Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan
Anak pembawa sial!
ri bibir wanita yang sudah melahirkan
dan melindunginya malah dengan tega men
yang tidak sengaja ke
atas meja dalam satu kali teguk. "Akkhh!" Minuman dengan kadar alkohol rendah selal
pat dimana dia berada, dia mengerjapkan mata dan membuk
yang murahan, kenapa malah aku yang disalahkan." umpat Aruna, dia menunduk memegang kepalanya.
dalah wanita cantik yang anggun dan menjadi primadona di
yang sedang datang ke desanya bernama Dirgantara. Desi termakan akan bujuk
jika nanti Desi hamil. Namun, setelah puas bermain, sebulan kemudian
lagi ternyata dia hamil. Ayahnya terkena
n bunuh diri. Setelah ketiadaan kedua orangtuanya, Desi dan sang adik kabu
a menggugurkannya namun selalu gagal hingga akhi
ang sudah meninggalnya. Saat masih bayi Aruna sempat dibuang, tapi hati kecilnya merasa tidak tega hingga ak
sang ibu di masa lalu dari
njuru club malam. Aruna duduk sendirian, dia lalu menatap lurus ke arah orang-orang yang tengah bergoyang menggerakkan tubuh meng
duk di sofa lain sesekali tersenyum melihat ke arah temannya yang sibuk dengan para wanitanya. Te
ah minum dengan para wanitanya. "Tunggu ... dia? Cih! Dia semakin gila saja
n itu kembali terlintas di pikirannya. Dia pernah menangis di depan pria i
intas di pikirannya, dia tersenyum
dia lakukan padaku dulu," gumam Aruna, dia lalu beranjak dari duduknya dan berjala
tap
y
atas meja lalu mengarah
air ke wajahnya. Ia lantas beranjak dari duduknya dan berdiri tegak di hadapan Aruna.
erti itu padamu! Dasar pria gi
l
atkan di atas pipi pria
ng semakin kesal karena Aruna menamparny
ontak langsung menghentikan apa yang mereka lakukan
n para pengunjungnya. Mereka yang sedang berjoget menikmati musik sontak langsung menghent
a yang tadi terduduk namun sibuk dengan ponselnya. Dia nampak begitu ka
apan teman dari pria yang berdiri di depannya. Suaranya melengking ting
atap Aruna dengan tatapan yang sema
u, kau malah asik bermain dengan wanita lain. Dasar pria sialan!" umpat Aruna lagi, dia kembali
uu
yang berada di tempat itu menjadikannya dan Aruna sebagai pusat perhatian
da yang sarkas. "Aku bukan wanita murahan yang bisa seenaknya kau sentuh
Nathan. "AKU SAMA SEKALI TIDAK PERNAH M
ukan hal gila padaku bak aku ini wanita muraha
gkat, menatap Nathan de
lik marah dan berteriak padaku. Sudah tau salah bukannya meminta maaf, malah bersikap seolah kalau kau tidak m
adapannya itu tiba-tiba saja marah dan menuduhnya melecehkannya padahal dia s
padamu!" tegas Nathan dengan gigi
tanya seorang
k langsung meliha
sam