Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan
malam tempatnya bekerja. Namun, seseorang tiba-tiba saja memegang pergelangan
an diri tetapi tenaga orang yang me
na saat sudah terduduk di dalam mobil di
dalam mobil dan terduduk di samping Aruna saa
di merasa takut itu kini rasa takutnya menghilang, ia merapatkan kedua tangannya di bawah dada terlipat. Ia lalu melihat ke arah belakang, seorang
dikatai babu. "Namaku Devian! Aku bukan babunya tapi teman dan rekan kerjanya!
a? Sebagai
an dengan dagu yang terangkat
Itu namanya babu," jaw
t mendengar mereka berdebat. "Sudah cukup!
an tak suka. Ia begitu sangat membenci wa
mu menculikku seperti ini, huh?"
idak menculikmu!
ku sangat kuat lalu mendorongku masuk ke dalam mobil i
rsepsimu! Aku tidak peduli! Aku membawamu kemari hanya ingin bertanya. Siapa kamu sebena
kan siapa aku dan kini penasaran siapa aku sebenarny
makin geram. Gadis di sampingnya itu bukannya menjawab uca
ucap Nathan dengan nada yang tegas. "Aku sudah
ke arah Nathan, kemudian menatap Nathan dengan tatapan benci. "Kalau bukan karenamu, aku tidak mungkin terjebak dengan hidup dalam dunia malam seperti ini! Aku tid
tak. Ia lalu memegang kerah baju Natha
kuanmu padaku!" ucap Aruna lagi, ia kemudian menghe
tu mobil dengan sangat keras hingga Nathan dan juga Devi
ang ban mobil dengan sangat kasar, kemudian s
ku padanya? Memangnya aku melakukan apa? Dan apa tadi? Menghancurkan dia?" gumam Natha
api kenapa Aruna seperti
aku pernah melakukan sesuatu yang buruk pada dia? Aarrrhh .
bilnya, pikirannya terus berp
tadi hanya mendengarkan itu mulai bersuara. "Seper
menggelengkan
Dia mengatakan kalau dia adalah orang yang dulu pernah kamu hancurkan. It
hat dia ya saat di club malam itu. Aku sudah berpikir keras siapa dia s
ya. Dan aku rasa yang dia lakukan saat di club malam kemarin
idak tahu dia siapa, Dev!"
ahnya itu kalah bersaing dengan perusahaan kita. Perusahaannya bangkrut dan hidupnya hancur
saja yang tidak becus mengurus perusa
aku tidak tahu. Mungkin saja bukan, ada alasa
ernah menghancurkan hidup s
-ingat," uc
ayar pembayaran di club malam kemarin malam, dengan tidak sengaja ia mende
rmalukan, permainkan dan ditertawakan juga. Berarti ini bukan karena masalah bisnis, tetapi yang lain
Permalukan apa, huh? Bagaimana mungkin bisa aku menghancur
ulu, kita bahas di apartemen, jangan
uk dan membuat perhitungan
bolehkan untuk masuk ke tempat itu lagi," ucap Devian, "Sudah, ayo ... kita pula
ta
ela Debian
memintaku menyeti
Ayo berpindah tem
h posisi. Kini Devian sudah terduduk di kursi p
u dan juga wanita itu. Siapa tahu jika sudah mengetahui latar belakangnya, kamu bisa ingat siapa dia d
bersandar dengan kedua tangan yang merapat di bawah