Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan
ampang di media kare
, dia tak menanggapi ucapan Aruna dan kem
dari sini?" tanya Nathan l
s, dia menjulurkan
nya itu semakin kesal. Api kemarahan sud
us kehilangan banyak tamu yang lain. Jadi sebaiknya setelah ini Masnya boleh bayar, kemudian setelah it
gga saat mendengar
ini dengan harga yang tinggi!" ucap Nathan tidak terima berbicara
yata malah lebih memilih karyawannya dibanding dirinya
alnya. Jadi silahkan selesaikan pembayaran dan pergi dari tempat ini. Kalau tidak, terpaksa
dia kembali menatap Aruna dengan tatapan yang sangat tajam.
l. Sedangkan Gerald, dia melihat ke segala arah melihat ke arah orang-orang yang menonton sejak tadi. "Maaf mengganggu wa
isa cari club malam lain yang
ukan seperti ini, Devian!" ucap
ya lagi seraya memegang siku lengan Nathan l
dulu," ucap Devian. Asisten p
n penuh amarah. Dan Aruna, dia juga ikut melangk
ta
kini tengah berdiri di samping mobilnya tengah menunggu Devian
a di leher Nathan hingga tubuhnya merapat satu sama lain den
mempermalukan aku di depan banyak orang, sekarang aku y
a itu sontak langsung mengerutkan alis bingung, d
it juga tidak? Hmmm ... kau pasti sangat kesal, bukan? Dan itu yang aku rasakan dulu. Walau aku sudah balas mem
runa, tetapi kenapa wanita itu bisa mengenalnya bahkan tahu nama
ih menatap Nathan dengan senyuman, ia lalu mengelus pipi Nathan dengan lembut. "Ck! Kau ternya
engan sangat kasar. Bibir yang tadi tersenyum kini memudar seke
membencimu!" ucap Aruna, ia langsung berb
mu?" tany
n. "Orang yang dulu pernah kau hancurkan, kau permainkan, kau remehkan dan kau
terduduk lagi dan meneguk satu gelas minuman yang sudah ia pesan sebelumnya. "Demi apa pun, ak
gumam Aruna. Ia lalu beranjak dari duduknya, kemudian i
ambu