalankan Rencana atau Tidak

15/10/2023

27

Bab 27 Rencana Dimulai

26/11/2023

28

Bab 28 Memesan Kamar Hotel

01/12/2023

29

Bab 29 Kehormatan Yang Diambil Secara Paksa

02/12/2023

30

Bab 30 Sudah Tidak Lagi Gadis

03/12/2023

31

Bab 31 Berbuat Nekat

04/12/2023

32

Bab 32 Bagaimana Dengan Orangtuamu

05/12/2023

33

Bab 33 Menikahimu

06/12/2023

34

Bab 34 Bantu Aku Mengurus Pernikahan

07/12/2023

35

Bab 35 Finally Married

11/12/2023

36

Bab 36 Satu Kamar Bersama

15/12/2023

37

Bab 37 Menempel

16/12/2023

38

Bab 38 Cerai

17/12/2023

39

Bab 39 Selingkuh

20/12/2023

40

Bab 40 Rencana Untuk Aruna

22/12/2023