Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan
a hari
g normal pada umumnya saja, seperti di pabrik. Tidak masalah gaji kecil, yang penting kamu aman, kerja di tempat seperti itu kan tida
rena pada saat sang bibi berusia 13 tahun, sang bibi l
a saja Desi tidak percaya akan ucapan manis buaya darat, Bi Nila pasti mempunyai masa depan. Bersekolah dan bermain dengan tema
an padanya, berjudi dan juga pulang dalam keadaan mabuk, bahkan kerap kali ber
reka, Bi Nila pun enggan mempunyai anak dari
. Pabrik jaman sekarang mencari karyawan yang baru lulus SMA dan masih belasan tahun. Kalau saja bisa dengan
Desi tiba-tiba saat mendengar pembicaraan Aruna dan Nila, sudut bibir kanannya terangkat, "Kerja malam, pulang s
lama ini ia memang tidak pernah akur dengan ibunya karena ibunya tak pernah m
enonton TV itu merapatkan kedua tangannya di bawah dada. "Hasil dari benih yang haram, pasti t
ihkan pandangannya ke arah lain dan mendecih sinis, kemudian menatap sang ibu lagi yang masih terduduk santai. "Setidaknya wanita malam memberikan sejumlah harga pada pria yang aka
an berdiri tegak, "Jika tidak ada aku kamu tidak akan lahir ke dunia ini!" De
, dia menarik tubuh Aruna menjauh dari sang kakak. Memb
g wanita sepertimu! Dasar wanita murahan!" pekikku lahirkan ke dunia ini! Anak haram tidak tahu bert
an nyeri, lagi-lagi kata hinaan
angat basah dengan air mata dan berucap dengan nada suara yang gemetar, "Kalau masih menikmati uangku, h
pada ibumu! Kau memang sialan! Sama
mar saat Nila men
h juga dengan air mata. Aruna lalu menyeka air mata di pipi Bibinya kemudian berkata, "Harusnya
i-laki itu brengsek! Contohnya ayahmu dan mantan suami B
Aruna di tempat kerja baik. Bibi harus punya k
lamnya kehilangan akal. Ada yang setelah pulang dari sana dalam keadaan mabuk dan mencaci maki keluarganya. Sama seperti mantan suami
Bibinya, karena yang dikatakan
kerjaan ini bukan pekerjaan yang baik, Bibi
ha," ucap Aruna
u begitu, pergilah. Sebelum ibumu kemba
pergi dari rumah kontrakan ya
n yang biasa-biasa saja. Rumahnya pun paling jelek di antara rumah yang lain dan bahkan berada di sudut komplek. Tetapi seja
eberapa. Tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, ibuny
s SMA dan mendapatkan beasiswa kuliah, lalu bekerja di sebuah perusahaan besar. Kemudian dia bisa santai menikmati hasil kerja
Aruna dan Bi Nila l
h SMP Aruna mencari pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan apa yan
ng lain. Hingga suatu hari, dia yang sedang mencari pek
ikan Aruna itu menawarkan pekerjaan untuk
menerima tawaran itu dengan syarat jika para tamu yang datang tidak boleh melakukan sen
runa bekerja di club malam it
nya dalam pantulan cermin. Dia menutup bekas air mata di sudut matanya dengan bedak,
tidak akan pernah terjadi!" Aruna menghela napas panjang, dia kembali berjalan cepat l
sam