Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan
i skincare! Tambah!" pekik Desi p
, hanya ada itu
in Ibu skincare saja kamu gak sanggup! Kamu kemurahan kasi
ang ibu tetapi sayangnya otak dan pikirannya masih waras. Walau ia tak begitu menyukai sikap san
al diri!" ucap Aruna dengan gigi yang mengger
an sudut bibir yang terangkat sebelah, ia merapatkan kedua tangannya di bawah dada dan menatap Aruna dengan tatapan ya
, ya benci saja dia! Jangan melampiaskannya sama
amu berani padaku
ak
berhasil mendara
kamu aku lahirkan!" Lagi-lagi Desi mengatakan
na seraya memegang pipinya. Ia lantas langsung berbalik dan berjalan ke
pintu. "DASAR ANAK HARAM! ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG DAN T
up telinga dan terus berjalan. Setetes air mata denga
*
ul
ang jalan sebuah rumah yang berada di dala
mah yang paling biasa-biasa saja di antara ru
baru saja keluar dari rumah yang sejak tadi diawasi. Terlihat Aruna yang keluar dar
RAM!" teriak s
alih dari Aruna pada wanita yan
DAN TIDAK BERGUNA! PERGI D
i, dilihatnya Aruna yang sedang berjalan seraya
ia?" gumam Nathan tak percaya kata-kata hinaan seperti itu b
lnya lagi, ia mengikuti Aruna yang sedang be
menghentikan laju mobilnya itu depan Aruna. Hingga Aruna y
il yang begitu asing ia lihat itu t
n memasang raut wajah yang terlihat kesal saat melihat N
, Nathan sudah lebih dulu memeluknya. "Ck! Apa yang kamu lakukan, huh? Dasar pria cabul! Mesum! Lepaskan aku!" teriak Aruna meronta s
masih menikmati pelukan hangat yang
merasa kesulitan. Pelukan Aruna terasa hangat dan membuat kesulitan yang
k Aruna berusaha men
erindukan aku, Li
yang sedang memeluknya itu terasa hilang begitu s
ah ia dengar lagi
ini? Kenapa pergi tanpa b
meluknya, ia kini mulai pasrah. Aruna membuang napasnya dengan sangat kasar kemudia
an pelukannya d
ngat menjijikkan ini?" tanya Aruna dengan bibir yang memberik
di masa lalu. Mari kita lupakan masa lalu dan
sa lalu katamu? Kamu tidak lihat bagaimana kondisi hidupku sekarang, huh?" tanya Aruna dengan gigi yang gemeretak, "Karenamu hidupku tak be
kerah baju Nathan dengan sangat kasar. P
, namun sebisa mungkin ia tah
Nathan! Ibuku marah besar karena aku tidak mau datang ke sekolah. Aku di siksa dan dimaki habis-habisan. Anak yang dia pikir bisa mengubah hidupnya dan bisa sukses malah mengubur impiannya. Dia ber
sih tidak berani menatap Aru
ja dan aku terpaksa harus bekerja padahal waktu itu usiaku masih belasan tahun. Kamu pikir aku menjadi kurus seperti ini karena diet setelah dicampakkan olehmu
n mata saat Arun
Bekerja di tempat hiburan malam bukan impianku, Nathan! Aku lelah menghibur pria hidung belang, aku lelah dikatai wanita murahan oleh ibuku s
hiks
aat tak tahan ingin menangis. Ia te
Aruna berucap, ia tidak tahu kalau permainan taruhan yang ia lakukan be
uatannya pada Aruna membuat gadis i
u." Nathan memeluk Arun
pekik Aruna mendorong tubuh Nathan hin
sam